Kategori
Berita Daerah Nasional

183 Orang Cata PK TNI AD TA. 2022 Ikut Seleksi Tingkat Pusat

Spiritnesia.Com, Kupang – Penerangan161 Ajenrem 161/Wira Sakti resmi umumkan hasil seleksi tingkat Daerah Cata PK TNI-AD Gel. I TA. 2022 Sumber Reguler Panda NTT Korem 161/Wira Sakti sebanyak 183 orang Calon Tamtama Prajurit Karier (Cata PK) TNI AD yang selanjutnya akan mengikuti seleksi lanjutan tingkat pusat atau Sub Panpus. Penerimaan prajurit TNI AD ini bertujuan untuk meningkatkan kekuatan militer khususnya TNI-AD, Selasa (12/04/2022).

Dalam penerimaan Calon Tamtama PK Gel. I TA. 2022 ini, pada seleksi Sub Panitia Daerah (Sub Panda) NTT dikuti sejumlah 357 orang yang terdiri dari ; 17 orang dari Kodim 1601/Sumba Timur, 29 orang dari Kodim 1602/Ende, 18 orang dari Kodim 1603/Sikka, 50 orang dari Kodim 1604/Kupang, 21orang dari Kodim 1605/Belu, 38 orang dari Kodim 1612/Manggarai, 14 orang dari Kodim 1613/SB, 23 orang dari Kodim 1618/TTU, 46 orang dari Kodim 1621/TTS, 23 orang dari Kodim 1622/Alor, 17 orang dari Kodim 1624/Flotim, 30 orang dari Kodim 1625/Ngada, 23 orang dari Kodim 1627/RN dan 8 orang dari Kodim 1629/SBD dengan hasil yang lulus seleksi sampai tingkat Parade pada hari ini berjumlah 183 orang.

Hasil seleksi Calon Tamtama PK Gel. I TNI AD TA. 2022 ditingkat Sub Panitia Daerah (Panda) ini merupakan salah satu proses dalam memilih calon Tamtama yang telah memenuhi syarat berdasarkan hasil seleksi dan pemeriksaan awal sejak tanggal 22 Maret 2022 yang meliputi aspek Administrasi, Kesehatan tahap I, Jasmani terbatas terdiri dari tinggi dan berat badan, pengamatan anatomi tubuh, sikap gerak dan penampilan, serta Garjas A lari 12 menit, B1 (Pull Up) dan ketangkasan renang 50 meter, Rontgen serta Psikologi.

Roby Roberto magang (20) mengungkapkan saat di temuin oleh anggota Staf Penerangan Korem 161/WS, “Saya perwakilan dari Kodim 1622/Alor, kami berangkat dari 140 orang untuk mengikuti seleksi di tingkat Daerah dalam hal ini di Kupang. Setelah tahap seleksi tersisa 14 orang dari Kodim Alor. Puji Tuhan saya masuk tahap Sub Panpus ini. Saya berharap bisa lulus sampai ke pendidikan Cata PK Gelombang I. Selama mengikuti seleksi Cata PK TNI AD ini saya tidak dipunggut biaya sepeser pun,” ungkapnya.

“Saya ingin mengabdikan diri saya untuk Negara dan Bangsa dan juga ingin membanggakan orang tua”, pungkasnya.

Pgs. Kepala Penerangan Korem 161 /WS Mayor Inf Dafrian, S.S., mengatakan, “para peserta Sidang Parade yang diajukan merupakan calon-calon terbaik karena mereka telah mampu melewati seluruh tahapan pemeriksaan dan pengujian yang sangat ketat dan teliti yang meliputi aspek Administrasi, Kesehatan Jasmani dan psikologi yang dilaksanakan secara Objektif dan Transparan sesuai ketentuan yang berlaku”.

“Proses seleksi kita laksanakan secara transparan dan obyektif, hanya calon prajurit yang berkualitas yang memenuhi persyaratan dan yang terbaiklah yang nantinya akan dididik menjadi prajurit TN AD”, terangnya.

Selanjutnya calon Cata PK yang dinyatakan lulus di Sub Panda Korem 161/WS akan melanjutkan seleksi di tingkat Panitia Pusat, Sub Panpus Korem 161/WS.
(Penrem/Sn)

Kategori
Berita Daerah

Dinilai Janggal dan Sarat Kepentingan, GMNI NTT Soroti Hasil Seleksi PTT Kabupaten TTU

Spiritnesia.Com, Kupang – Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Provinsi Nusa Tenggara Timur menyoroti hasil seleksi pegawai tidak tetap (PTT) di lingkungan pemerintah daerah kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) yang dinilai sangat janggal dan sarat kepentingan karena tidak sesuai dengan Peraturan Bupati nomor 71 tahun 2021.

Wakil ketua DPD GMNI NTT, Antonio P. Laka melalui rilisnya yang diterima media ini, Kamis(7/4/2022), menilai pengumuman hasil seleksi PTT yang baru saja diumumkan banyak kontroversi.

Misalnya saja di awal seleksi PTT, pernyataan pemerintah daerah yang mengatakan bahwa seleksi PTT akan dilakukan secara transparan dan profesional. Namun ternyata itu semua hanya pemanis bibir belaka, karena dalam pelaksanaannya jauh panggang dari api.

“Awalnya pemerintah sampaikan ke publik bahwa seleksi PTT akan dilakukan dengan transparan dan menempatkan orang sesuai dengan basic ilmunya. Namun nyatanya yang terjadi justru sebaliknya. Seorang S1 PGSD dan S1 Pendidikan Bahasa Inggris bisa lolos menjadi penyuluh keluarga berencana sedangkan S1 Kesehatan Masyarakat justru tidak lolos. Ini sangat tidak masuk akal.”ujar Antonio.

Selain itu, indikator yang digunakan dalam menentukan calon peserta PTT yang lolos seleksi cenderung tidak akuntabel.

“Satu yang aneh lagi, masa ada calon PTT yang nilainya 0 pada seleksi administrasi tapi masih bisa mengikuti seleksi akademik dan wawancara. Ini prosedurnya seperti apa? Saya minta tim seleksi harus jelaskan ini secara terbuka kepada publik sehingga menjadi jelas persoalan ini.”tegas Laka.

Akibatnya proses seleksi PTT yang tidak transparan berdampak merugikan banyak pihak terutama para guru yang sudah lama mengabdi di sekolah.

“Khususnya untuk guru, data mereka yang tercatat di Data Pokok Pendidik (Dapodik) dan sementara mengikuti seleksi Pendidikan Profesi Guru (PPG) bisa saja digugurkan dari proses tersebut karena jika tidak lolos seleksi PTT maka secara otomatis akan dikeluarkan dari Dapodik (tidak memiliki jam mengajar di sekolah). Ini sangat merugikan.”jelasnya

Selain itu, Lanjutnya, sebagian Guru PTT yang bersertifikasi tetapi tidak lolos seleksi PTT berdampak pada tunjangan yang mereka terima karena tidak memenuhi jumlah jam mengajar.

Oleh karena itu kami mendesak pemerintah daerah kabupaten TTU untuk membatalkan hasil seleksi PTT ini karena tidak sesuai dengan peraturan Bupati nomor 71 tahun 2021 dan tidak dilakukan secara transparan dan profesional dan diduga sarat kepentingan nepotisme. (Jhovan/SN)