Kategori
Berita Daerah Ekonomi Nasional

Dukung Pemerintah Raja Larantuka dan Uskup, Himbau Seluruh Masyarakat ikut Vaksinasi

Spiritnesia.Com, LARANTUKA – Mendukung Pemerintah dalam Melaksanakan Vaksinasinasi, Raja Larantuka Don A. Martinus, Uskup Larantuka Mgr. Fransiskus Kopong Kung, Pdt. Melky Balla, S.Th. Ketua Majelis Ebenazher Larantuka, Menghimbau seluruh Ribu Ratu Masyarakat Adat Lama Holot, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, untuk mengikuti vaksin Covid-19, baik yang di adakan dari Polres maupun Polsek serta di Puskesmas-puskesmas.

Hal ini disampaikan melalui Reales Pers Raja Larantuka Don A. Martinus, yang diterima media ini Kamis, 26/06/2022.

“Khususnya masyarakat dalam wilayah Gereja Larantuka, supaya menghadapi masa pandemi, kami sebagai masyarakat biasa harus menjaga kestabilan tubuh masing-masing “

Masyarakat harus ikut proses Vaksinasi baik yang di adakan dari Polres maupun Polsek dan Puskesmas-puskesmas, agar kedepan dalam menghadapi pandemi ini Imun tubuh kita bisa baik dan kuat untuk menghadapi masa pandemi ini, ujarnya.

Lebih lanjut Raja Larantuka Menjelaskan Bahwa Vaksin adalah sala satu cara terbaik yang di lakukan oleh pemerintah untuk Kesehatan

“Vaksin adalah sala satu cara terbaik yang di lakukan oleh pemerintah untuk Kesehatan, kita semua melaksanakan itu dengan tidak memikirkan masukan-masukan darimanapun yang mengajak kita semua untuk tidak melakukan vaksin.”

Ia juga Menegaskan bahwa masyarakat dalam wilayah gereja Larantuka baik Flores Timur sendiri maupun Lembata harus melakukan vaksinasi, tegasnya.

“Masyarakat dalam wilayah Gereja Larantuka Baik Flores Timur sendiri maupun Lembata harus vaksin, dengan rendah hati mari kita jaga diri kita dengan melaksanakan vaksin,” tegasnya.

Berikut Pesan Uskup Larantuka Mgr. Fransiskus Kopong Kung, Pdt. Melky Balla, S.Th. Ketua Majelis Ebenazher Larantuka

1. Walaupun kita melihat bahwa ada perkembangan tentang penderita covid-19 di wilayah kita sudah berada pada titik Nol, kita juga tahu di seluruh wilayah kita dalam skala persentase dari penerimaan vaksin di Kabupaten Flores Timur, menjadi salah satu yang terendah. Untuk itu saya mendorong untuk kita usaha bersama dan mengajak seluruh masyarakat untuk kita bangkitkan kesadaran karena vaksinasi ini penting, dan demi kepentingan kita bersama baik secara pribadi, keluarga dan seluruh anggota masyarakat, maka ini menjadi tanggung jawab kita bersama dengan melaksanakan vaksin 1, 2 dan 3, karena vaksin ini bermanfaat dan berguna bagi diri kita,  keluarga kita dan masyarakat banyak”.

2. Saya Menghimbau supaya kita terima vaksinasi, karena penting untuk kita, maka saya juga telah memberikan surat sebagai seorang Uskup. Surat resmi kali ini karena saya merasa bahwa untuk bekerjasama, maka saya memberi dorongan supaya masyarakat melihat ini sebagai tanggung jawab kita bersama, dan  mari kita menghilangkan penyakit Covid-19 wilayah kita, agar kita bergerak lebih leluasa, lebih leluasa dalam menjalankan kebaktian, ibadah dan juga dengan kita mengatasi ini bersama agar di bidang kehidupan ekonomi juga akan hidup kembali akan bangkit kembali lebih leluasa menjalankan tugas dan pekerjaan kita masing-masing.

3. Sudah 3 tahun tradisi khusus di Semana Santa tidak kita jalankan dan menutup tradisi yang sangat penting, karena demi kepentingan kesehatan, dan jauh lebih penting devosi dan tradisi apapun kita melihat bahwa justru iman kita penghayatan iman kita itu sangat berkaitan dengan keselamatan manusia, nilai keselamatan itu kita utamakan, maka ibadah pun Kita sesuaikan. Sudah 3 tahun kita tidak jalankan devosi Semana Santa, Tahun depan sudah bisa menjalankan maka harapan saya dan ini sangat tergantung pada partisipasi umat, saat ini partisipasi kita tetap rendah dengan sendirinya masih menutup dan tidak mencapai target yang diharapkan oleh kita, untuk itu penting kesungguhan kita bersama seluruh masyarakat semua umat  serta saya juga berterima kasih kepada TNI Polri yang selama ini memiliki perhatian sungguh-sungguh dan atas  partisipasi TNI-POLRI selama ini telah berjalan dengan baik, saya sangat berterima kasih dan saya tetap mengharapkan ini tetap berjalan terus, dan saya juga meminta Dinas Kesehatan dan Puskesmas sampai di desa-desa kepada Kepala Desa, para Lurah, RT, RW agar supaya  mendorong dan saling  bekerjasama, dan berkoordinasi yang baik agar pelaksanaan vaksinasi boleh berjalan dengan baik sampai kepada anggota, pribadi masing-masing, setiap keluarga di seluruh Flores Timur dan Lembata ini harapan saya.

Pada kesempatan yang sama Pdt. Melky Balla, S.Th. juga berharap dan meminta pastor untuk menghimbau umat-nya untuk kerja sama dengan semua pihak untuk bekerja sama mengatasi Covid-19 dengan mengikuti Vaksinasi.

“Saya mengharap dan meminta para pastor menghimbau umat-nya juga bekerjasama dengan semua pihak karna ini tanggung  jawab kita bersama untuk mengatasi Covid-19 dengan mengikuti kegiatan vaksinasi.”

Mari kita tuntaskan dari vaksin pertama, kedua dan ketiga ini harapan saya mudah-mudahan saudara-saudari, ibu, bapak para pastor, pemuka-pemuka agama semua pihak baik TNI dan Polri.

Melihat bahwa ini adalah tugas dan tanggung jawab kita bersama yang harus kita sukseskan biar saja Tuhan memberkati segala usaha dan pekerjaan kita kita boleh mengalami suasana baru di dalam hidup kita Sekian dan terima kasih atas perhatiannya.” (Bai/SN)

Kategori
Berita Daerah

Dominikus M. Bele : Otonomi Daerah Hanya Berorientasi Melahirkan Raja Kecil di Wilayah Belu

Spiritnesia.Com, BElU – Belakangan ini mulai terdengar Nada Sumbang yang diekspresikan Rakyat Daerah Otonom sembari mengkritisi Otonomi Daerah hanya berorientasi melahirkan berbagai raja kecil di Wilayah Kabupaten Belu.

Demikian pernyataan kritis
Pengamat demokrasi, Dominikus M. Bele, S. IP., M. Sos dalam rilis tertulis yang diterima Media ini pada Selasa (19/04/2022).

“Tak dapat dihindari pada beberapa Daerah tertentu, besarnya naluri untuk menjadi Raja kecil berdampak adanya konflik Horizontal, baik dalam proses demokrasi maupun berbagai upaya untuk melahirkan perubahan-perubahan yang bermartabat di era new normal saat ini,” tulisnya.

Oleh karena itu lanjutnya, sudah saatnya perlu digagas kembali tentang demokratisasi dari bentuk mekanisme musyawarah dan mufakat untuk mengembalikan dan memulihkan kembali implementasi otonomi daerah yang sesungguhnya yang telah diatur secara konstitusional hingga pada kebijakan-kebijakan Pro rakyat menjadikan fondasi yang kokoh agar tampang otonomi daerah Kabupaten Belu sebagai salah satu Kabupaten di Pulau Timor yang merupakan teras terdepan, ini nampak adanya kemajuan dari berbagai aspek pembangunan, pemberdayaan maupun kesejahteraan sosial bagi daerah dan masyakarat secara umum.

“Sebagaimana dalam refleksinya pada falsafah hidup bangsa Indonesia yang diabstraksikan founding fathers, yang terangkum dalam rumusan sila ke-4 (Pancasila) yang berbunyi; Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Sehingga rumusan norma tersebut mengetengahkan otonomi daerah secara demokratis,” jelasnya.

Oleh karena itu, sambungnya, perlu dilakukan demokrasi sebagai suatu bentuk pemerintahan yang paling menarik, penuh dengan keanekaragaman dan kekacauan, yang memberikan kesamaan derajat pada setiap individu yang berbeda (Plato,2005). Sehingga demokrasi menggaungkan kedudukan yang egaliter dalam rangka merepresentasikan daerah otonom sebagai entitas negara kesatuan  terutama Kabupaten Belu sebagai garda perbatasan RI-RDTL.

Selain itu demokrasi menjadi wujud keterpaduan dan adanya sinergitas yang khas sesuai falsafah bahwa Belu yang diartikan secara harafiah Belu adalah teman/kawan. Refleksi akan hal ini maka integritas dan etika profesionalisme para pemimpin daerah otonom dan aparatur penyelenggaraan pemerintahan, harus mengedepankan etos kerja dan gotong royong secara terpadu dan terintegrasi, harmonisasi hubungan kerja dan menjaga keseimbangan antar elemen-elemen hingga stakeholder, imbuhnya.

Menurut Dominikus, cara utama yang paling efektif untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat ialah melalui penyelenggaraan otonomi daerah yang bersih dan demokratis serta pemerataan pembangunan yang berkeadilan.

Menyimak pada hal tersebut maka tampang implementasi melalui teras otonomi daerah yang jelas, terarah dan terukur adalah dengan meningkatkan kesadaran kolektif dan menjunjung aspek kelembagaan, bukan atas kehendak seseorang atau kelompok tertentu.

“Artinya mewujudkan kesejahteraan rakyat diselenggarakan secara akuntabel, transparan, berkepastian hukum, dan partisipatif, akan dapat meredamkan  terusiknya kekuasaan karena resistensi (gerakan) daerah,” tegasnya.

Karena perlu diingat bahwa kesan ketidakadilan akan melahirkan/timbul resistensi hingga dampak pada kesenjangan sosial dan ketidaksetaraan, sehingga perlu pertajam dan menggagas serta mengembalikan demokrasi yang menjadi potensi utama pendukung/kekuatan bersama sebagai upaya peningkatan pelayanan publik di daerah yang menjadi fokus penerapan otonomi daerah elegan, bermartabat dan berwibawa serta bertanggungjawab di kabupaten Belu sebagai garda perbatasan RI-RDTL, tandas pengamat demokrasi tersebut.

Dengan demikian dapat menampilkan tampang teras rumah otonomi daerah tampang terpesona, indah dipandang, teduh dalam pijakan, nikmat dalam ekspresi karena nampak terdahulu dari semuanya ada pada teras otonomi daerah, yang seyogyanya menampilkan penyelenggaraan otonomi daerah bermuara pada peri berkeadilan dan peri kemanusiaan  yang adil guna mewujudkan kesejahteraan sosial.

Akhir kata, perlu diingat secara bersama-sama dan seksama serta bijaksana bahwa otonomi daerah adalah bagian dari semangat berdemokrasi.

(Penulis : Dominikus M. Bele/SN)