Oleh: Arnoldus Yansen Edison
Spiritnesia.Com, Kota Kupang – Pada saat ini,Teknologi bermanfaat untuk membantu memudahkan manusia untuk mengakses kebutuhan informasi. Seiring perkembangan zaman, perkembangan teknologi sangat pesat untuk mengakses berbagai hal terutama dari dunia internet. Akan tetapi, kemajuan teknologi memberi dampak negatif juga pada generasi milenial. Dalam konteks ini, berbagai hal dapat diakses oleh internet termasuk game online.
Melihat dari perkembangan teknologi yang canggih akan berbagai akses, game online masuk dalam kriteria yang digemari banyak generasi milenial zaman sekarang.
Akhir-akhir ini, kalau dilihat dari pengamatan kita sebagai makhluk sosial khususnya dalam kehidupan masyarakat di NTT, menyaksikan waktu produktif yang seharusnya digunakan untuk belajar, bekerja, dan beribadah pun dihabiskan dengan bermain game online. Ini disebapkan oleh kecanduan bermain game online.
Kecanduan akan game online ini dari peserta didik, menyebapkan prestasi belajar dari anak ini menurun. Dari sisi lain, kecanduan ini juga membuat seseorang akan lupa waktu bergabung dengan keluarganya. Dalam kaitanya, kita sebut game online ini dengan suatu Fenomena. Dalam konsep ini, fenomena akan game online ini hampir mencakup semua kalangan, mulai dari anak-anak, remaja, dan dewasa. Padahal, kehadiran game online ini membuat seseorang lupa waktu akan tugasnya dan initinya juga seseorang kecanduan (Lee 1 chen Y dan Holim L,2007)
Dalam konteksnya, kita memilah dari pandangan diatas yaitu: anak-anak lupa akan statusnya sebagai siswa sedangakan remaja pula lupa akan akan statusnya sebagai Mahasiswa. Dari data kota kupang, menyatakan bahwa beberapa anak di Kota Kupang mengalami gangguan jiwa akibat kecanduan game online (Healthcare,dr. DAP. Shinta widari, spkj, 2019).
Dalam game online tersebut seseorang bisa berkomunikasi dengan teman timnya atau dengan orang lain. Menyebapkan anak-anak atau remaja lupa jam tidur karena saking serunya maen game tersebut. Ketika kecanduaan game, otak anak akan selalu berpikir tentang game. Secara fisik anak berada di sekolah tetapi pikirannya ada di game yang dimainkan(Medika star oleh dr.shinta.,2020).
Sementara menurut januar dan Turmudzi (2006:52) game online ialah sebagai game dikomputer dan Hp yang dapat dimainkan oleh multi pemain melalui internet. Global Digital overview (2020) juga merilis jumlah gemer (pemain game) di dunia mencapai 3,5 miliar orang.
Bahaya Game Online
Game online ini dapat menyebapkan pola pikir kita lambat dalam merespon berbagai hal, belum lagi merusak otak dan bahkan menyebapkan penyakit Alzheimer pada otak. Bukan hanya otak yang rusak, tetapi mata dan syaraf kita yang sering melihat ke layar Hp atau laptop karena radiasi dari Hp tersebut membuat mata kita merasa lelah dan bisa menurunkan kebugaran tubuh. Hal lainnya juga bisa menggagu pendengaran kita. Hal ini disebapkan ketika sering memakai Headset maka pendengaran juga bisa terganggu karena efek suara dari headset ini memancarkan efek suara yang keras dan deras.
Faktor lainnya juga yang menyebapkan anak bermain game online yang ditinjau dari berbagai aspek yaitu:
1. Komunikasi yang kurang maksimal dari anak ini dengan keluarganya khusunya ke dua orang tuanya.
2. Memanjakan anak memegang hp dari usia 5-6 tahun.
3. Merasa jenuh dengan keadaanya dan faktor kesehariannya.
Oleh karena itu, pertanyaannya disini adalah: Mengapa game online disukai para anak-anak dan remaja?Jadi, sebagian besar diantaranya adalah sebagai suatu hiburan bagi mereka setelah seharian berpaku pada buku pelajaran.
Sementara menurut para ahli Atau Teori :
1. Menurut Bobby Bodenheimer(1999) Game online adalah: Program permainan yang terhubung lewat jaringan yang bisa dimainkan kapanpun, di manapun dan bisa dimainkan bersama kelompok.
2. Menurut Andrew Rollings dan Ernest Adams(2006) Game online adalah: sebuah teknologi dibandingkan sebagai suatu genre atau jenis permainan, suatu mekanisme untuk menghubungkan pemain bersama dibandingkan pola-pola tertentu dalam suatu permainan.
Pinar kirci dalam penelitiannya yang berjudul: “Effects of computer and internet utilization over young people in word and Turky: considered with education and healt applications”, menyampaikan bahwa remaja merupakan: Penggunaan internet yang paling besar karena mereka lebih mudah dan tertarik terhadap kemajuan teknologi yang ada.
Professor dari Tokyo’s Nihon university, Akio Mori (2008), juga memaparkan hasil penelitiannya tentang dampak game online. Dari Penelitiannya terdapat 2 poin penting.
1. Penurunan aktivitas gelombang otak depan yang memiliki peranan yang penting dengan pengendalian emosi dan agresivitas sehingga mereka cepat mengalamai Perubahan mood, seperti mudah marah, tidak konsentrasi, dan sebagainya
2. Penurunan aktivitas gelombang beta merupakan efek jangka panjang yang tetap berlangsung meskipun gemar tidak Sedang bermain game.
Batasi waktu bermain, dan bagaimana cara agar anak tidak kecanduan bermain game online ketika pandemi seperti ini? Peran orang tua di sini sangat penting. Maka pengawasan dari orang tua harus maksimal. Jangan karena kelelaian dari orang tua membuat anak-anak lambat berkembang pola pikirnya. Apalagi game online memiliki pengaruh cukup besar bagi perkembangan anak.
Maka Orang Tua di disini seharusnya membatasi waktu anak bermain game, dan coba lakukan cara lain untuk menghibur anak dengan melakukan hal yang membuat mereka tidak jenuh dan melatih mereka untuk berkarya dan melatih anak untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar, Masyarakat, dan semoga dengan adanya kepedulian dari orang tua, bisa dapat mengurangi Jumlah kecanduaan anak dan di kalangan remaja khususnya di provinsi NTT. (**)