Spiritnesia.Com, BELU – Almarhum Petrus Naet (31) diserahkan oleh keluarga kepada Organisasi Tunggal Hati Seminari-Tunggal Hati Maria (THS-THM) Ranting Halilulik, Wilayah Belu Utara-Distrik Keuskupan Atambua untuk dikebumikan secara organisasi melalui upacara pemakaman yang digelar di Dusun Halilulik A, Desa Naitimu, Kecamatan Tasifeto Barat, Kabupaten Belu.
Sesuai informasi yang diperoleh, almarhum dikabarkan menghembuskan nafas terakhirnya pada Rabu (20/04/22) akibat kecelakaan laka lantas yang terjadi di wilayah pemerintah Desa Rinbesihat, Kecamatan Tasifeto Barat (TasBar), Kabupaten Belu-Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Sesuai pantauan media, prosesi upacara tersebut diawali dengan penyerahan jenazah almarhum secara simbolis oleh keluarga kepada organisasi THS-THM dihadapan hadirin/hadiran yang turut berpartisipasi dalam sidang perkabungan hari ini di rumah duka.
Selanjutnya, dilakukan upacara pemakaman secara organisasi yang dipimpin langsung oleh salah satu dewan penasehat THS-THM Distrik Keuskupan Atambua, Januario P. V Moreira.
Disela-sela upacara tersebut, salah satu anggota THS-THM Ranting Halilulik mewakili seluruh peserta upacara membacakan riwayat keorganisasian almarhum serta syair perpisahan.
Usai upacara pemakaman, seluruh anggota THS-THM dan sahabat kenalan mengusung jenazah almarhum menuju Gereja Katholik Halilulik untuk didoakan bersama.
Demikian informasi dihimpun oleh media pada hari ini, Jumat (22/04/22) siang.
Dewan Penasehat THS-THM Distrik, Januario P. V Moreira melalui amanatnya menyampaikan bahwa, mewakili civitas organisasi THS-THM se-keuskupan Atambua menyampaikan limpah terima kasih kepada pihak keluarga yang sudah memberikan ruang, waktu dan kepercayaan kepada organisasi untuk berkipra di tempat ini, di bawah tenda dukacita ini guna melangsungkan upacara pemakaman bagi Alm. Petrus Naet yang saat ini berbaring kaku diantara kita semua.
Dalam kesempatan tersebut, Januario mengatakan bahwa, sebagai manusia yang beriman, kita semua (hadirin, red) tidak tahu kapan ajal menjemput kita.
“Kapan kita mau mati, kita tidak tahu. Dengan cara apa, kita semua pun tidak tahu. Sebab itu adalah rencana dan rancangan Sang Pencipta,” katanya.
Menurut Januario, kematian almarhum ini terjadi secara tiba-tiba, apa yang dialami oleh almarhum sudah berakhir dijemput ajal. Almarhum diakhir waktunya, mengakhiri kebersamaannya dengan teman-teman dalam setiap waktu, terutama beberapa hari belakangan ini almarhum melaksanakan Novena Kerahiman Ilahi bersama semua anggota THS-THM Halilulik sejak Jumat (16/04/22) yang lalu hingga hari kemarin saat ajal menjemputnya melalui kejadian naas tersebut.
Dan sejauh ini organisasi THS-THM sudah melakukan Devosi Kerahiman Ilahi kurang lebih puluhan tahun belakangan ini,” tambahnya.
“30 menit sebelum mengalami kecelakaan maut, Almarhum bersama-sama bersama seluruh Anggota THS-THM mengadakan rapat persiapan penutupan kerahiman yang telah disepakati bersama Rm. Febronius Fenat, Pr selaku moderator Ranting Halilulik. Kontribusi terakhir dari almarhum bagi organisasi tercintanya adalah memberi sejumlah uang untuk mencetak gambar St. Agustinus yang akan disumbangkan ke Kapela St. Agustinus Buburlaran sebagai tempat pelaksanaan kegiatan penutupan Devosi Kerahiman Ilahi pada yang akan digelar Minggu (24/04/22) mendatang,” Januario kembali menorehkan kisah hidup almarhum.
Lanjutnya, seolah-olah almarhum melakukan segala sesuatu yang berlandaskan kebaikan itu tidak ada hambatan, dan rintangan yang menghalau. Akan tetapi, ternyata dibalik buah tangan dan niat baiknya terselubung pula salam perpisahan yang tak diketahui oleh siapapun, dia pamit untuk pergi dan tak kunjung pulang.
“Saya yakin jiwa almarhum akan diperkenankan untuk bersukacita dalam surga abadi. Oleh karena itu, kita harus beranikan diri untuk mati demi kristus,” imbuh Janu Moreira.
Diakhir kata, Januario memohon maaf kepada sanak saudara, sekaligus mengajak semua anggota THS-THM dan keluarga yang berkabung untuk mendoakan kepergian almarhum agar diperkenankan untuk menikmati sukacita kekal.
Diakhir kata, Januario mewakili segenap anggota THS-THM menyampaikan permohonan maaf kepada keluarga serta hadirin/hadiran yang berkesempatan ikut menyaksikan prosesi upacara tersebut.
“Sebagai manusia lemah dalam melangsungkan hidup setiap hari, pasti ada kesalahan. Ada banyak hal yang sudah kita buat, dan ada pula banyak hal yang tidak kita buat yang menyakiti hati sesama,”tutupnya.
Kesempatan lain, Koordinator THS-THM Ranting Halilulik, Ronal Abi ketika ditemui media ini mengungkapkan bahwa, pihaknya (THS-THM Halilulik, red) mengalami duka yang mendalam ketika mendengar bahwa saudara Piter meninggal akibat kecelakaan.
“Kami merasa kehilangan sosok seorang ayah yang selama ini sudah berbagi rasa bersama kami di Halilulik. Beliau (Kakak Piter) sudah berbuat banyak untuk kami semua. Kami belum bisa balas jasa,” ungkapnya.
Menurut Ronal, kepergian almarhum Piter meninggalkan perih di hati. Sebagai manusia lemah, dan sebagai saudara se-organisasi, pihaknya belum bisa menerima peristiwa ini. Namun semuanya sudah tertulis bahwa kematian itu merupakan sarana menuju hidup yang baru. Manusia boleh merencanakan namun Tuhan berkehendak lain.
Semoga beliau senantiasa menjadi pendoa setia, bagi keluarga besar yang ditinggalkan dan juga bagi organisasi. Dan teruntuk dia yang sudah berada di alam baru, selamat jalan saudaraku, katanya.
Turut hadir dalam upacara tersebut; jajaran penasehat dan pengurus distrik keuskupan Atambua, Pengurus Wilayah Belu Utara serta utusan anggota THS-THM dari beberapa ranting yang berada di wilayah Dekenat Belu Utara dan Nurobo. Jumlah anggota yang hadir mencapai ratusan orang. (Deus/SN)