Spiritnesia.com, Flores Timur – Organisasi Mahasiswa Katolik Aktivitas Pendalaman Iman (API) Reinha Rosari Kediosesan Larantuka-Kupang bersama masyarakat di Solor Timur, Desa Watanhurah II, Stasi Fransiskus Asisi Apelame, Paroki Kelike melaksanakan ceremonial pembukaan Kegiatan Kemah Kerja Kitab Suci Lewotanah (K3SL). Kegiatan K3SL ini merupakan jenjang pembinaan formal organisatoris yang terakhir dalam API Reinha Rosari setelah, MAPPARS, LKTD, dan LKTM. K3SL juga merupakan sebutan lain dari LKTA.
Ketua Umum API Reinha Rosari, Marianus Yohanes Purab dalam pidatonya menyampaikan bahwa kedatangan API Reinha Rosari bukan hanya menghadirkan pemateri dan memberikan materi tetapi juga datang untuk bertukar pikiran dengan pemuda dan masyarakat desa terkait isu atau masalah yang belum teratasi untuk dipikirkan jalan keluarnya bersama.
Lebih lanjut Marianus menyatakan bahwa tujuan dari K3SL itu adalah pengabdian dan menjadi pembuka jalan bagi masyarakat untuk mewujudkan apa yang diinginkan dari masyarakat tidak hanya ke gereja tetapi juga dalam pemerintahan.
Sedangkan dalam sambutan mewakili Alumni API Reinha Rosari, Avi Hadjon meminta masyarakat desa berlaku apa adanya, sebab mereka datang melayani bukan untuk dilayani, hal ini disampaikan berdasarkan tema K3SL yang dipilih yaitu “Sebab Siapakah yang lebih besar, yang duduk makan, atau yang yang melayani? bukankah dia yang duduk makan? tetapi aku ada di tengah -tengah kamu sebagai pelayan,” (Luk.22:27).
“Bapa, mama jangan mengistimewakan mereka, mereka kesini untuk melayani dan membantu bapa mama menjawabi kebutuhan yang ada di desa ini, karena K3SL itu misi melayani, mengabdikan diri”. Jelas Avi Hadjon.
Ketua Dewan Stasi yang sekaligus menjabat sebagai BPD, Gregorius Goran Lein dalam sambutan mewakili pemerintah desa menyampaikan perasaan suka citanya atas kedatangan anggota Api Reinha Rosari yang telah memilih Desa Watanhurah II sebagai lokasi pengabdian kepada masayarakat.
“Di sini belum pernah ada organisai mahasiswa yang buat kegiatan seperti ini di sini, jadi kami merasa senang anak-anak API Reinha Rosari memilih desa kami sebagai tempat pengabdiannya, apalagi membawa pemateri dari berbagai bidang, kami rasa ini merupakan kesempatan yang berharga bisa mendapat ini” Terang Ketua Dewan.
Romo Mans Beda selaku pastor paroki kelike tidak hanya berpesan kepada anggota Api Reinha untuk menjadi terang dan garam di tengah-tengah masyarakat tapi juga menyarankan kepada mahasiswa di desa Watanhurah II ini untuk bergabung dengan API Reinha Rosari untuk sama-sama melakukan pengabdian kepada Lewotanah.
Ceremonial ini ditutup dengan malam fraternitas bersama masyarakat desa Watanhurah II yakni makan bersama dan perkenalan. (Mel/SN)