Spiritnesia.Com, Kupang – Wali Kota Kupang, Dr. Jefirstson R. Riwu Kore,MM,MH, secara resmi menetapkan ruas jalan di kawasan Kelurahan Tuak Daun Merah hingga kelurahan Oebufu Kota Kupang sebagai jalan Frans Lebu Raya. Sebelumnya ruas jalan sepanjang kurang lebih 2,5 km itu bernama Jl. Perintis Kemerdekaan. Keputusan ini tertuang dalam Surat Keputusan Wali Kota Kupang No 69/KEP/HK/2002. Pada kesempatan yang sama Wali Kota Kupang juga merevisi nama jalan M. Pradja di Kelurahan Namosain menjadi Jalan M.M. Pa Radja, sesuai permintaan keluarga.
Turut hadir mendampingi Wali Kota dalam acara peresmian tersebut Ketua DPRD Kota Kupang, Yeskiel Loudoe, S.Sos, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Kota Kupang, Anggota DPD RI sekaligus Ketua TP PKK Kota Kupang, Ny. Hilda Riwu Kore Manafe, Sekretaris Daerah Kota Kupang, Fahrensy P. Funay, SE,M.Si, Ibu Lusia Adinda Lebu Raya, perwakilan Keluarga Besar Alm. Marthijn Marseha Pa Radja, Mantan Wakil Gubernur NTT periode 2013-2018, Drs. Benny Litelnoni, SH, M.SI, para sesepuh perwakilan dari lima watan lamaholot; Watan Flores, Watan Adonara, Watan Solor, Watan Lembata dan Watan Alor Pantar, serta para pimpinan perangkat daerah, para camat dan lurah setempat.
Dalam sambutannya, Wali Kota menyampaikan penetapan nama jalan Frans Lebu Raya datang dari niat hati yang tulus untuk memberi penghormatan kepada almarhum yang telah menjadi salah satu kebanggaan NTT, karena dedikasi dan jasanya yang luar biasa.
”Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya. Kiprah para tokoh ini dalam perjalanannya telah memberikan sumbangsih penting dan sangat berharga bagi daerah dan bangsa ini. Karena itu tidaklah berlebihan apabila Pemerintah Kota Kupang mengabadikan nama tokoh Alm. Drs. Frans Lebu Raya dan Alm. Marthijn Marscha Pa Radja pada jalan-jalan utama di kota ini,” ungkapnya.
Ditambahkannya Alm. Frans Lebu Raya sepanjang hidupnya telah menorehkan prestasi yang terbilang gemilang untuk daerah ini. Sejak menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD NTT pada tahun 1999, kemudian sebagai Wakil Gubernur NTT periode 2003-2008, lalu sebagai Gubernur NTT dua periode sejak 2008-2018, berbagai karya besar telah dihasilkannya. Salah satu gebrakan pro rakyatnya yang terkenal adalah program Desa Mandiri Anggaran Untuk Rakyat Menuju Sejahtera (Anggur Merah).
Sementara Alm. Marthijn Marseha Pa Radja dikenal sebagai ”Pahlawan Kapal Tujuh”. Pada tanggal 10 Februari 1933, putra asli Sabu Raijua itu telah memimpin penyerangan atas kapal perang Belanda, Zeven Provincion di Selat Sunda, yang dikenal dengan De Zeven Provincion Affair (pemberontakan kapal tujuh). Dalam peperangan tersebut M.M Pa Radja bersama 20 rekan seperjuangannya dinyatakan gugur dan kemudian dimakamkan di taman makam pahlawan Kalibata-Jakarta .
”Pemberian nama jalan Drs. Frans Lebu Raya dan revisi nama jalan M.M. Pa Radja pada ruas jalan utama di Kota Kupang adalah merupakan wujud penghargaan yang diberikan oleh Pemerintah Kota Kupang kepada para tokoh ini atas jasa, pengorbanan dan pengabdian tanpa pamrih bagi bangsa dan daerah ini,” pungkas Jeriko.
Istri Alm. Drs. Frans Lebu Raya, Ny. Lusia Adinda Lebu Raya dalam ungkapan hati mewakili keluarga menyampaikan limpah terima kasih atas inisiatif dan ide pemberian nama jalan Frans Lebu Raya oleh Wali Kota Kupang dan jajarannya. Dia mengaku tidak menyangka prosesnya bisa secepat ini, karena baru dihubungi langsung oleh Wali Kota tentang rencana ini beberapa waktu lalu, tepat menjelang peringatan 100 hari kepergian Alm. Frans Lebu Raya. Bahkan Wali Kota bersama Ibu juga sudah berkenan datang langsung ke kediaman mereka untuk menyampaikan rencana ini. ”Terima kasih karena penempatannya yang strategis. Ini merupakan bentuk penghargaan yang tinggi bagi saya, anak-anak dan keluarga besar. Dengan demikian jasa dan karya Alm. Frans Lebu Raya akan selalu dikenang. Kami tidak punya apa-apa untuk membalas. Kami doakan agar Bapa Wali Kota selalu diberkati dalam tugas dan pelayanannya,” tutur Lusia sambil menahan rasa haru.
Penetapan nama jalan Frans Lebu Raya dan revisi nama jalan M.M. Pa Radja ditandai dengan penyerahan SK Wali Kota tentang penetapan nama jalan kepada perwakilan keluarga. Acara dimeriahkan dengan suguhan tarian adat massal dari suku Sikka, Lamaholot dan Alor. Sebelum membuka selubung nama jalan Frans Lebu Raya, Wali Kota bersama perwakilan keluarga mengikuti ritual singkat menurut adat Lamaholot. (**)