Spiritnesia.Com, Kefamenanu – Melalui Ketua Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, membuka Konferensi Cabang (Konfercab) Ke-X GMNI Cabang Kefamenanu, dan secara resmi Yakobus A. Amfotis terpilih sebagai Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Kefamenanu, dan Alexander Mano sebagai Sekretaris DPC periode 2022-2024.
Konferensi Cabang Ke- X GMNI Kefamenanu yang dibuka pada Sabtu 04 Juni 2022 lalu, oleh Ketua Dewan Pimpinan Pusat GMNI Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif disaksikan langsung Ketua Ketua Pimpinan Daerah Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (DPD GMNI NTT), Ketua Persatuan Alumni GMNI TTU dan Ketua DPC GMNI Kefamenanu Periode 2019-2021 beserta seluruh anggota aktif GMNI Kefamenanu.
Yakobus A. Amfotis selaku Ketua Dewan Pimpinan Cabang GMNI Kefamenanu terpilih dalam pidato politiknya menuturkan bahwa Kita bangsa besar, kita bukan bangsa tempe. Kita tidak akan mengemis, kita tidak akan minta-minta, apalagi jika bantuan-bantuan itu di embel-embel dengan syarat ini syarat itu! Lebih baik makan gaplek tapi merdeka, dari pada makan bistik tapi budak. Apakah dasar pikiran ini masih relevan dengan keadaan bangsa indonesia hari ini? Ataukah sedang mengalami anomali pada tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini.
“Saya mengajak saudara-saudara sekalian untuk sejenak kita memusatkan pikiran kita dengan penuh reflektif, sudah sejauh mana bangsa ini berjalan menuju cita cita keadilan sosial Konsep Tri sakti yakni berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi dan berkepribadian di bidang budaya sangat perlu untuk selalu di pertegas dalam dimensi kebangsaan kita saat ini yang tengah kehilangan arah untuk berjalan menuju suatu masyarkat yang anti terhadap penghisapan bangsa atas bangsa dan manusia atas manusia.”
Lebih lanjut Pria yang akrab di sapa Apri mengungkapkan bahwa Secara global hari ini pusat geopolitik ekonomi sedang mengalami pergeseran dari atlantik menuju asia pasifik di mana indonesia memiliki keunggulan gio strategi sebagai negara kepulauan yang terletak di antara kawasan produksi dan konsumsi, artinya Indonesia akan menjadi lalu lintas ekonomi dunia, terutama melalui selat sunda dan selat malaka, selat makasar dan selat lombok yang menghubungkan samudra pasifik dan samudra hindia. Maka sangatlah penting untuk menjadikan Tri Sakti sebagai road map jalannya bangsa ini sehingga memampukan dan mendorong bangsa indonesia menjadi suatu bangsa yang kuat, dan selalu survive dalam menghadapi percaturan politik dan ekonomi dunia saat ini, ucapnya.
“Sangatlah penting lanjut Apri untuk saya sampaikan juga di sini, pentingnya kita menjaga dan merawat serta mempertahankan pancasila sebagai filosofis Gondanglegi dan juga sebagai pandangan hidup atau way of live bangsa kita hari di tengah arus globalisasi yang mengalir begitu masif yang berhimpitan dengan disrupsi teknologi hari ini yang berdampak secara multidimensional termasuk dasar negara kita pancasila,” ucap Apri.
Selain itu dalam pidato politiknya ia juga mengungkapkan bahwa Nilai nilai pancasila yang termaktub secara eksplisit di dalam pancasila hari ini sedang di reduksi oleh arus teknologi yang sedang berperan menjadi mainstream di mana nilai-nilai kebangsaan kita hari ini di cerai beraikan dengan pemahaman-pemahaman segmentasi primordialisme, konservatisme yang seyogyanya akan meratakan bangsa kita yang sangat homogen ini, oleh karena itu pancasila sebagai idelogi pemersatu haruslah direvitalisasi nilai-nilainya untuk di jadikan pandangan hidup yang dinamis dan mampu membingkai tatanan kehidupan sosial baik di bidang politik, ekonomi dan budaya dengan selalu menjadikan gotong royong sebagai panji perjuangan bangsa Indonesia.
“Menurut Apri situasi kedaerahan kita saat ini juga diperhadapkan dengan multidimensi persolan yang sering menghambat proses dan progres kemajuan daerah, di mana produk-produk kebijakan pemerintah daerah sudah tidak di dasarkan lagi pada sebuah produk yang transparan, partisipatif, sehingga banyak sekali kebijkan yang pada akhirnya akan berdampak pada kemajuan suatu daerah,”bebernya.
Lebih dari itu Amfotis juga menegaskan bahwa Otonomi Daerah seharusnya menjadi pijakan kuat pemerintah daerah dalam menciptakan kesejahteraan masyarakat dengan melakukan zonasi pembangunan yang analitis dan akurat berdasarkan geografis daerah sehingga tidak terjadinya kesenjangan pembangunan, GMNI Kefamenanu juga mengharapkan pemerintah daerah untuk kembali membentuk atau mengaktifkan BUMD dengan membangun sinergitas degan seluruh BUMDES sehingga segala macam potensi daerah di kelola secara mandiri, di situlah letak kedaulatan pemerintah daerah dalam memaksimalkan SDA di daerah.
Sebelum saya mengakhiri pidato ini, secara kelembagaan saya mengajak seluruh elemen anak bangsa untuk sama-sama mengenang dan mengucapkan selamat ulang tahun untuk sosok yang kita kenal sebagai Putra Sang Fajar yakni Bung Karno. Meskipun raganya telah mati namun jiwa dan semangatnya masih melekat dalam hati dan benak seluruh anak bangsa di Republik ini.(**red