Spiritnesia.Com, Kefamenanu – Akibat jebolnya bantalan bendungan atau daerah irigasi Bokis, Oe’Ekam, Desa Susulaku A, Kecamatan Insana, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), ribuan hektare sawah milik warga masyarakat mengalami kekeringan dan gagal panen Tahun ini.
Berdasarkan pantaun media ini, Jumaat, 29/04/2024, bendungan ini mangairi Tiga Ratus hektar lahan sawah, dengan total pemilik lahan dari tiga Desa yakni Desa Susulaku A, Susulaku B dan Desa Aniut serta Desa tetangga Tummat, Kabupaten Malaka.
Seperti disaksikan media ini bahwa Akibat patahnya Bantalan tersebut, lahan sawah masyarakat yang sudah ditanam padi dua Minggu dan ada pula yang sudah tumbuh isi, semuanya kekeringan sebab tidak ada air yang mengalir ke areal sawah yang sudah ditanami.
Sementara menurut masyarakat bantalan Irigasi tersebut patah atau jebol pada Tanggal, 19 Maret 2022 malam, akibatnya lahan sawah yang sudah di tanam padi kekeringan.
Stanislaus Saku Haumein selaku Petugas irigasi kali Bokis, Kecamatan Insana, Kab. TTU, kepada media ini membenarkan bahwa bantalan Irigasi tersebut jebol pada Tanggal, 19 Maret 2022, tengah malam dan tembok penahan juga pecah, dan ini sudah dilaporkan ke dinas PUPR Bidang Irigasi kabupaten Timor Tengah Utara.
Sesuai hasil pantauan media ini, tembok bantalan patah menjadi dua bagian, sehiga benar bahwa informasi dari masyarakat mengalami gagal panan itu benar.
Sementara menurut Fidelis Naihati, salah satu pemilik sawah menyampaikan pada media ini bahwa akibat dari jebolnya bantalan bendungan ini, Ia mengalami kerugian mencapai puluan Juta Rupiah, terangnya.
“Tahun ini masyarakat tidak bisa tanam karena tidak ada air,” ungkap Fidelis.
Lebih lanjut Fidelis jga berharap agar Pemerintah serius memperhatikan dan memperbaikinya agar tahun ini masyarakat bisa menanam kembali, harapnya.
Sementara menurut Yohannes Bate, juga mengatakan bahwa, Ia juga mengalami kerugian mencapai puluhan Juta Rupiah sebab sawah yang baru ditanam kering akibat pecahnya bantalan tersebut.
“Kalau kita mau totalkan keseluruhan maka tahun ini, akibat jebolnya bantalan tersebut mengalami kerugian sekitar, Ratusan juta rupiah.”
Lebih lanjut Bate juga mengharapkan perhatian serius dari Pemerintah Kabupaten, agar kalau bisa lebih cepat datang memperbaiki bantalan tersebut, agar masyarakat bisa kembali menanam, harapnya.
“Kami sangat membutuhkan perhatian serius dari Pemerintah agar segera memperbaiki bantalan tersebut.” (Charles Usfunan/SN).