
Foto: Ruas jalan Desa Baumata Menuju Desa Oeltua Kecamatan Taebenu, Kabupaten Kupang. (Dok. Istimewa SN)
Spiritnesia.com, TAEBENU – Ruas jalan Desa Baumata Menuju Desa Oeltua Kecamatan Taebenu, Kabupaten Kupang dengan panjang ±2 kilometer rusak parah. Ruas jalan tersebut tanpa perhatian Pemerintah Kabupaten Kupang di bawah pimpinan Bupati dan Wakil Bupati Kupang (periode 2019-2024), Korinus Masneno dan Jery Manafe (Paket KOMITMEN, red). Lima tahun memimpin Kabupaten Kupang, KOMITMEN dinilai hanya fokus bangun wilayah Amarasi.
Demikian kritik sejumlah warga Desa Oeltua Kecamatan Taebenu ketika dijumpai awak media ini sedang melintas di ruas jalan tersebut, pada Kamis dan Jumat (tanggal 11 dan 12 Juli 2024).
“Kita pilih mereka percuma jadi Bupati dan Wakil Bupati, mereka bukannya perhatikan ko perbaiki ini jalan. Pak Bupati lebih fokus perbaiki jalan-jalan di wilayah Amarasi, bahkan sampe gang-gang aspal semua. Kita seperti jadi anak tiri di ini Kabupaten,” ujar ODT yang sedang mendorong sepeda motornya ke lokasi tambal ban terdekat, ketika berpapasan dengan awak media ini.
ODT mengungkapkan, dulu saat masa kampanye, baik Korinus Masneno maupun Jery Manafe datang dan bertemu masyarakat desa Oeltua. Keduanya menjanjikan akan memperhatikan Pembangunan di Desa Oeltua, termasuk ruas jalan yang menghubungkan desa Baumata dan Oeltua yang rusak.
Namun setelah terpilih pada tahun 2019 dan menjalankan pemerintahan sebagai Bupati dan Wakil Bupati Kupang, mereka tidak mengerjakan satu meter pun aspal untuk perbaikan jalan tersebut. Akibatnya, jalan desa Baumata-Oeltua Kecamatan Taebenu rusaknya lebih parah dari kerusakan ruas-ruas jalan di wilayah pedalaman Fatuleu dan Amfoang. Padahal, desa Oeltua merupakan desa yang berbatasan langsung dengan wilayah Kota Kupang.
“Sekarang su dekat musim pemilihan begini, kita liat dong su mulai pasang baliho di pohon. Kita tunggu sa, sapa yang akan muncul daluan disini ko omong banyak baru kita liat. Kita nanti tagih mereka, karena dorang dua ada ikut calon lai, mau jadi Bupati Kupang. Kita masyarakat, kotong su pintar,” ujarnya dengan nada kecewa.
Hal senada disampaikan RA, ibu usia paru baya yang rumahnya berhadapan langsung dengan ruas jalan tersebut. Ditemui awak media ini, RA sedang memikul dua ember air untuk menyiram badan jalan berdebu setebal 15 sentimer. Jalan tersebut berlubang menyerupai aliran kali kecil membelah jalan, akibat lalulintas pergi pulang kendaraan pengangkut galian C dari desa Oeltua ke Kota Kupang.
“Kita pung (punya) gigi dong rontok di ini jalan ju pemerintah dong (mereka) sonde (tidak) toe (peduli). Yang penting sudah dapat pilih dong jadi Bupati dan Wakil Bupati, dong pulang bawa memang dengan bekas kaki. Ini jalan sampe dong pung masa jabatan habis ju son ada yang perhatikan ko perbaiki,” kritik ibu RA sambil terus menyiram menggunakan gayung air.
Awak media sempat bergurau tentang Pilkada tahun 2024 sudah mendekat dan jangan lupa gunakan hak pilih, ibu RA dalam nada geram menjawab, tidak peduli lagi dan tidak tertarik lagi bicara politik. Karena hasilnya selalu sama yaitu diberi harapan palsu. Pemimpin yang dipilih selalu lupa janji dan tidak memperhatikan kebutuhan masyarakat.
“B pemalas bicara politik, apalagi omong soal calon bupati atau wakil bupati. Kotong su alami dan su liat deng mata kepala. Dong putar balek semua. Jalan sa dong perhatikan. Lewat depan rumah tutup kaca, sonde toe. Giliran mau musim Pemilu baru mau datang jual muka. Mengaku keluarga na, saudara na. Dong datang lai b suru mereka pi (pergi) hutan, ko omong dengan pohon atau batu kayu,” ujarnya geram.
Ibu RA mengaku memiliki banyak keluarga di wilayah Amarasi. Sebulan yang lalu dirinya bersama keluarga pergi berkeliling wilayah Amarasi Raya dan memperhatikan sendiri kondisi jalan-jalan raya di sana, nyaris semuanya beraspal hotmix.
Kondisi itu berbanding terbalik dengan fakta kondisi jalan yang menghubung desa Baumata dan Desa Oeltua. Menurutnya, ruas jalan desa Baumata-Desa Oeltua ibarat kali berlubang dan berbatu serta berdebu. Dan itu telah berlangsung puluhan tahun tanpa diperhatikan pemerintah.
“Kita punya wilayah ni baciom sa dengan Kota ma ini pak bupati deng wakil bupati tau dong ada mata ko sonde ko lihat ini jalan di Taebenu sini. Saya tidak akan pilih lagi mereka dua (Korinus Masneno dan Jery Manafe, red),” tegasnya.
Seperti disaksikan awak media ini (Kamis-Sabtu, 11-13 Juli 2024, red), kondisi ruas jalan desa Baumata-Desa Oeltua sangat memprihatikan. Ruas jalan sepanjang kurang lebih 2 kilometer itu tampak berlubang dan berbatu serta berdebu akibat lintasan kendaran yang berlangsung kurang lebih 20 tahun.
Di beberapa titik ketinggian atau dakian, sejumlah pengguna kendaraan roda dua yang melintas ke arah desa Oeltua, terpaksa harus menurunkan boncengan/penumpangnya dan membiarkannya berjalan beberapa meter, karena tinggi gumpalan batu tervol mencapai 20 sentimeter dan lubang-lubang di badan jalan yang menyerupai aliran kali memotong bahkan mengikuti bekas jalur ban kendaraan.
Mirisnya, di penghujung ruas jalan tersebut yang merupakan bagian dari wilayah desa Oeltua, ada wilayah enclave Kota Kupang yang jumlah penduduknya tidak mencapai satu per dua jumlah penduduk desa Oeltua, tetapi wilayah enclave itu jalannya beraspal hotmix, ada lampu-lapu jalan dan bahkan trotoal layaknya Kota.
Sementara jalan yang masuk wilayah Desa Oeltua, yakni dari Oepaha turun ke Oelekam dan dari arah cabang PT. Aquamor Baumata kea rah Oeltua Pusat, jalannya menyerupai jalan kebun, berbatu, berlubang, bahkan berdebu.
Siapa pun yang melintas di ruas jalan tersebut, termasuk baik itu Bupati dan Wakil Bupati atau Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kupang, dipastikan akan mandi debu, atau dalam istilah dialek Kupang, ‘makan abu.’
Mantan Bupati Kupang (periode 2019-2024) sekaligus Calon Bupati Kupang (periode 2024-2029), Korinus Masneno yang dikonfirmasi awak media ini via pesan WhatssApp/WA pada Sabtu, 13 Juli 2024 pukul 11:10 WITA tidak menjawab, walau telah melihat dan membaca pesan konfirmasi awak media ini.
Awak media ini lanjut mengkonfirmasi Mantan Wakil Bupati Kupang (periode 2019-2024) sekaligus Calon Bupati Kupang (periode 2024-2029), Jery Manafe terkait protes warga desa Oeltua dan desa Baumata terkait kondisi ruas jalan tersebut, juga tidak menjawab walau telah melihat dan membaca pesan konfirmasi wartawan.
Korinus Masneno maupun Jery Manafe hingga berita ini diturunkan, keduanya diam alias bungkam seribu bahasa. (**)