Spirinesia.com, Kefamenanu – Calon Wakil Bupati Timor Tengah Utara (TTU), Ronivon Natalino Bunga menghimbau masyarakat TTU khususnya di Desa Susulaku B dan Desa Manunain B, Kecamatan Insana untuk tidak mudah dibodohi oleh Pasangan Calon Bupati-wakil Bupati yang pura-pura memberikan bantuan dan perhatian pada saat momen Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).
Hal ini disampaikan Calon Wakil Bupati TTU Ronivon Bunga disampaikan saat berkampanye di Bokis, Desa Susulaku B, Sabtu, 12 Oktober dan desa Manunain B Kecamatan Insana, Minggu, 13 Oktober 2024.
“Bapak dan Mama semua, bantuan yang bersifat kemanusiaan tidak bisa dipakai sebagai alat untuk kepentingan politik seseorang. Kasian masyarakat selalu dibodohi dengan banyak bantuan kemanusiaan yang didesain menjadi bantuan politik,” ungkap Ronivon Bunga.
Ia membeberkan, ada keluhan masyarakat di beberapa titik kampanye, yang didatanginya, dimana mereka mengatakan diminta untuk memilih salah satu Paket yang rajin memberikan bantuan peti jenasah dan bantuan bahan bangunan untuk tempat ibadah.
“Kami bingung, kami diminta untuk dukung salah satu Paslon karena katanya mereka sudah berbuat dan sudah ada bukti. Kami dijanjikan keramik untuk kasih ke Kapela tapi kami harus kasih KTP”, kata salah satu warga desa Susulaku B saat kampanye Paket JUANG sedang berlangsung.
Menanggapi pengakuan tersebut, Calon Wakil Bupati TTU, Ronivon Natalino Bunga kembali menghimbau kepada masyarakat untuk tidak mudah tertipu dengan janji dan kebaikan Paslon tertentu.
“Masyarakat jangan mudah tertipu dengan bantuan kemanusiaan yang didesain sebagai bantuan politik”, katanya.
Meski telah diketahui publik ia adalah donatur utama dalam kegiatan kemanusiaan pengadaan Peti jenasah dari salah satu Organisasi Kemasyarakatan di TTU, Ronivon mengaku tidak ingin pamer kebaikan.
“Apa yang saya kasih dengan tangan sebelah, yang sebelahnya tidak perlu tahu. Karena ini menyangkut kemanusiaan. Tapi kalau ada yang memanfaatkan apa yang saya kasih, apalagi bersifat kemanusiaan untuk kepentingan politiknya, saya katakan bahwa itu sudah tidak benar,” kesalnya.
Iapun merasa kasihan, dengan keluhan masyarakat. Di tahun politik ini, katanya, banyak orang berperan sebagai malaikat.
“Selama sekian tahun, peti-peti jenasah itu bisa dibagikan ke semua yang membutuhkan di Kabupaten TTU, coba cek itu uang siapa. Coba tanya langsung, di sana yang akan menjawab. Jangan saya yang jawab,” kata Ronivon Bunga, salah satu donator rutin bulanan ke salah satu Ormas sebelumnya.
Ia menyebut bahwa sebelum dirinya datang ke Kabupaten TTU sebagai Calon Wakil Bupati, Dia sudah banyak melakukan yang sifatnya kemanusiaan. Kegiatan kemanusiaan seperti itu harusnya tidak boleh dipamerkan kepada siapapun.
“Bantuan-bantuan yang sifatnya kemanusiaan, jangan pamer di medsos. Apalagi didata untuk diumumkan berapa banyak yang sudah kita berikan. Itu orang susah yang dibantu, bagaimana orang melihat itu sebagai suatu perbuatan baik yang harus diakui publik.
Sebagai manusia, saya menganggap apa yang saya lakukan lewat tangan lain untuk bisa membawa bagi yang membutuhkan itu menjadi kewajiban saya sebagai manusia. Dan apa yang saya dapat dari Tuhan, bukan semuanya menjadi milik saya. Ada juga didalamnya milik janda miskin, yatim piatu, dan orang-orang lain yang membutuhkan. Tuhan cuma menitipkan semua itu lewat saya,” tegasnya.
Tapi kalau apa yang ia lakukan dan berikan dipakai pihak tertentu sebagai alat politik dan mengklaim bahwa itu adalah usahanya, sungguh sangat disayangkan.
“Itu sama dengan mempublikasikan kemiskinan orang untuk mendapat panggung. Ini yang transfer, yang sumbang setiap bulan, selama sekian tahun tidak klaim bahwa itu punyanya dia. Kita yang hanya sebagai ‘Tukang Pos’ untuk antar, tapi kita pukul dada bahwa itu punya kita. Ini kadang-kadang sudah tidak betul,” tegas Roni Bunga berulang.
Ada juga hal lain, sambungnya. Bahwa di tahun politik ini banyak yang sumbang ke tempat ibadah, sumbang ke Kapela. Tapi mulai foto, buat video dan pamer di medsos.
“Saya bilang dengan diri saya, ini kalau Tuhan saja kita sudah bikin malu di hadapan umum apalagi manusia.
Kita masih punya napas, kita masih tetap sehat sampai detik ini, ini semua milik Tuhan. Kenapa kita harus sombong tunjukkan ke media bahwa saya bantu ini bantu itu. Ingat, ketika kita hitung – hitungan dengan Tuhan, Tuhan juga akan menghitung engkau. Apa yang saya sampaikan, kalau namanya sumbangan kemanusiaan atau ke tempat ibadah, jangan sekalipun munculkan namamu. Bagi saya, manusia tidak penting untuk tahu tapi Tuhan tahu,” tandasnya. (**)