Spiritnesia.com, Kupang – PT. Timor Bioenergi menyuplai energi terbarukan pengganti sebagai pengganti batu bara untuk memenuhi kebutuhan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Bolok milik PT. PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT).
Energi terbarukan yang dimaksud yakni energi biomassa bahan organik yang dihasilkan melalui proses fotosintetik, baik berupa produk maupun buangan. Energi biomassa terbarukan yang akan disuplai PT. Timor Bioenergi adalah kayu dari beberapa jenis pohon, antara lain pohon Gamal, Kaliandra, Kedondong Hutan dan Kayu Merah.
Pimpinan PT. Timor Bioenergi, Yusack Viktor Benu, kepada media ini, Jumat, 15/07/2022, mengatakan bahwa yang diproduksi perusahaanya adalah energi terbarukan, maka fokus utamanya bukan hanya untuk mendapatkan kayu untuk diberikan ke PLTU, tapi juga adalah membangun ekonomi masyarakat khususnya ekonomi masyarakat desa lewat Badan Usaha Milik Desa (Bumdes).
“Sekarang sejak bulan Maret 2022, Satu hari saja kita bisa produksi 30 ton, target kita pada tahun 2023 bisa produksi 150 ton. Target kita, semua akan disuplai ke PLTU Bolok. Masyarakat akan mendapatkan dampak karena kayu yang dulunya dibuat kayu bakar, sekarang kayu-kayu tersebut sudah bisa menghasilkan, ” ujarnya
Dari hasil penjualan kayu, jelasnya, sudah bisa diprediksi penghasilan masyarakat bisa mencapai 5-8 juta perbulan. Hal ini, lanjutnya, merupakan sumber penghasilan baru yang bisa membuat pemberdayaan ekonomi meningkat.
“Kami membuka kesempatan kesempatan bagi masyarakat untuk menjadi penyuplai kayu bagi kami di perusahaan dan tanpa syarat, langsung bawa kayu dan kita timbang lalu bayar di lokasi perusahaan di Bolok, ” ungkapnya
Sementara itu, PT PLN Unit Induk Wilayah NTT melalui Manager UPK (Unit Pelaksana Pembangkitan) Timor, Aris Kurniawan, menyampaikan bahwa saat ini memang ada program transisi energi dari energi fosil yakni batu bara ke energi terbarukan. Ada beberapa program terkait transisi energi ini, salah satunya adalah energi terbarukan biomassa berupa kayu yang dicacah 2-5 cm kemudian dikeringkan.
“Nilai kalor dari beberapa jenis kayu sudah mirip seperti batu bara. Jadi bisa kita gunakan sebagai pengganti batu bara, dimana awalnya kita memakai batu bara, energi fosil yang tidak terbarukan, sekaran kita akan menggunakan biomassa kayu yang notabene bisa terbarukan. Hasil pembakaran batubara juga nilai karbonnya lebih tinggi, dibandingkan pembakaran menggunakan biomassa kayu,” jelasnya
PLTU Bolok sendiri, lanjutnya, sudah melakukan uji coba menggunakan energi terbarukan ini hasil kerjasama dengan Universitas Nusa Cendana (Undana), yang mana hasil uji cobanya baik, artinya tidak ada masalah pada Boiler sehingga mesin pembangkit tetap aman. Selain itu, dari hasil uji coba juga didapatkan bahwa emisi gas buang CO2 (Karbohidratnya) turun serta tidak ada limbah, hanya abu seperti Fly Ash Bottom Ash (FABA) dari pembakaran batubara dan jumlah abunya lebih sedikit.
Saat ini, jelasnya, pihaknya juga menggandeng pihak swasta untuk bekerjasama, salah satunya yang sudah mulai produksi yakni PT. Timor Bioenergi, yang hasil produksinya nanti akan suplai ke PLTU Bolok.
“Suplai energi terbarukan ke kami masih sangat terbatas, harapan kita semoga ada Universitas atau perusahaan swasta yang mengembangkan ini karena kebutuhan kita cukup besar. Suplai saat ini dari Undana masih kecil yakni sebulan masih di kisaran 100-200 ton sedangkan kebutuhan kami sehari butuh 40 ton dan sebulan kira-kira 1200 ton,” ujarnya. (SN)