Kategori
Berita Daerah Ekonomi Nasional Pariwisata Politik

Minta Eksekusi Secepatnya, DPRD NTT Dukung Penuh Pembangunan Jembatan Palmerah dan PLTAL Larantuka

Spiritnesia. Com. KUPANG – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi NTT minta eksekusi secepatnya pembangunan jembatan palmerah dan PLTAL Larantuka.

Hal ini diungkapkan Anggota DPRD NTT, Nelson O Matara kepada media usai Audiens bersama yang diminta Tim PT. TIDEL BRIDGE INDONESIA di ruangan Komisi IV pada Senin, (09/9/2024).

“Kalau tanya soal dukungan kami. Kami sudah dukung. Jadi tinggal dieksekusi. Lalu itu kita ingin tahun ini (2024, red) sudah bisa dibangun Jembatan Palmerahnya. Uangnya ada, seluruh studi-studinya sudah ada semua. Tinggal melanjutkan,” ungkap Nelson.

Nelson menjelaskan, pihaknya sangat mendukung rencana pembangunan Jembatan Palmerah dan PLTAL di Larantuka. “Tindakan kami yang pertama pada waktu lalu, Tahun 2015/2016, kami taruh 1,5 M. Itu artinya merupakan dukungan kami yang awal. Tinggal tindaklanjuti saja,” ujarnya.

Ia mengaku juga mendorong terkait APBD, maupun pemerintah daerah. “Kita dorong. Nah, dorongan kami yang pertama itu, tentang APBD 1.

Dorongan yang kedua, kita dorong pemerintah daerah untuk bertemu dengan pemerintah pusat. Nah pemerintah pusat sudah berikan 7-10 Miliar. Itu dukungan kami,” bebernya.

Pantauan media, dalam audiens bersama itu, beberapa anggota dewan, seperti Yohanis de Rosari, Pata Vincentius dan Mercy Piwung, menegaskan bahwa masyarakat setempat sangat mengharapkan terwujudnya proyek ini. “Kita dukung penuh, tinggal eksekusi. Hari ini kita sangat bahagia dengan adanya tindak lanjut rencana Pembangunan Jembatan Palmerah dan PLTAL,” ungkap anggota dewan dalam forum audiens itu.

Sementara itu, Direktur Utama PT. Tidal Bridge Indonesi, Latif Gau, mengaku pihaknya serius dengan projek tersebut “Karena potensinya ada, penduduknya juga antusias, kami punya tekhnologi dengan melihat keinginan disana dan disini. Lalu kita juga melihat solusinya,” ujar Latif.

Kendalanya ya, lanjut Dia, sebenarnya itu lebih kepada teknis administrasi. “Karena ada ESDM, ada PUPR ini satu produk yang gabungan antara PUPR dengan ESDM. Nah mereka ini kan masing-masing tidak punya koneksi dalam sektornya. Jadi kita ke ESDM mereka katakan, wow! bagus sekali, tapi kita tidak ngerti tentang itu. Lanjut ke PUPR, mereka juga katakan, wow! Bagus sekali tapi kita tidak ngerti soal listrik. Ini kendalanya,” beber Latif.

Selain itu, terkait Amdal, Latif mengatakan bahwa “kalau Amdal, wah kencang sekali amdalnya. kan ada dua Amdal. Dari Indonesia dan ada dari luar negeri. Karena yang ingin berikan uang dari luar negeri, katanya punya aturan tersendiri bahwa tidak boleh satu orang pun dirugikan dalam pembangunan itu. Kamu harus memberdayakan semua. Memang misinya itu. Karena katanya ingin membantu orang. Namun jikalau satu orang dirugikan, maka bubar proyek ini,” tutur Latif.

Sedangkan, terkait biaya yang akan dikuncurkan dari Belanda untuk pembangunan Jembatan dan PLTAL tersebut, Latif mengungkapkan “untuk dana investasinya kalau dalam rupiah kurang lebih senilai Rp. 3 stengah triliun. (225 juta $). Dana itu juga sistemnya dari Nederland meminjamkan kepada kita. Kita bayar kembali dari penjualan listriknya,” beber Latif.

Latif mengatakan bahwa menjual listrik ke PLN. PLN juga belinya murah. “Produksi listriknya masih gunakan energi listrik 30 senan dari diesel. Kita pakai ini tidak sampai 12 sen. Jadi 30 ke 11 sen ya, pasti untung,” terangnya.

Selain itu, Latif mengaku bahwa sempat terhenti untuk rencana pembangunan ini selama dilanda covid-19. “Sehingga sekarang sudah mulai lagi ya, ibarat disini (tuan rumah) jadi harus beritahu. Seperti DPRD, Gubernur, Pemda, Bupati. Hingga saat ini, DPRD NTT mendukung sekali. Kendala sebenarnya ini di kantor pusatnya. Memang di pusat juga mereka sebenarnya mendukung, namun masalah tupoksinya itu,” pungkas Latif.

Sementara itu, menurut CEO Tidel Bridge BV. Nederland, Mr. Erick Van den Eijnden mengatakan, “proyek ini paling inovatif di dunia. Karena belum ada kombinasi Bridge sama pembangkit listrik. Jadi itu akan jadi icon dunia. Karena memang belum ada di dunia,” ungkap CEO Tidel.

Diketahui, kegiatan tersebut adalah sehubungan dengan akan ditandatanganinya MoU Empat Pihak antara Pemda NTT, Kementrian PUPR PT Tidal Bridge Indonesia, PT PLN Persero (Tbk) dalam rangka merealisasikan Pembangunan PLTAL (Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut) Larantuka Flotim NTT pada tgl 5 September 2024 dalam acara Indonesia International Sustainability Forum di Jakarta Convension Centre (JCC), maka Tim Tidal Bridge Indonesia bersama mitra kerja dari Belanda sebagai investor.

Kegiatan kunjungan ke NTT ini dilaksanakan pada tanggal 9-11 September 2024 dengan Agenda Audiensi: “Tindak lanjut MOU Empat Pihak dan mendengarkan saran dan masukan Pemda NTT untuk kelancaran pelaksaan PLTAL – Larantuka.”

Hadir dalam kegiatan tersebut adalah, Tim Tidel Bridge : Mr. Erick Van den Eijnden (CEO Tidel Bridge BV. Nederland), Andre Hogeveen (COO PT. Tidal Bridge BV. Nederland), Latif Gau (Direktur Utama PT. Tidel Bridge Indonesia) dan Andre Koreh (Kuasa Direktur PT. Tidel Bridge Indonesia- Larantuka). Selain itu hadir bersama Anggota DPRD NTT terpilih, periode 2024-2029 di Ruang Komisi IV.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *