Menjelang 100 Tahun, Ketua Paguyuban TTU-Kupang, Pertanyakan Sudah Sejauh Mana Perubahan di Kabupaten TTU?

Spiritnesia.com, Kupang – Menjelang Seratus (100) Tahun Kota Kefamenanu, Paguyuban TTU-Kupang lakukan Diskusi Publik dengan Tema “100 Tahun Kota Kefamenanu, Bangkit Paut Menuju TTU Cerdas.” Ketua Mikhael Feka, SH. MH., juga pertanyakan apakah sudah ada perubahan dan perubahan apa saja di Kabupaten Timor Tengah Utara?.

Demikian disampaikan Ketua Paguyuban TTU-Kupang Mikhael Feka, SH. MH., kepada media ini pada saat diskusi publik yang di selenggarakan oleh Paguyuban TTU-Kupang melalui Live Zoom pada Sabtu, 17/09/2022.

“Sehubungan dengan 100 tahun Kota Kefamenanu, kita pasti mengajukan pertanyaan reflektif: Sudahkah ada perubahan di TTU? Perubahan apa saja yang terjadi dan dalam bidang apa saja? Di bidang pendidikan khususnya, apa sudah menjawab kegelisahan masyarakat soal kualitas SDM? Saya kira, pertanyaan-pertanyaan ini wajib dijawab oleh kita semua yang lagi diundang untuk menjadi solusi atas persoalan-persoalan yang belum terselesaikan di TTU, utamanya di bidang pendidikan,” tanya Ketua Paguyuban TTU-Kupang itu melalui Live Zoom.

Persoalan pendidikan, kata Mikhael Feka, masih sangat runyam diatasi, sehingga dambaan akan lahirnya manusia TTU yang berkualitas masih di ambang perjuangan.

“Semestinya, di HUT ke-100 Kota Kefamenanu, sudah banyak lahir manusia-manusia cerdas nan berkarakter, tapi nyatanya belum.”

Lanjut Mikhael Feka, Katakan saja, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), yang merupakan gerbang menuju pendidikan dasar masih tertatih berjalan di tempat, kritik Ahli Pidana Itu.

“Padahal, PAUD hadir untuk memberikan pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia Enam Tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan, sebagai bentuk bantuan bagi pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut,” ujar Mikhael.

Tujuan utamanya adalah, kata Mikhael, untuk membentuk anak yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan setelah dewasa kelak.

Seperti yang dikatakan Prof. Dr. Lydia Freyani, selaku Dewan Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, “kegiatan di PAUD dapat memberi rangsangan atau simulasi pendidikan yang sesuai dengan tahap tumbuh kembang anak usia pra-sekolah Seluruh aktivitasnya dilakukan melalui pendekatan bermain sambil belajar,” jelas Mikhael.

Selain memberikan kesempatan pada anak untuk mengenal sekolah, kegiatan-kegiatan di PAUD juga menanamkan kejujuran, kedisiplinan, dan berbagai hal positif lain. Namun demikian, kondisi PAUD di TTU, khususnya, masih memprihatinkan, tuturnya.

Menurut Ahli Hukum Pidana itu, “Belum sepenuhnya PAUD dianggap sebagai bagian yang sangat penting dalam memproduksi manusia andal,” kritiknya lagi.

Seperti dilansir Victory News (Jumat, 11/2/2022), Ketua Umum HIMPAUDI Pusat Prof. Dr. Netti Herawati mengatakan HIMPAUDI Pusat mencatat angka partisipasi PAUD di NTT di bawah lima persen. Angka ini menunjukkan 70 persen anak di NTT belum menikmati PAUD.

Lanjut Mikhael Feka, “Data ini hendak menegaskan bahwa kehadiran PAUD masih dianggap sepeleh, Belum ada perhatian serius kepada PAUD. Karenanya, Paguyuban, TTU-Kupang merasa perlu untuk menggelar sebuah diskusi publik untuk mengupas persoalan di bidang PAUD.”

Maka dengan adanya diskusi ini, diharapkan agar nantinya bisa menjadi referensi penguatan kapasitas bagi para pelaku program PAUD, antara lain guru PAUD, pengelola lembaga PAUD, mentor PAUD, serta penilik PAUD, harap Ketua Paguyuban TTU-Kupang.

“Selain itu, diskusi ini juga bisa mendorong pemerintah daerah agar proaktif dalam meningkatkan kualitas pendidikan di TTU dengan menyanggah Lembaga-lembaga Pendidikan yang ada. termasuk PAUD.”

Sehingga dengan begitu, TTU pun bisa siap menyongsong generasi emas manusia berkualitas, berdaya saing, dan berkarakter di tahun 2045 ketika Indonesia memasuki usianya yang ke-100 tahun. Dengan adanya budi pekerti, tiap-tiap manusia berdiri sebagai manusia merdeka.

Sementara Pada kesempatan yang sama Ketua Komisi III DPRD Kabupaten TTU, Yoseph Nube, mengajak Paguyuban TTU-Kupang untuk beraudiens secara tatap muka dengan Pemda sehingga apa yang di impikan itu bisa tersalurkan, papar Ketua Komisi III dalam Zoom tersebut.

“Karena mereka pada guru PAUD itu pendidik pertama setelah pendidikan dari keluarga,” tuturnya.

Menurutnya, peran para guru PAUD itu, tidak bisa dipandang sebelah mata. Mereka ini memiliki peran penting di masa pertumbuhan generasi masa depan. (AT/SN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *