Spiritnesia.com, Kupang – Universitas Arysatya siap menerapkan Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), yang merupakan kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, yang bertujuan mendorong mahasiswa untuk menguasai berbagai keilmuan yang berguna untuk memasuki dunia kerja. Penerapan Kampus Merdeka ini dimaksudkan untuk memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk memilih mata kuliah yang akan mereka ambil. Sebab, Kampus Merdeka merupakan wujud pembelajaran di perguruan tinggi yang otonom dan fleksibel sehingga tercipta kultur belajar yang inovatif, tidak mengekang, dan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.
Semangat baru Universitas Aryasatya tentu tak lepas dari proses alih organ atau alih manajeman sejak akhir januari 2022, dari Yayasan Radja Sulaiman ke Uyelindo Grup pimpinan Bruno Sukarto. Sehingga dari hasil pengalihan pengelola tersebut, pihak Uyelindo Grup sebagai pengelola yang baru langsung melakukan perombakan struktur dengan adanya pergantian Rektor Universitas Aryasatya sebagai pimpinan perguruan tinggi di SK kan pada 09/02/2022. Hal tersebut guna melakukan perubahan di Universitas Aryasatya dengan semangat dan wajah baru.
Rektor Universitas Aryasatya, Paulus Sili Bataona, S.Fil, M.Pd, kepada media ini, Rabu, 13/07/2022, menyatakan pada tahun 2022 ini Universitas mulai menerapkan Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka secara penuh, sehingga perancangan dan persiapannya terus dikebut yakni mulai dari panduan kurikulum, sumber daya manusia juga persiapan sistemnya yang terintegrasi dengan pelaporan ke Dikti.
“Pada kurikulum MBKM ini tentunya akan ada banyak perbedaan, yakni dari jumlah mata kuliah dan SKS ada pengurangan dari sebelumnya. Lalu perkuliahannya, lima semester teori lalu magang praktek, terus setelahnya mahasiswa tidak harus wisuda di semester 8, kalau di merdeka belajar ini kualitas yang dilihat sehingga mahasiswa bisa selesai lebih cepat, ” jelasnya.
Hal yang menjadi sangat penting dalam sebuah kampus, lanjutnya, yakni sistem pelaporan ke Pusat Data Perguruan Tinggi (PDPT), Dirinya mengakui bahwa semenjak kampus berdiri pada tahun 2017 sampai proses alih organ, ada banyak ketimpangan dalam sistem pelaporan ke pusat data oleh Universitas Aryasatya, contohnya mahasiswa yang namanya tidak ada di pusat data, tapi mahasiswanya ada di kampus dan jumlahnya mencapai puluhan orang.
“Semua ini akan kita benahi, hal pertama kami mencari tahu akar persoalannya dari pengelola yang lama sehingga kemudian kami mencari solusi yang terbaik. Selain itu, kami juga sementara melakukan peremajaan struktur manajemen yakni dari wakil- wakil rektor sampai dengan ketua-ketua program studi. Sehingga, ketika semua sudah lengkap maka tujuan kita membenahi kampus dan pelaksanaan kurikulum MBKM dapat berjalan baik, ” ujarnya
Universitas Aryasatya sendiri memiliki tiga fakultas antara lain Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dengan lima Program Studi (Prodi) yakni Prodi Pendidikan Sejarah, Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Prodi Pendidikan Bahasa Inggris dan Prodi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi serta Prodi Pendidikan Bimbingan Konseling.
“Lalu yang berikut, Fakultas Ekonomi dan Hukum dengan empat Prodi yaitu Prodi Akuntansi, Prodi Manajemen, Prodi Ekonomi Pembangunan dan Prodi Ilmu Hukum. Satunya lagi yakni Fakultas Sains dan Pertanian dengan dua Prodi yakni Prodi biologi dan Prodi akroteknologi, ” jelasnya
Salah satu hal yang menjadi perhatian utama, ungkapnya, yakni akreditasi Prodi di Universitas Aryasatya, dimana sejak masih dari pengelola lama, sudah ada tiga Prodi yang terakreditasi antara Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Prodi Pendidikan Sejarah dan Prodi Akuntansi. Sedangkan untuk 8 Prodi lainnya, itu belum terakreditasi.
“Untuk 8 Prodi yang belum terakreditasi ini, kami dari bulan Maret 2022 langsung gerak cepat membentuk tim untuk pengisian dan penyusunan Borang akreditasi yang dibentuk di 8 Prodi kemudian melakukan penyempurnaan dokumen dan Puji Tuhan sudah dikirimkan ke BAN PT untuk berproses, ” ungkapnya
Pengajuan 8 Prodi untuk diakreditasi BAN PT, jelasnya, sudah dilakukan dari 28-30 Maret 2022, dan hasilnya 3 Prodi yakni Prodi Pendidikan Bahasa Inggris, Prodi Ilmu Hukum dan Prodi Akroteknologi dari 8 Prodi yang diajukan tersebut, sudah mendapat jawaban sehingga sementara dilakukan revisi perbaikan.
“Implikasi dari akreditasi ini adalah para calon wisudawan. Setelah kita melakukan pendataan melalui online maupun offline, ternyata kita temukan bahwa ada 245 mahasiswa yang belum diwisuda dan mereka tersebar di 8 Prodi yang belum terakreditasi. Dari histori, Universitas Aryasatya ini sudah melakukan wisuda satu kali pada 2019 untuk tiga Prodi yang terakreditasi, ” ujarnya
Pada tahun ajaran baru ini, jelasnya, Universitas Aryasatya sedang melakukan penerimaan mahasiswa baru. Berdasarkan data, ada 100 mahasiswa baru yang sudah mendaftar di gelombang I, dan tahapan penerimaan ini masih berlangsung dua bulan kedepan sehingga harapannya, akan terus bertambah calon mahasiswa yang mendaftar agar target 500 mahasiswa baru untuk 11 Prodi dapat tercapai.
“Kita yakin animo pasti naik, karena kita brandingnya adalah kampus merdeka, yang mana mahasiswa yang akan lulus disini, tidak perlu menulis skripsi. Tidak perlu tulis skripsi karena kita full kampus merdeka yang mana akan kita substitusikan dengan laporan hasil magang secara ilmiah yang bisa dijurnalkan atau laporan hasil wirausaha. Jadi kita mengikuti perubahan dan perkembangan terbaru khususnya di dunia pendidikan, ” jelasnya
Universitas Aryasatya saat ini, lanjutnya, tentunya kembali aktif dengan wajah baru dan semangat baru dengan dukungan fasilitas pendidikan yang memadai yakni 8 ruang kelas, 8 ruang laboratorium, lahan praktek hingga SDM yang memadai dari tenaga pendidik maupun tenaga kependidikan. (SN)