Oleh Agustinus Tamelab

(Warga TTU, Tinggal di Kefamenanu)

Spiritnesia.com, Kefamenanu – Kasus keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) masih menyisakan banyak pertanyaan. Belasan siswa SD di Kota Kefamenanu diduga mengalami keracunan setelah mengkonsumsi menu ikan dari Dapur Kefamenanu Tengah 2. Namun, pihak sekolah dan dapur MBG terkesan diam dan tidak responsif terhadap kasus ini.

Seperti dilansir dari beberapa media lokal, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan TTU, Beato Yoseph FR. Omenu, menyatakan bahwa para siswa yang diduga mengalami keracunan telah dilarikan ke RSUD Kefamenanu dan telah dinyatakan sehat. Namun, Kepala SD Peaboko, Theresia Hela, memilih tidak mau berbicara tentang kasus ini, karena tidak ingin berurusan dengan pihak lain. Sementara, Amelia Mooy, Kabid Pelayanan Medik RSUD Kefamenanu, juga belum bisa berbicara tentang kasus ini karena masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium.

Kasus keracunan MBG ini bukanlah yang pertama terjadi di Indonesia. Diamnya pihak sekolah dan dapur MBG dalam kasus ini menimbulkan pertanyaan tentang kualitas dan keamanan makanan yang disajikan dalam program MBG. Pertanyaan besar muncul tentang bagaimana mungkin keracunan bisa terjadi di program yang seharusnya menjamin gizi dan keamanan bagi anak-anak sekolah.

Pertanyaan yang Masih Mengambang

1. Apa penyebab pasti keracunan?

Hasil laboratorium belum keluar, sehingga sumber kontaminasi masih menjadi misteri.

2. Mengapa pihak sekolah dan dapur MBG diam?

Tidak adanya klarifikasi dari pihak sekolah dan pengelola dapur MBG menambah kecurigaan.

3. Apakah ada kelalaian dalam pengawasan?

Kasus ini tentu mengkhawatirkan orang tua murid dan masyarakat. Mereka menuntut transparansi dan tanggung jawab dari pihak-pihak terkait. Keamanan anak di sekolah harus menjadi prioritas utama, dan program MBG harus benar-benar menjamin kualitas dan keamanan makanan.

Pemerintah daerah dan dinas terkait perlu melakukan investigasi menyeluruh, memastikan penyebab keracunan, dan memberikan sanksi jika ada kelalaian. Lebih penting lagi, memberikan jaminan bahwa kejadian serupa tidak terulang di masa depan.

Kasus keracunan MBG di TTU ini menjadi pengingat bahwa program pemerintah, meskipun mulia, harus diiringi dengan pengawasan dan kontrol kualitas yang ketat. Kesehatan dan keselamatan anak-anak adalah investasi terbaik untuk masa depan bangsa. Saat ini, doa dan harapan masyarakat tertuju pada tindakan nyata dan transparansi dari pihak berwenang.