Rawan Bencana, Komisi PSE Keuskupan Agung Kupang Gelar latihan Tanggap Darurat Bencana Tingkat Paroki

Spiritnesia.com, Oelamasi – Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) atau yang dulu dikenal DELSOS Keuskupan Agung Kupang menggelar pelatihan Tanggap Darurat Bencana Dasar bagi 32 Orang Relawan dari sejumlah Paroki yang tersebar di wilayah Kabupaten TTS, Kabupaten Kupang dan Kota Kupang.

Demikian di Sampaikan Ketua Komisi PSE Rd. Marcel Seludin, seusai kegiatan di Aula Wisma Oe Mat Honis Camplong pada Jumat, 12/08/2022.

“Tujuan pelatihan ini guna membantu karya Pastoral di Paroki masing-masing di bidang kebencanaan “Pelatihan tanggap darurat bencana dasar ini berlangsung empat hari dari tanggal 9-12 Agustus 2022, dimana bertujuan untuk menyiapkan kader-kader Paroki dalam menjawab kebutuhan terkait bencana seperti tanah longsor, banjir, kekeringan, dan lainnya,” tutur Ketua PSE.

Lanjutnya, Manfaat lainnya dari pelatihan ini, supaya setiap Paroki memiliki relawan tangguh yang membantu Karya Pastoral Paroki dalam hal kebencanaan.

“Paling tidak peserta yang terlatih ini merupakan orang pertama yang akan menggali data-data bencana ditempatnya masing-masing ketika bencana itu terjadi,” ujarnya.

Menurut Romo Marcel, jikalau pelatihan ini merupakan kerjasama antara PSE Keuskupan Agung Kupang dengan Lembaga Karina KWI “Kegiatan ini didukung oleh Karina Indonesia dibawah naungan KWI, dimana kedua lembaga ini (PSE & Karina) bersinergi menyiapkan relawan-relawan tangguh di Keuskupan masing-masing.”

Sementara pada kesempatan yang sama Rd. Handri Lanus, Pastor yang membidangi kebencanaan juga mengungkapkan bahwa, peserta pelatihan berasal dari daerah rawan bencana.

“Dengan pertimbangan peserta yang ikut pelatihan ini dari wilayah-wilayah Paroki yang rawan bencana. Selain itu Peserta yang lainnya juga merupakan relawan-relawan yang membantu respon bencana seroja yang lalu, kalau dulu mereka membantu respon seroja tanpa memiliki pengetahuan kali ini mereka diberikan pelatihan sehingga mereka punya pemahaman yang mendalam terkait bencana, sehingga dalam menghadapi bencana di masa depan mereka jadi lebih cepat dan responsif.”

Lanjut Romo Handri, rangkaian dari Kegiatan Respon seroja “Pelatihan yang dilakukan ini merupakan satu kesatuan kegiatan jadi ada kesinambungan dari respon seroja sebelumnya yang dilakukan relawan. Kita memberikan kesempatan kepada mereka (relawan) untuk merefleksikan kembali aksi mereka pada waktu itu sekalian mereka dapat pemahaman dan pengalaman baru terkait dengan aksi yang seharusnya kita lakukan sehingga kedepan apa yang akan kita respon bisa lebih terarah dan fokus.”

Dalam perencanaan kita kedepan kita akan berkoordinasi dengan Pastor-pastor Paroki lain, guna membuat peta Resiko bencana di Wilayah masing-masing.

“Rencana Kerja kedepan yang paling pertama adalah menyiapkan relawan-relawan tingkat Paroki yang tangguh, selain itu kita akan berencana membuat pemetaan resiko bencana di Paroki masing-masing, sehingga kita bisa ambil langkah-langkah mitigasi dan ketika terjadi bencana Masyarakat sudah siap menghadapinya Kita pun demikian juga sudah siap menghadapinya.”

 

Sementara menurut Wilfridus Banunaek, Peserta dari Desa Noetoko yang baru-baru ini mengalami longsor, mengaku senang bisa mengikuti pelatihan ini.

 

“Saya senang mengikuti pelatihan ini karena kami dapat ilmu baru, terutama soal kajian. Kalau kemarin waktu terjadi bencana kami ambil data asal-asal dan tidak tahu bagaimana caranya, tapi melalui pelatihan ini kami tahu bagaimana kajian yang benar sehingga tidak salah sasaran kalau memberikan bantuan.” (**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *