Spiritnesia.com, Labuan Bajo – Labuan Bajo akan menjadi tempat pelaksanaan G20, dengan agenda pembahasan dunia digital sebagai katalisator utama sumber pertumbuhan ekonomi baru, yang dihadiri 20 perwakilan negara anggota pada 19-23 Juli 2022 di Hotel Meurorah Labuan Bajo.
Pada Presidensi G20, Indonesia mengusung thema Recover Together, Recover Stronger, dengan 3 isu utama yaitu: Penguatan arsitektur kesehatan global, tranformasi digital dan transisi energi. Pertemuan puncak KTT G20 akan berlangsung pada 15-16 November 2022 di Provinsi Bali. Akan tetapi, terdapat 121 side event yang diselenggarakan dari bulan Desember 2021 hingga Oktober 2022 di beberapa daerah, termasuk Labuan Bajo Provinsi NTT yang telah menyelenggarakan 7 agenda Side Event dan menyisakan 3 agenda yg rencananya akan dilaksanakan pada bulan September oleh Kementerian Perdagangan dan Koperasi UKM.
Pelaksanaan agenda kegiatan G20 di wilayah Labuan Bajo Provinsi NTT tersebut mendapat dukungan dari berbagai elemen masyarakat, diantaranya organisasi mahasiswa dan kepemudaan, tokoh agama dan masyarakat adat di kabupaten Manggarai dan Manggarai Barat.
Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Manggarai, misalnya menyampaikan dukungan mereka secara organisatoris terhadap pelaksanaan berbagai agenda G20 di wilayah Labuan Bajo Provinsi NTT.
“Secara organisator kami menyatakan mendukung G20 yang berlangsung di Labuan Bajo Manggarai Barat, selama itu tidak menjadi kepentingan elit tertentu,” kata Ketua GMNI Cabang Manggarai, Eman Suryadi (24/07).
Dukungan tersebut disampaikan organisasi GMNI Cabang Manggarai, mengingat kegiatan G20 menjadi sarana dan kesempatan yang baik bagi Indonesia dan masyarakat NTT mempromosikan wisata Labuan Bajo dan pariwisata NTT yg aman dan ramah terhadap masyarakat dunia, yg diwakili oleh para peserta G20. Selain itu, penerimaan dan pelayanan masyarakat NTT terhadap peserta selama pelaksanaan G20 menjadi acuan untuk dilakukan event-event internasional selanjutnya.
Suryadi, juga meminta agar pelaksanaan G20 tahun 2022 menjadi penanda adanya kesepemahaman perekonomian global dan menciptakan perilaku ekonomi global yang adil. Dan Indonesia sebagai Presidensi G20 harus menjadi motor penggerak yang mendorong terciptanya ekonomi yang adil serta tidak mengabaikan kepentingan masyarakat lokal.
“Kami berharap momentum G20 mengangkat ekonomi masyarakat lokal, bukan mengabaikan kepentingan masyarakat dan kearifan lokal,” katanya.
Hal senada juga disampaikan Forum Masyarakat Peduli Pariwisata Manggarai (FOMAP), mendukung pelaksanaan kegiatan forum utama kerja sama ekonomi internasional yang beranggotakan negara-negara dengan perekonomian besar di dunia, terdiri dari 19 negara dam satu lembaga Uni Eropa tersebut.
“Kami mendukung pelaksanaan kegiatan G20 untuk berbagai kemajuan dan peningkatan taraf hidup masyarakat global,” kata Koordinator FOMAP, Marsel Nanggus Ahang.
Ahang mengaku kerap melakukan berbagai aksi demonstrasi terkait isu-isu pembangunan pariwisata di wilayah Manggarai. Akan tetapi, berbagai aksi tersebut dilakukannya sebagai bentuk fungsi kontrol masyarakat terhadap berbagai kebijakan pemerintah.
Ahang, berharap berbagai agenda kegiatan G20 di wilayah Labuan Bajo berjalan lancar dan sukses, serta mampu membawa perubahan bagi masyarakat lokal dan dunia internasional.(SN)