Kategori
Berita Daerah Organisasi

Langgar Kode Etik Partai, DPP Partai Demokrat Harus Gugurkan Egy Atok Dari Calon Ketua DPC Demokrat Malaka

Spiritnesia.Com, Malaka – Pengurus DPD dan BPOKK Partai Demokrat NTT harus segera mengevaluasi dan menggugurkan pencalonan Egy Atok sebagai Calon Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Malaka sebelum dinaikkan ke DPD Partai Demokrat untuk mengikuti Fit and Proper Test yang digelar DPP Partai Demokrat di Jakarta. Alasannya, Egy Atok diduga melakukan penggelembungan suara saat dirinya menjadi Calon Anggota Legislatif (Caleg) Partai Demokrat (PD) dari Dapil Malaka 1 tahun 2019. Egy Atok juga terbukti membelot menjadi Juru Kampanye Paslon Nomor Urut 1 yaitu Dr. Simon Nahak dan Kim Taolin ( SN-KT) pada Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Tahun 2020 yang tidak didukung Partai Demokrat.

Hal ini disampaikan Ketua DPAC Kecamatan Sasitamean, Nikolas Molo kepada wartawan tim media ini beberapa waktu lalu di Soe (19/05/2022), Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) saat Muscab Partai Demokrat NTT.

“Dua alasan mendasar sebagai pertimbangan untuk menggugurkan Sdr Egy Atok sebagai Calon Ketua Partai Demokrat yakni sdr Egy Atok sudah mempertontonkan perilaku buruk yang sangat mencoreng nama besar Partai Demokrat saat Pelaksanaan Pileg lalu (diduga,red) dengan cara melakukan penggelembungan suara yang cenderung menguntungkan dirinya. Alasan kedua, karena sdr Egy Atok terbukti membelot dan menjadi Juru Kampanye Paslon No urut 1 ( SN-KT) pada Proses Pilkada Bupati Malaka tahun 2020,” tandasnya.

Niko mengungkapkan, bahwa semua bukti tersebut sudah diserahkan pihaknya ke Pengurus DPP Partai Demokrat NTT saat Pelaksanaan Muscab Partai Demokrat di SoE – Kabupaten TTS belum lama ini (18-19/05).

“Tindakan pak Atok itu sangat mencoreng nama besar Partai Demokrat dan menjadi perbincangan publik saat pleno hasil rekapitulasi perhitungan suara Tingkat Kabupaten Malaka yang digelar KPU Malaka,” bebernya.

Nikolas Molo berharap dua bukti tersebut menjadi bahan evaluasi DPD Demokrat NTT dan DPP Partai Demokrat untuk menggugurkan Egy Atok sebagai Calon Ketua DPC Kabupaten Malaka. Bila perlu tidak perlu Egy dibatalkan mengikuti Fit and Proper Test DPP Partai Demokrat di Jakarta.

Penyerahan sejumlah bukti pelanggaran Egy Atok menurut Niko sebagai wujud konkrit tanggung jawabnya sebagai pengurus DPC Demokrat, agar bukti tersebut digunakan sebagai bahan pertimbangan sebelum memutuskan siapa figur yang layak Pimpin Partai Demokrat di Kabupaten Malaka.

“Kami harus serahkan bukti-bukti diatas sebagai alat DPP untuk memutuskan siapa pemimpin yang layak pimpin PD di Malaka. Kita ini lagi cari figur dan pemimpin untuk meneruskan serta memajukan PD Malaka,” jelasnya.

Rakyat Malaka, kata Niko, membutuhkan figur yang berperilaku baik dan tidak mencederai keutuhan partai Demokrat.
“Kita tidak butuh kader Pembelot, kader kutu loncat. Terlebih kader yang melawan Keputusan DPP PD dengan beralih memberikan dukungan ke Paslon lain yang bukan usungan DPP Partai Demokrat,” tegasnya.

Niko juga mengatakan, “Kita tidak butuh figur pengkhianat Partai yang secara terang terangan melawan Ketua Umum PD pimpinan AHY.”

Niko lanjut menjelaskan kronologi dugaan Pelanggaran Calon Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Malaka-Provinsi NTT, Egidius Atok :

a. Pada proses Pileg DPRD Kabupaten Malaka yang digelar pada tahun 2019, Egidius Atok sebagai Caleg nomor urut 1 Pada Dapil 1 Kabupaten Malaka (diduga) melakukan pelanggaran yang mencoreng Partai Demokrat dengan cara mengambil suara sesama Caleg PD Dapil 1 secara sepihak untuk memenangkan dirinya saat proses rekapitulasi perhitungan di Tingkat PPK Kecamatan Malaka Tengah dan Kecamatan Kobalima.

Tindakan Egi Atok tersebut merugikan lain Caleg Dapil Malaka 1 berupa penghilangan, pengurangan, pemindahan dan penambahan suara antara para caleg, yang hasilnya menguntungkan Egy Atok dan merugikan teman-teman caleg yang lain.

Hal itu dapat dibuktikan dengan surat Keberatan atas rekapitulasi hasil perhitungan suara/pleno ditingkat Kecamatan oleh Marius Boko (Caleg no urut 3 dari Dapil Malaka 1) sebagaimana terlampir dalam Surat keberatan No 01/Pri./V/2019 Perihal  Keberatan Atas Rekapitulasi Hasil Perhitungan Suara/Pleno Kecamatan yang ditujukan kepada Ketua Bawaslu Kabupaten Malaka dengan tembusan kepada Ketua Penegakan Hukum Terpadu (GAKUMDU) Malaka dan Ketua KPUD Malaka.

Dengan bukti tersebut, maka sidang Pleno Terbuka Rekapitulasi Hasil Perhitungan Suara Tingkat Kabupaten Malaka menetapkan Marius Boko sebagai Calon Anggota DPRD Terpilih dari Partai Demokrat Dapil Malaka 1. “Hasil rekapitulasi perhitungan suara Tingkat Kabupaten Malaka  menghasilkan: Egidus Atok memperoleh Suara sebanyak  666 Suara, Marius Boko mendapatkan Suara sebanyak 739.

Sebagai Catatan, kata Niko, pada saat Pleno Rekapitulasi Hasil  Perolehan Suara di Tingkat Kecamatan di Dapil Malaka 1 dimenangkan oleh Egy Atok dengan perolehan Suara untuk Kecamatan Malaka Tengah 120 suara, Kobalima  205 suara dan Kobalima Timur 381 Suara dengan Total Perolehan Suara 706 Suara.

“Data ini bila dibandingkan dengan hasil pleno rekapitulasi perhitungan suara di tingkat Kabupaten Malaka, terdapat selisih suara sebanyak 40 suara yang patut diduga sebagai penggelembungan suara oleh Egy Atok, yang diambil dari teman-teman Sesama Caleg PD di Dapil Malaka 1. Ada copian buktinya kami pegang,” ujarnya.

b. Pelanggaran Kode Etik Partai
Dalam Proses Pilkada Malaka tahun 2020 DPP Partai Demokrat mengusung Paslon no Urut 2 ( SBS-WT)  dengan SK DPP PD No : 168/SK/DPP.PD/VII/2020 tentang Pasangan Calon Bupati/Wakil Bupati Malaka-Provinsi NTT Periode 2020 -2025 tanggal 29 Juli 2020 .

Dalam pelaksanaan SK tersebut, sesuai hasil pantauan dan bukti-bukti yang dikumpulkan di lapangan selama proses Pilkada Malaka, diduga kuat Egy Atok melakukan pelanggaran kode etik Partai, Moral, Pakta Integritas dan Peraturan Organisasi Partai Demokrat.

Adapun bentuk-bentuk pelanggaran yang dilakukan sdr Egy Atok sebagai berikut :

Pertama, Egy Atok saat itu menjabat sebagai Sekertaris Panitia Penjaringan dan Penyaringan Bakal Calon Bupati/Wakil Bupati  Kabupaten Malaka Periode 2020-2025 dan didalam Surat Keputusan Partai Demokrat No : 103/SK/DPP.PD/DPC/VIII/ 2017 tentang Susunan Kepengurusan DPC PD Kabupaten Malaka Periode 2017-2022 sdr Egy Atok menjabat sebagai Wakil Ketua IV.

Namun, Egy Atok sebagai Pengurus Partai Demokrat, tidak menjalankan tugas dan fungsi sesuai mandat yang diberikan DPP. Egy Atok justru  melakukan Kampanye yang mendukung Paslon Nomor urut 1 (SN-KT) yang bukan diusung oleh Partai Demokrat “bukti foto, link berita dan 2 buah vidio kami sudah lampirkan dan serahkan ke DPP Demokrat,” ungkapnya.

Kedua, kata Niko, didalam proses verifikasi Perekrutan Calon Ketua DPAC di 12 Kecamatan diusulkan semua oleh Egy Atok dengan cara mengganti beberapa nama Ketua DPAC sehingga menimbulkan kekacauan/perpecahan di tubuh Partai. Padahal sesuai Instruksi DPP PD no 5/ INT/DPP.PD /II /2022 Perihal Instruksi Persiapan pelaksanaan Muscab DPC PD Seluruh Indonesia tanggal 19 Februari 2022 yang dikeluarkan DPP Demokrat, dalam point ke 2 mengatakan bahwa syarat pergantian Ketua PAC adalah apabila yang bersangkutan berhalangan tetap (meninggal), mengundurkan diri, sakit keras atau terlibat masalah hukum serta sudah tidak aktif yang dibuktikan dengan persetujuan rapat pleno pengurus DPC.

Terkait laporan pelanggaran Egy Atok juga dibenarkan Sekertaris DPC Partai Demokrat Kabupaten Malaka, Paulus Tolan. Dalam kesempatan yang sama kepada wartawan, Paulus membenarkan adanya penyerahan bukti dokumen dari pengurus DPAC kepada Pengurus DPP dan DPD PD NTT dalam pelaksanaan Muscab di SoE-TTS.

” Yaa itu hak DPAC untuk menyerahkan bukti-bukti kepada DPD dan DPP Partai Demokrat agar ditelusuri kebenarannya. Didalam Partai Demokrat hal-hal seperti itu tidak dilarang karena itu wujud nyata demokrasi dan dinamika berpolitik dalam berpartai. Kita sangat yakin DPD dan DPP Partai Demokrat akan memberikan keputusan terbaik untuk menghasilkan Pemimpin yang diharapkan bisa membesarkan PD di Kabupaten Malaka”, ujarnya (SN/tim)

Kategori
Berita

Kecam Pemecatan Masal Sejumlah PAC, Simpatisan Jeriko Demo di Muscab Demokrat

Spiritnesia.Com, Soe – Simpatisan Jefri Riwu Kore (Jeriko) mengecam pemecatan masal sejumlah Ketua DPAC yang (diduga) dilakukan DPD Partai Demokrat NTT. Simpatisan Jeriko bahkan turun melakukan demonstrasi memprotes pemecatan masal tersebut di arena Musyawarah Cabang (Muscab) Serentak Partai Demokrat, di Hotel Bahagia Dua, Kota Soe, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), NTT, Rabu (18/05/2022) siang.

Demikian disampaikan Koordinator Simpatisan Jeriko dalam rilis tertulis yang diterima tim media ini pada Kamis (19/05/2022).

“Demonstrasi simpatisan Jeriko itu sebagai protes atas ketidakadilan praktek berdemokrasi di Partai Demokrat, khususnya oleh DPD Demokrat NTT, yang lakukan pemecatan masal sejumlah Ketua DPAC,” tandasnya.

Herison menjelaskan, bahwa simpatisan Jeriko dalam aksi tersebut, meminta Ketua DPD Partai Demokrat NTT, Leonardus Lelo untuk menemui mereka. Namun Leo Lelo tidak muncul di lokasi demo.  Leo Lelo tetap diam tidak bicara terkait pemecatan masal sejumlah Ketua DPAC itu. Hal ini disinyalir sebagai aksi balas dendam terhadap para Ketua DPC yang memilih Jeriko saat Musda 2021 lalu.

“Ada sejumlah Ketua DPAC yang dipecat secara sepihak oleh Leonardus Lelo, ada pemecatan masal disejumlah daerah, di Malaka, Belu, TTU, TTS, Kabupaten Kupang, Kota Kupang, Ende hingga Flores Timur. Ini contoh praktek buruk berdemokrasi yang dilakukan Leonardus Lelo dan kroni-kroninya,” ujarnya.

Herison masih pada tuntutan yang sama yakni meminta  Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjelaskan mengapa Jefri Riwu Kore dikalahkan secara tidak demokratis dalam Musda yang berlangsung tahun 2021 lalu. Padahal Jefri Riwu Kore adalah pemenang hasil Musda dengan 12 suara mengalahkan Leonardus Lelo yang hanya memperoleh 11 suara.

Heri bahkan menuding bahwa acara Muscab tersebut ilegal, karena dipimpin oleh Leonardus Lelo yang adalah Ketua Partai Demokrat NTT yang ditunjuk secara ilegal oleh DPP. “Mengapa demikian, karena yang bersangkutan kalah dalam Musda DPD Partai Demokrat NTT tahun 2021 yang lalu,” tegasnya.

Dalam aksi tersebut, Heri yang membawa sekitar 300 masa. Mereka menuntut agar sejumlah Ketua DPAC yang dipecat masal oleh Ketua DPD segera dipulihkan kembali, agar pemilihan Ketua DPC dalam Muscab serentak kali ini berlangsung secara demokratis.

Menutup orasinya, Heri mengatakan bahwa pihaknya masih akan mengawal seluruh kegiatan yang dilakukan Partai Demokrat di NTT. Termasuk akan melakukan aksi pada Muscab Region Sumba dan Flores yang akan dilangsungkan di kampung halaman Ketua DPD Partai Demokrat NTT di Kabupaten Sikka.

Sementara terkait aksi di TTS, pihaknya masih akan terus melakukan aksi hingga selesai acara Musda. “Kami akan terus melakukan aksi hingga Partai Demokrat menjelaskan mengapa Jeriko dikalahkan dalam Musda? Mengapa para Ketua DPAC dipecat secara masal? Itu tuntutan kami,” pungkasnya.

Gegara aksi damai tersebut, seremonial pembukaan Muscab Demokrat yang dijadwalkan akan berlangsung hari itu pada pukul 13.00 Wita diundur hingga pukul 17.00 Wita. Bahkan beberapa acara pada kegiatan Muscab Demokrat itu serentak akan diundur hingga Kamis (19/05). Muscab serentak yang diselenggarakan DPD Partai Demokrat NTT itu untuk memilih Ketua DPC region Timor, Rote, Sabu dan Alor. (SN/TIM)

Kategori
Berita Daerah Nasional

Demo di Muscab Partai Demokrat NTT, Simpatisan Jeriko Kecam Pemecatan Masal Sejumlah Ketua DPAC

Spiritnesia.Com, TTS – Aksi Damai yang dilakukan Simpatisan Jeriko di Arena Musyawarah Cabang (Muscab) Serentak Partai Demokrat di Hotel Bahagia Dua, Kota Soe, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), NTT, Rabu (18/5) siang, mengecam pemecatan masal sejumlah Ketua DPAC yang dilakukan Ketua DPD Partai Demokrat NTT.

Bukan hanya itu, gara-gara aksi damai tersebut, beberapa acara pada kegiatan Muscab serentak ini akan diundur hingga Kamis (19/5), bahkan seremonial pembukaan yang dijadwalkan akan berlangsung hari ini pada pukul 13:00 wita diundur hingga pukul 17:00 wita, Muscab serentak yang diselenggarakan DPD Partai Demokrat NTT tersebut akan memilih Ketua DPC region Timor, Rote, Sabu dan Alor.

Dalam aksi tersebut, Ketua DPD Partai Demokrat NTT, Leonardus Lelo terus diteriaki oleh Simpatisan Jeriko, ia dituntut masa aksi untuk menemui mereka, namun Leonardus tidak muncul di lokasi demo, dirinya tetap bersembunyi dibalik pemecatan masal sejumlah Ketua DPAC yang disinyalir sebagai aksi balas dendam terhadap para Ketua DPC yang memilih Jeriko saat Musda 2021 lalu.

“Ada sejumlah Ketua DPAC yang dipecat secara sepihak oleh Leonardus Lelo, ada pemecatan masal disejumlah daerah, di Malaka, Belu, TTU, TTS, Kabupaten Kupang, Kota Kupang, Ende hingga Flores Timur. Ini contoh praktek buruk berdemokrasi yang dilakukan Leonardus Lelo dan kroni-kroninya,” kata Heri.

Hal lain yang diangkat oleh Koordinator Simpatisan Jeriko, Herison Arianto masih pada tuntutan yang sama. Dalam orasinya, mantan Ketua BEM Unflor ini menuntut agar Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjelaskan mengapa Jefri Riwu Kore dikalahkan secara tidak demokratis dalam Musda yang berlangsung tahun 2021 lalu, padahal Jefri Riwu Kore adalah pemenang hasil Musda dengan 12 suara mengalahkan Leonardus Lelo yang hanya memperoleh 11 suara.

Bahkan Heri menuding bahwa acara Muscab tersebut ilegal, karena dipimpin oleh Leonardus Lelo yang adalah Ketua Partai Demokrat NTT yang ditunjuk secara ilegal oleh DPP, mengapa demikian, kata Heri, karena yang bersangkutan kalah dalam Musda DPD Partai Demokrat NTT tahun 2021 yang lalu.

Heri yang membawa sekitar 300 masa aksi menuntut agar sejumlah Ketua DPAC yang dipecat masal oleh Ketua DPD segera dipulihkan kembali, agar pemilihan Ketua DPC dalam Muscab serentak kali ini berlangsung secara demokratis.

Dalam orasi penutupnya, Heri mengatakan bahwa pihaknya masih akan mengawal seluruh kegiatan yang dilakukan Partai Demokrat di NTT, termasuk akan melakukan aksi pada Muscab Region Sumba dan Flores yang akan dilangsungkan di kampung halaman Ketua DPD Partai Demokrat NTT di Kabupaten Sikka.

Sementara terkait aksi di TTS, pihaknya masih akan terus melakukan aksi hingga selesai acara Musda, “kami akan terus melakukan aksi hingga Partai Demokrat menjelaskan mengapa Jeriko dikalahkan dalam Musda, mengapa para Ketua DPAC dipecat secara masal, itu tuntutan kami,” pungkas Heri.(SN/TIM)

Kategori
Berita Daerah

Gegara Pecat Sejumlah PAC, Simpatisan Jeriko Pastikan Demo Lagi Di Muscab Demokrat

Spiritnesia.Com, KUPANG – Geram gegara di beberapa daerah para Ketua-Ketua PAC diganti dan dipecat secara tidak hormat dan tanpa melalui mekanisme yang sah, Simpatisan Jefri Riwu Kore akan kembali melakukan aksi damai di Musyawarah Cabang (Muscab) Partai Demokrat yang akan dilaksanakan di Soe, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) pada Rabu (18/5/2022).

Hal itu disampaikan Koordinator Simpatisan Jeriko, Herison Arianto dalam rilis tertulis yang diterima tim media ini pada Senin (16/05/2022).

“Padahal proses Musda sudah selesai. Jika masih ada upaya seperti ini, berarti kami (Simpatisan Jeriko, red) bisa katakan Leonardus Lelo Cs nasih menyimpan dendam berkepanjangan terhadap Jeriko. Karena dalam proses verifikasi pergantian Ketua PAC yang tidak lagi aktif, para Ketua DPC pro Jeriko tersebut dipersulit dengan berbagai macam cara,” tulisnya.

Menurut Herison, DPD Partai Demokrat NTT tidak menghiraukan instruksi DPP Partai Demokrat yang melarang keras upaya pemecatan terhadap senior-senior partai yang telah berjerih lelah membesarkan partai Demokrat dari bawah.

“Diketahui bahwa hampir di seluruh daerah para Ketua PAC diganti secara sepihak tanpa melalui mekanisme yang tidak prosedural. Pergantian di tengah jalan tersebut berdampak pada dukungan suara bagi para ketua-ketua DPC yang hendak maju dalam arena Muscab,” bebernya.

Oleh karena itu, lanjutnya, Simpatisan Jeriko mengajak semua insan yang cinta demokrasi untuk sungguh-sungguh mengawal proses Muscab yang akan berlangsung pada (18/5).

“Aksi kawal Muscab ini akan tetap kami laksanakan. Prosesnya hingga saat ini Simpatisan Jeriko telah membuat laporan kepada Polres setempat dan memasukan surat ijin ke Satgas Covid Kabupaten TTS,” pungkas Heri.

Herison mengungkapkan, Simpatisan Jeriko akan menurunkan kurang lebih 500 orang Simpatisan Jeriko Kabupaten TTS. Dirinya meminta semua pihak mendukung aksi ini agar berjalan lancar dan sukses. “Aksi ini merupakan aksi damai tanpa kekerasan,” tegasnya.

Koordinator Simpatisan Jeriko itu juga kembali mengingatkan aksi kecurangan DPP Demokrat pada Tahun 2021 lalu. Sejumlah aktivis tetap menentang praktek buruk demokrasi yang dilakukan Partai Demokrat terhadap proses Musyawarah Daerah (Musda) DPD Partai Demokrat, yang mana dalam proses Musda lalu, Jefri Riwu Kore yang notabene peraih suara mayoritas di zalimi dan tidak ditunjuk oleh DPP untuk memimpin Partai Demokrat di NTT.

Menurut Herison, arah perjuangan Simpatisan Jeriko kali ini masih sama yakni meminta Ketua Umum AHY menjelaskan secara langsung mengapa Jefri Riwu Kore dikalahkan dalam proses Musda. Sementara Jeriko adalah peraih suara signifikan, lebih banyak dari Leonardus Lelo.

“Simpatisan Jeriko tetap konsisten, tetap pada spirit awal untuk menegakan demokrasi yang sejati. Kami tetap mendesak agar Ketua Umum AHY menjelaskan mengapa Jefri Riwu Kore yang notabene memenangkan dukungan mayoritas jumlah suara yakni 12 suara dikalahkan oleh DPP. Lalu DPP menunjuk Leonardus Lelo yang hanya meraih 11 suara sebagai Ketua DPD Partai Demokrat NTT,” ujar Heri.

Mantan Ketua BEM Unflor ini merincikan, bahwa hingga saat ini tidak ada itikad baik dari Partai Demokrat untuk menjelaskan tuntutan Simpatisan Jeriko. Termasuk dalam berbagai aksi-aksi sebelumnya yang dilakukan Simpatisan Jeriko, DPP Partai Demokrat tidak menghiraukannya. (SN/tim)

Kategori
Berita Daerah

Herry Kadja Tidak Calonkan Diri, Beri Ruang Bagi Kader Lain Pimpin DPC Partai Demokrat Kota Kupang

Spiritnesia.Com, Kupang – Ketua DPC Partai Demokrat Kota Kupang, Herry Kadja Dahi menyampaikan bahwa dirinya tidak lagi maju sebagai bakal calon Ketua DPC Partai Demokrat Kota Kupang periode 2022-2027, pernyataan tersebut disampaikan pada, senin (16/5) di Kantor DPC Partai Demokrat Kota Kupang.

Alasan dirinya tidak lagi maju sebagai calon ketua, yakni ingin memebrika ruang bagi kader Partai Demokrat lainnya untiuk memimpin Partai Demokrat di Kota Kupang, diketahui bahwa Herry adalah kader Partai Demokrat yang memulai karirnya dari bawah, yakni sebagai Ketua Ranting, pernah menjadi Ketua PAC hingga terpilih menjadi Ketua DPC dua periode, Herry memimpin DPC Partai Demokrat Kota Kupang, yakni periode 2012-2017 dan 2017-2022.

Herry membeberkan bahwa telah banyak prestasi yang telah ditorehkannya selama memimpin Partai Demokrat di Kota Kupang, termasuk berjuang menambah perolehan kursi Partai Demokrat di Kota Kupang yang pada tahun 2014 hanya 4 kursi dan pada tahun 2019 bertambah menjadi 5 kursi, hal besar lainnya yang ia torehkan adalah memenangkan Pilkada Kota Kupang pada tahun 2017 dan mengantarkan kader Partai Demokrat, Jefri Riwu Kore menjadi Walikota Kupang.

Kontribusi besar ini, kata Herry sudah cukup baginya untuk memberikan ruang bagi kader lain melanjutkan perjuangan membesarkan Partai Demokrat, “saya sudah cukup jauh dan berkontribusi besar bagi Partai Demokrat secara khusus buat rakyat Kota Kupang, karena itu saya ingin pamit dari kepemimpinan Partai Demokrat, secara khusus dalam Muscab yang akan berlangsung pada rabu (18/5) di Kota Soe, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).

Mantan Ketua Fraksi Partai Demokrat DPRD Kota Kupang ini juga membeberkan bahwa dirinya telah menyiapkan pengganti dan mengkaderkan Maudy Dengah, ST., M.Pd yang saat ini menjabat sebagai anggota DPRD Kota Kupang dua periode sebagai Calon Ketua DPC Partai Demokrat Kota Kupang periode 2017-2022.

“Maudy adalah kader dan penerus yang pas untuk memimpin DPC Partai Demokrat Kota Kupang, ia adalah sosok perempuan yang kompeten, semoga dibawa kepemimpinan Maudy Partai Demokrat bisa lebih besar lagi, saya doakan semoga amanah memimpin Partai Demokrat di Kota Kupang,” ujar Herry.
Sekalipun tidak lagi menjabat sebagai Ketua DPC Partai Demokrat Kota Kupang, Herry menyampaikan bahwa dirinya tetap setia menjadi kader partai berlambang bintang mercy ini, ia mengharapkan agar Ketua PAC yang masih menginginkan dirinya maju lagi sebagai Ketua DPC agar memberikan komitmen dan ketulusannya untuk mendukung Maudy Dengah sebagai Ketua DPC yang baru.

Diakhir pernyataannya Herry menyampaikan terima kasih kepada semua kader, pengurus dan simpatisan Partai Demokrat di Kota Kupang yang telah memberikan dukungan selama dua periode ia memimpin Partai Demokrat di Kota Kupang.

Ia juga menyampaikan rasa hormatnya kepada mantan Ketua Umum SBY, Ketua Umum AHY, juga rasa bangganya kepada Jefri Riwu Kore selaku mantan Ketua DPD yang saat ini menjabat sebagai Walikota Kupang dan mendoakan Leonardus Lelo selaku Ketua DPD yang saat ini memimpin Partai Demokrat di NTT. (**)

Kategori
Berita Daerah Nasional

Muscab Demokrat Berpotensi Curang, Simpatisan Jeriko Pantau Serius Pleno Verifikasi PAC

Spiritnesia.Com, Kupang – Simpatisan Jeriko menindaklanjuti dukungannya untuk mengawal Musyawarah Cabang (Muscab) serentak Partai Demokrat dengan memantau secara serius proses menjelang Muscab, khususnya terkait sidang pleno verifikasi PAC yang sedang berlangsung di DPC-DPC se-NTT.

Informasi tersebut disampaikan koordinator Simpatisan Jeriko, Herison Arianto, Minggu (10/4/2021), diketahui bahwa Muscab serentak akan dilaksanakan di tiga region di NTT, yakni di Kabupaten Sikka, Sumba Barat Daya dan NTT.

Herison mengatakan bahwa pihaknya menduga keras ada modus kecurangan baru yang sedang dipraktekan untuk mengganti para ketua DPC incumbent yang tidak disukai oleh kubu Leonardus Lelo karena telah mendukung Jeriko waktu pelaksanaan Musda yang lalu.

Hal yang dilakukan Leonardus Lelo dan pengurus baru di Partai Demokrat NTT, yakni memanipulasi mekanisme Pleno verifikasi DPAC di DPC-DPC dengan memaksakan adanya usulan baru calon ketua PAC, para calon ketua-ketua PAC yang diusulkan baru ini adalah orang-orang yang diambil dari pinggir jalan yang tidak kompeten sebagai calon ketua PAC dan nama-nama tersebut akan di bawa ke kantor DPD dan ditetapkan nama-nama sesuai selera dan kepentingan calon yang didroping dari DPD,” bener Heri.

“Ini praktek keji dalam demokrasi, karena tidak mampu bersaing bebas dalam Muscab sehingga suara PAC sah yang sudah bekerja untuk partai diganti menjelang Muscab yang sudah sangat dekat waktunya, kami menduga cara kotor ini bakal menyapu bersih semua incumbent yang dulunya pro Jeriko karena Ketua PAC yang punya hak suara sudah diganti semua menjelang Muscab,” katanya

Dirinya sangat menyayangkan sikap Leonardus Lelo sebagai Ketua DPD Partai Demokrat NTT yang dalam pidato-pidatonya selalu menyatakan akan taat pada AD/ART dan aturan partai, namun ternyata hanya dibibir saja tetapi kelakuannya berbeda jauh, Leonardus Lelo justru mengakomodir kepentingan golongan dan kelompok tertentu saja dalam Muscab tersebut.

Mantan Ketua BEM Unflor ini menegaskan bahwa Simpatisan Jeriko akan mengawal proses ini, bahkan jika perlu akan lakukan aksi damai dan kepung Kantor DPD Partai Demokrat NTT untuk memastikan praktek buruk demokrasi seperti ini tidak dilakukan secara sistematis. (Sn/tim)

Kategori
Berita Daerah

Muscab Demokrat di Tiga Zona di NTT Bakal Dikawal Simpatisan Jeriko

Spiritnesia.Com, Kota Kupang – Simpatisan Jefri Riwu Kore (Jeriko) akan mengawal Musyawarah Cabang (Muscab) serentak Partai Demokrat pada tiga zona di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yakni di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Sumba Barat Daya dan Sikka.

Demikian disampaikan Koordinator Simpatisan Jeriko, Herison Arianto Kore pada Selasa (05/04/2022) menanggapi rencana DPD Partai Demokrat NTT melaksanakan Musyawarah Cabang serentak di tiga wilayah di NTT pada bulan April 2022 ini.

“Mengapa kami dukung dan kawal, biar masyarakat luas tahu bahwa semua keganjalan yang dilakukan partai ini. Kita melihat dan merasakan bersama bahwa ketidakadilan yang dialami Bapak Jeriko dalam Musda Oktober 2021,” jelasnya.

Herison menjelaskan, bahwa Simpatisan Jeriko mendukung penuh pelaksanaan Muscab dan mengawal ketat Muscab tersebut sehingga tidak terjadi penyelewengan bahkan pemaksulan terhadap para simpatisan Jeriko. Karena
jika dibiarkan terus, maka elite partai ini akan mengulangi praktek buruk secara sistematis dalam Muscab serentak nanti, terutama rencana mereka untuk menyingkirkan para Ketua DPC ex pendukung Jeriko saat Musda lalu.

“Dugaan kami, salah satu modus operandinya adalah dengan memberikan garansi bahwa kandidat penantang cukup mendapatkan minimal 20 persen suara, sebagai syarat minimum PO Demokrat dan pasti DPP dan DPD PD NTT memenangkan calon yang memperoleh suara sedikit. Buat kami ini adalah praktek buruk demokrasi, ini masuk dalam wilayah kejahatan demokrasi,” ujar Heri.

Heri sangat sayangkan DPD Partai Demokrat NTT dibawah Kepemimpinan Leonardus Lelo Cs yang tidak belajar dari kesalahan sebelumnya yakni pada Musda bulan Oktober 2021 dan bisa kembali melakukan kesalahan yang sama bahkan lebih buruk lagi. Jika demikian, maka Demokrat NTT akan semakin terpuruk karena kepemimpinan yang lemah dan mengkhianati demokrasi.

Oleh karena itu, lanjut Heri, Simpatisan Jeriko NTT bersama komponen mahasiswa dan aktifis lainnya diberbagai daerah di NTT, menyatakan sikap untuk mengawal khusus pelaksanaan Muscab serentakserentak. “Kami akan melakukan aksi damai kawal Muscab langsung di tempat penyelenggaraan Muscab serentak baik itu di Kabupaten TTS, Sumba Barat Daya dan Sikka atau ditempat lain manapun di penjuru NTT,” ungkapnya meyakinkan.

Dirinya berpesan kepada semua komponen Simpatisan Jeriko yang dulu pernah berjuang untuk Partai Demokrat bersama Jeriko, untuk terus menyerukan kepada segenap kader Partai Demokrat, pemilik hak suara Muscab yakni Ketua-Ketua DPAC dan para anggota DPRD Fraksi Partai Demokrat untuk jangan takut.

“Harus berani menegakan marwah partai dan melakukan protes keras terhadap praktek demokrasi yang buruk yang sedang diikhtiarkan oleh DPD PD NTT dan antek-anteknya dalam penyelenggaraan muscab serentak,” tegasnya.

Hal ini, kata Herison, ditempuh simpatisan Jeriko sebagai upaya untuk terus mencari jawaban mengapa Jeriko dikalahkan dan apa saja kelemahan dan apa keunggulan Leonardus Lelo sehingga dirinya terpilih sebagai Ketua DPD, padahal Jeriko adalah Pemenang Musda.

“Jika jawaban itu belum kami dapatkan, maka dimana pun kami akan terus mencari atau mengejarnya, baik lewat pertemuan atau aksi demonstran, termasuk mengawal proses muscab ini” pungkas Heri. (SN/tim)