
Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena. (Dok. Melki)
Spiritnesia.com, Kupang – Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Emanuel Melkiades Laka Lena, menyoroti sejumlah capaian dan langkah strategis pemerintah provinsi di sektor pertanian sebagai motor penggerak utama ekonomi daerah.
Hal ini disampaikan Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena, Dalam pidato pembangunan dalam rangka Hari Ulang Tahun Ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, di Aula Gubernur NTT pada, Sabtu, 16/08/2025.
Dalam pidatonya, Gubernur Melki menegaskan bahwa sektor pertanian, khususnya tanaman pangan, terus menjadi penyumbang terbesar bagi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) NTT. Pemerintah Provinsi melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan mengedepankan tiga strategi utama: intensifikasi, ekstensifikasi, dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk menggenjot produktivitas.
“Upaya intensifikasi dilakukan melalui penggunaan benih unggul, pemupukan yang tepat, penerapan irigasi tetes dan irigasi terjadwal, pengendalian hama terpadu, serta dukungan alat dan mesin pertanian,” ujar Gubernur.
Ia membeberkan, hasil dari berbagai strategi tersebut mulai tampak di semester pertama tahun 2025. Produktivitas padi mencapai 4,12 ton per hektare, sementara jagung mencapai 2,78 ton per hektare. Komoditas hortikultura juga menunjukkan tren positif. Produksi bawang putih naik menjadi 152,3 ton, cabe besar meningkat menjadi 1.367,5 ton, serta cabe rawit sudah mencapai 9.685,7 ton, berpotensi melampaui total produksi tahun 2024 yang sebesar 11.288,5 ton.
Di sektor perkebunan, peningkatan produktivitas juga tercatat pada sejumlah komoditas unggulan. Kopi arabika mencatat kenaikan signifikan dari 526 kg/ha (2024) menjadi 736 kg/ha (2025). Kopi robusta, kelapa, kakao, dan jambu mente juga menunjukkan peningkatan produktivitas yang stabil.
Capaian ini turut mendorong kenaikan Indeks Harga Petani (IHP) dari 115,37 (2024) menjadi 119,01 (2025). IHP di atas 100 menandakan bahwa petani mengalami surplus, yaitu pendapatan yang tumbuh lebih cepat daripada pengeluarannya.
Menurut Gubernur NTT, Pemerintah Provinsi juga meningkatkan peran penyuluh pertanian dalam mendampingi petani di lapangan. Untuk mendukung hal ini, pada tahun 2025, Pemprov NTT mengalokasikan Biaya Operasional Penyuluh (BOP) sebesar Rp260.000 per bulan bagi 1.918 penyuluh pertanian aktif di seluruh wilayah NTT.
“Kita akan terus memperkuat sinergi antara petani, penyuluh, dan pemerintah untuk memastikan ketahanan pangan, meningkatkan kesejahteraan petani, dan memperkuat ekonomi lokal,” tegas Gubernur Melkiades
Dengan berbagai capaian ini, kata Gubernur Melki, Pemerintah Provinsi NTT optimistis bahwa sektor pertanian akan terus menjadi pilar utama pembangunan dan kesejahteraan masyarakat di masa mendatang. (Melky)