Spiritnesia.com, Kupang – Marthen Lutan, salah satu atlit tinju amatir di Bali kembali menjawab undangan Pemerintah Kabupaten Malaka dalam Kejuaraan Daerah (Kejurda) yang akan dilaksanakan di lapangan umum Kabupaten Malaka, mulai Jumat (25/8/2023) sampai Rabu (30/8/2023).
Dalam ajang bergengsi kali ini, Marthen Lutan akan berhadapan dengan Brendelsius Kapo, petinju asal Kabupaten Sikka, dalam 3 ronde pertandingan.
Diketahui Marthen Lutan merupakan petinju asal Malaka. Marthen merupakan anak ketujuh dari 10 bersaudara yang lahir dari pasangan suami istri Edmundus Tae (Alm) dan Amanda Un, yang beralamatkan RT/RW 007/007, Dusun Kamu B, Desa Umutnana, Kecamatan Sasitamean, Kabupaten Malaka.
Marthen kini menjadi kebanggaan orang tua dan keluarga besarnya, pasalnya dalam keluarga hanya Marthen yang memilih jalan sebagai petinju.
Pria kelahiran Nuntoen, 15 Mei 1997 mengaku dirinya mulai mengikuti Boxing Camp waktu masih mengenyam pendidikan di bangku SMAN 2 Atambua. Awal mula mengikuti Boxing Camp hanya sekedar untuk berolahraga. Setelah menyelesaikan pendidikan dari bangku SMA , Marthen kemudian memilih untuk bekerja sebagai pedagang sayur.
“Pertama kali saya kenal tinju di Laka Boxing Camp Atambua pada bulan Agustus tahun 2016. Coach yang melatih dan mendampingi saya waktu itu adalah Bapak Anton Waso, yang saat itu bekerja sebagai tenaga security di SMA Negeri 2 Atambua, tempat saya bersekolah,” katanya.
Oktober tahun 2017 Marthen kemudian memutuskan untuk merantau ke Bali. Disana tekatnya untuk menjadi petinju mencuat. di Bali Marthen bekerja sambil mencari sasana tinju untuk bisa mewujudkan keinginan terbesarnya menjadi petinju.
Waktu terus berjalan, 2018 Marthen bergabung bersama Sasana Setia Budi, yang berada di Kabupaten Badung Bali. Disanalah dirinya memulai karier di bidang olahraga (boxing) dibawah bimbingan Coach Willy.
“Dipertengahan tahun 2018 tepat bulan Agustus saya tampil perdana mewakili Kabupaten Badung Bali di Bupati Cup Buleleng. Semenjak itu saya sering diundang untuk ikut bertanding di Jawa Timur, dan pada bulan Maret 2019 saya mendapatkan medali emas untuk pertama kalinya usai menang di ronde ke-2 atas petinju Denpasar yang berasal asal Sumba Timur. Kemudian perolehan medali perak dalam kompetisi Bupati Cup Banyuwangi, Jawa Timur dan saat itu saya bekerja di Hotel Grand Bali Sanisuite,” ungkap Marthen.
Tahun 2020 dimana pandemi covid-19 menyerang, Marthen sempat meninggalkan sasana tinju Setia Budi lalu berangkat ke Merauke Papua menjadi tenaga kerja.
“Setelah tiba disana, saya bergabung dalam salah satu wadah kategorial gereja Katholik, yakni organisasi pencak silat pendidikan Tunggal Hati Seminari-Tunggal Hati Maria (THS-THM). Dalam wadah ini, saya mulai belajar secara perlahan-lahan. Para pendahulu organisasi (anggota/senior) memberikan bimbingan selama kurang lebih 12 bulan. Bulan Juni 2022, saya resmi dilantik menjadi anggota sah organisasi THS-THM karena telah melalui tahap terakhir yakni kegiatan pendadaran bagi para calon anggota. Usai pendadaran saya kembali ke Bali untuk melanjutkan karir sebagai petinju amatir.
Kembali bergelut di dunia petinju, Marthen langsung dianugerahi medali emas dalam Kejurda Provinsi Bali.
Desember 2022, sambungnya Marthen diundang oleh Pemkab Malaka untuk memperkenalkan tinju di Kabupaten Malaka. Usai pertandingan, Marthen kembali ke Bali, dia kemudian bergabung dengan Pertina Gianyar Bali atas panggilan dari Pelatih Julio Bria mantan petinju amatir juara Sea Games 2011 yang juga merupakan salah satu senior tinju amatir putra Malaka.
“Februari 2023 lalu saya kembali meraih medali perak di Kota Batu Malang, Jawa Timur dan Bulan Maret lalu saya Mendapat medali Emas untuk ketiga kalinya di Kota Malang Jawa Timur, dan tanggal 19 kemarin saya menang WO atas petinju Papua Barat di Fins Club Canggu Bali, dan hari ini saya hadir di Malaka untuk memenuhi undangan dalam Kejurda Kabupaten Malaka,” ujarnya.
Marthen juga kini sedang mempersiapkan diri menghadapi Pra PON 2 mewakili Bali.
Menurutnya, ini semua terjadi pada dirinya atas berkat yang melimpah dari sang pencipta, berkat dari para leluhur terutama lindungan dari almarhum bapaknya yang telah berpulang.
Penulis : Egy Hello