Spiritnesia.com, Kupang – Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Kupang memberi atensi seleksi Calon Sisa Akpol asal NTT tahun 2024.
Hal ini disampaikan Ketua Cabang GMKI Kupang, Florit Tae, S.Th kepada spiritnesia.com. Sabtu (06/07/24).
“Beberapa hari ini, pemberitaan di Media cukup mengganggu. Karena itu, saya kira sebagai salah satu pimpinan organisasi Mahasiswa perlu memberikan Atensi terhadap apa yang terjadi di NTT. Ketika membaca pemberitaan di Media Bahwa telah diumumkan hasil seleksi Calon Sisa Akpol asal NTT dan dari 11 nama Calon Siswa yang lolos ternyata hanya 1 orang yang merupakan Putra NTT. Maka ini sangat tidak akomodatif dan tidak representatif,” jelasnya.
lebih lanjut Florit menyampaikan bahwa Calon siswa (casis) Taruna Akademi Kepolisian (Akpol) asal Polda Nusa Tenggara Timur (NTT) tahun ajaran 2024, kalau mau objektif, harusnya merupakan putra-putri NTT.
“Saya menduga bahwa proses seleksinya tidak objektif dan bahkan tidak adil. Jika benar bahwa dari 11 nama tersebut, 10 diantaranya adalah orang yang sesuku dengan Pak Kapolda, atau setidaknya orang dekat Kapolda maka sangat tergambar nepotisme luar biasa. Memang Kapolda menyampaikan bahwa ia tempatkan pengawas internal dan eksternal untuk mengawasi tahapan dan proses serta hasilnya. Namun, rasanya tidak mungkin. Dengan 10 nama yang jelas-jelas bukan putra-putri NTT, bagaimana mungkin kita percaya?” tanya Florit.
Sebelumnya, Kapolda NTT menghimbau agar yang tidak berhasil lolos, tetap semangat dan mempersiapkan diri untuk peluang lain yang akan datang. Dia bahkan memotivasi bahwa ini bukanlah kekalahan, melainkan sebatas keterbatasan kuota yang tersedia.
“Statmen Kapolda ini hanya sekedar hiburan yang sama sekali tidak membahagiakan masyarakat NTT yang anak-anak mereka mengikuti seleksi. Saya berharap Kapolda NTT jangan menciptakan “sandiwara yang tidak lucu”. Saya mengecam hasil seleksi Calon siswa (casis) Taruna Akademi Kepolisian (Akpol) asal Polda Nusa Tenggara Timur (NTT) tahun ajaran 2024 ini,” ujar Florit.
GMKI Kupang mengajak masyarakat NTT harus kritis dan bersuara terkait hal ini.
“Rasanya proses dan hasil ini tidak dibenarkan. Sebagai Ketua GMKI saya tegaskan bahwa Masyarakat NTT tidak diskriminatif, bahkan tidak eksklusif. Namun, proses dan hasil yang tidak akomodatif seperti ini perlu dikecam. Saya berharap, Bapak Kapolri tolong skritis menilai hasil Calon siswa (casis) Taruna Akademi Kepolisian (Akpol) asal Polda Nusa Tenggara Timur (NTT) tahun ajaran 2024 yang lolos ini. Apa yang dilakukan oleh Polda NTT ini sangat tidak mendidik,” harapnya. (EJA)