Spiritnesia.com, Kupang – Gerak cepat Organisasi Paguyuban TTU-Kupang yang baru dilantik oleh Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Bungtilu Laiskodat, S.H., M.Si. pada 09/08/2022 di Lurasik, selalu menjadi pemerhati setia orang TTU yang datang di Kota Kupang dan di Luar Kota Kupang, baik itu dalam Suka Maupun Duka.
Seperti disaksikan media spiritnesia.com, hari ini Senin, 14/11/2022, pukul 08:30 Wita mendengar info di grup Pengurus Paguyuban TTU-Kupang, bahwa ada kedukan yang menimpa Anak dari pasangan Bapak Markus Mau Ikun dan Ibu Yuliana Kolo, Organisasi Paguyuban TTU-Kupang langsung mengambil sikap dan datangi Rumah Sakit Siloam Hospital Kupang.
Seperti di kisahkan oleh salah seorang Tenaga Medis yang tergabung dalam Kumpulan ‘Kefa Siloam Hospital Kupang’ bahwa Ibu Yuliana Kolo sudah Dua minggu di Rumah sakit sini.
Keberadaan Ibu Yuliana Kolo yang ditemani Dua Putri ini sudah Dua Minggu, namun kami pun tidak mengetahui kalau mereka itu dari TTU, tutur Deci sapaan karibnya.
Lanjut Deci menceritakan kronologis Almarhum Adik Juniarto Wilhelmus Mau, jadi ketika kami mengetahui Almarhum adik Juniarto itu pada saat saya melakukan Tugas Perawatan Medis di Ruangnya adik Almarhum Juniarto, dan pas saat sore itu tepat pada Minggu itu saya yang mendapat tugas di kamar Almarhum adik Juniarto.
Setelah saya habis merawat Juniarto saya iseng-iseng bercerita sama Ibu Yuliana Kolo dan ketika dalam cerita itu baru saya ketahui kalau Ibu Yuliana ini asal dari TTU yang datang merawat Anak Bungsunya yang lagi sakit.
Setelah saya ketahui Ibu Yuliana Kolo asal dari TTU, saya coba bertanya kepada Ibu Yuliana Kolo terkait keluhan dan tempat tinggal yang dekat, atau keluarga begitu, namun yang saya dapat jawaban itu ialah bahwa sudah Dua Minggu disini tanpa Satu Keluarga pun yang mereka ketahui di Kota Kupang, “kami disini hanya di dalam Rumah Sakit sini karena kami tidak ada keluarga, ” tutur Deci meniru jawaban Ibu Yuliana Kolo.
Karena saya mendengar cerita dari Ibu Yuliana Kolo saya mencoba untuk bertanya lagi terkait Makan dan Minum seperti apa kalau tidak ada keluarga? Lalu jawab Ibu Yuliana Kolo, bahwa makan dan minum kami bertiga ini ketika Nasi sisa dari Almarhum ketika tidak habis dimakan, maka kami bertiga yang lanjut makan, ujar Deci mengisahkan jawaban Ibu Almarhum Juniarto.
Kebetulan lanjut Deci menceritakan keluhan dari Ibu Almarhum Juniarto, ada pasien yang sama-sama dari TTU kemari, mereka kasih kami Uang Seratus Ribu dan itu kami pakai untuk beli makan dan makan itu kami bertiga beli sebungkus nasi untuk makan bertiga karena takutnya uang habis, tutur Deci meniru jawaban Ibu Yuliana Kolo.

Setelah saya mendengar cerita dari Ibu Yuliana Kolo, saya pun mulai ambil sikap untuk mencari Kelompok Paguyuban TTU-Kupang namun yang saya ketahui itu bukan Paguyuban TTU-Kupang, namun saya pikir “Biinmafo” Sehingga saya tidak temukan nama tersebut, hingga pagi ini saya mendengar kabar kalau adik Juniarto sudah putus nafas.
Setelah beredar info bahwa adik Juniarto sudah meninggal kami dari Kumpulan KSHK langsung ambil sikap untuk membantu sesuai kemampuan kami, namun tidak sangka kalau Paguyuban TTU-Kupang pun akan ada untuk bisa membantu kami dan Ibu Yuliana Kolo. Memang ini Luar biasa melalu adik Juniarto kami juga bisa bertemu dengan Pengurus Paguyuban TTU-Kupang.
Seperti disaksikan media ini bahwa Jenasah Almarhum Juniarto telah di antar pulang menuju TTU dengan mobil Ambulance yang didampingi oleh pengurus Paguyuban yakni Finsensius Sakunab. (AT)