Spiritnesia.com, Kupang – Ketua Dekranasda Provinsi NTT, Ny. Julie Sutrisno Laiskodat, bersama Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) melalui Futuremakers project, melakukan kunjungan kepada kelompok anak muda dan penyandang disabilitas di dua Sekolah Luar Biasa SLB yakni SLB Negeri Oelmasi Kabupaten Kupang dan SLB Asuhan Kasih Kota Kupang.
Hal ini disampaikan Ketua Dekranasda NTT Ny. Julia Sutrisno Laiskodat di Aula SLB Asuhan Kasih Kota Kupang, Selasa, 21/02/2023.
“Kaum muda Indonesia berhak atas akses terhadap peningkatan ekonomi yang layak, setara, dan ramah lingkungan. Terlebih lagi, bagi kaum muda Nusa Tenggara Timur (NTT), terutama perempuan dan penyandang disabilitas, yang penghidupannya terdampak pandemi COVID-19.”
Untuk membantu meningkatkan kondisi ekonomi kaum muda di NTT, Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) Futuremakers project, memberikan berbagai pelatihan dan pendampingan bisnis anyaman ramah lingkungan.
Program yang didukung oleh Standard Chartered Foundation ini akan dilaksanakan hingga 2023, dengan target sebanyak 400 peserta kaum muda, yang terdiri atas 240 orang perempuan dan 100 penyandang disabilitas.
Ketua Dekranasda Provinsi NTT, Ny. Julie Sutrisno Laiskodat sebagai rumah dari UMKM yang sejak awal berkomitmen untuk berkolaborasi dengan Program Futuremakers ini, mengunjungi 2 (dua) titik lokasi produksi kelompok Kaum Muda, yaitu SLB Negeri Oelmasi Kabupaten Kupang dan SLB Asuhan Kasih Kota Kupang.
Dalam kunjungannya, beliau menekankan tentang pentingnya untuk pendekatan program-program pemberdayaan yang dilakukan itu tidak hanya berupa pelatihan-pelatihan dan dukungan Alat, tetapi juga menghubungkan dengan ekosistem bisnis.
“Jadi Dekranasda Berkomitmen mendukung program ini, karena pendekatan program ini berbeda dengan yang selama ini dilakukan oleh Pemerintah. Dalam program ini, juga menjangkau Kaum Muda Disabilitas yang biasanya terpinggirkan karena di anggap tidak mampu. Dan juga program ini tidak hanya memberikan pelatihan, tetapi juga menghubungkan kelompok-kelompok usaha ini dengan Industri di hilir.” Jelas beliau dalam salah satu kunjungannya di SLB Negeri Oelamasi, mengunjungi Kaum Muda yang sedang mengikuti Pelatihan menganyam.
“Krealogi sendiri, sebagai mitra pelaksana Plan Indonesia menjelaskan bahwa, proses produksi ini pun cukup ketat dalam proses kontrol kualitasnya, agar mampu memasuki pasar yang lebih besar, termasuk dengan e-commerce.”
Selain itu, Plan kembali menekankan bahwa beberapa bentuk ekosistem pendukung yang coba di fasilitasi oleh project Futuremakers adalah adanya komite lintas stakeholder dari pentahelix unsur pemerintahan, dan kegiatan promosi termasuk kompetisi pitching bisnis untuk meningkatkan kapasitas dari kelompok usaha dan membuka jejaring relasi bisnis mereka.
Dalam kesempatan berbeda di Kunjungan berikutnya di SLB Asuhan Kasih dalam pelatihan menjahit bagi Kaum Muda, Ketua Dekranasda Provinsi NTT, Bunda Julie, begitu beliau biasa di Sapa bersama dengan Plan dan Krealogi kembali menekankan bahwa bentuk-bentuk usaha yang menerapkan nilai prinsip bisnis hijau dan inklusif seperti ini sangat penting untuk dikembangkan, agar memiliki cerita yang berbeda dengan UMKM Kriya serupa lainnya di daerah lain, dan membuat keberlanjutan dari usaha dan lingkungan lebih bisa terjamin untuk jangka waktu yang panjang. menekankan tentang pentingnya Green.
“Kita mempunyai harapan, program ini bisa menjadi solusi ekonomi yang inklusif bagi kaum muda di NTT. Para peserta Futuremakers juga diharapkan bisa menjadi contoh praktik bisnis ramah lingkungan yang tetap menguntungkan kaum muda,” ujar Albert Amtiran, Futuremakers Project Manager Plan Indonesia, usai menghadiri kunjungan Ketua Dekranasda NTT.
Saat ini di sela-sela mengikuti pelatihan teknis menganyam dan menjahit, 10 kelompok usaha yang sudah terbentuk dan di dampingi program Futuremakers ini, sudah mulai menerima pesanan-pesanan, sehingga mereka dapat dikatakan sudah mulai mendapatkan sumber pendapatan dari usaha ini.
Karena itu, peserta program Futuremakers akan terus mengikuti pelatihan dan pendampingan bisnis mikro, termasuk oleh Dekranasda Provinsi NTT, dan dinas-dinas teknis seperti Dinas Perindustrian dan perdagangan, dinas kepemudaan dan olahraga, dinas pariwisata dan ekonomi kreatif, Kampus, dan lembaga keuangan, untuk meningkatkan soft skill dan hard skill mereka dalam berbisnis berbasis pasar di sektor kerajinan.
Selanjutnya, sebanyak 200 orang muda dari Kota dan Kabupaten Kupang diharapkan dapat membuka bisnis di sektor kerajinan yang ramah lingkungan, seperti bisnis anyaman bambu atau tanaman Purun yang biasa ditemukan di dekat rawa.
Teknik bisnis ramah lingkungan ini diajarkan kepada peserta melalui kemitraan dengan Du Anyam yang bergerak di bidang kriya ramah lingkungan, organisasi Persani NTT, dan organisasi disabilitas lainnya di NTT. Diharapkan, melalui program Futuremakers, kaum muda memiliki kemampuan ekonomi yang komperhensif untuk terus berdaya dan melanjutkan kehidupan secara bermakna. (SN)