Spiritnesia.com, Kefamenanu – Ucapan manis disaat dibutuhkan, Jalan penghubung antar Dua (2), Desa yakni Desa Oenbit, dan Desa Loeram, Kecamatan Insana, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), sangat memprihatinkan dan tidak layak digunakan Manusia.
Demikian disampaikan Simon Sanan, salah Seorang perwakilan Masyarakat dari Dua Desa tersebut kepada media ini pada Senin, 20/12/2022.
“Jalan penghubung antar Dua Desa Jalan penghubung antar Dua Desa ini pak, sudah dari sejak Negara Republik Indonesia merdeka hingga saat ini masih seperti sejak itu pak, bahakan sudah sangat tidak layak lagi untuk dilewati manusia,” ungkap Sanam dengan nada kesal.
Padahal, setiap Lima tahun menjelang pemilihan baik pemilihan Legislatif dan Pilpres, PilGub dan PulBub, kami masyarakat Dua Desa ini, tidak perna memilih Golput, kami tetap menggunakan hak pilih kam, tutur Sanam.
“Setiap kali menjelang pemilihan umum banyak calon Legislatif, dan Bupati, kami selalu dijanjikan, untuk bangun jalan, namun hingga kini kondisi jalannya sangat memprihatinkan,” ungkap Sanam.
Lebih lanjut Lasarus mengatakan Para tim sukses dan para Kandidat sering datang merayu untuk memilih mereka, namun setelah mereka terpilih mereka lupa akan janjinya sendiri.
Lebih paranya lagi pak, di setiap Pilbub dan Legislatif banyak tim sukses yang datang pura-pura membawa meter sambil mengukur jalan, dan dengan berbagai cara mereka menjanjikan untuk membangun jalan dan akan memasukkan listrik ketempat mereka, namun setelah selesai pemilihan kami masyarakat Besin, Toelneno tidak pernah melihat lagi batang hidung mereka, alis kami jadi korban Politik janji, kritik Sanam.
Padahal, kata Sanam, setiap tahun pembayaran pajak itu selalu kami lakukan, tapi Kami masyarakat di Dua Desa ini, kemungkinan sudah dilupakan oleh Pemerintah Daerah Kab. TTU, ujar Sanam dengan Nada kesal.
Sementara itu lanjut Damianus Talo, kami masyarakat Desa Toelneno ini seperti belum merdeka, karena kalau saja negara Indonesia merdeka, tentu kami juga pasti sudah merasakan kemerdekaan itu, tetapi kami masyarakat Dusun 6 Toelneno Desa Oinbit, dan Besin Desa Loeram sampai hari masi tetap merasakan jalan yang dari sejak awal Indonesia merdeka itu, ucap Talo.
“Jangankan jalan yang bagus pak, seperti aspal, listrik saja kami belum lihat, jadi kami ini hanya bisa menikmati listrik ketika kita keluar dari Desa kita baru bisa kita tahu listrik, padahal kami selalu menyetor Pajak Bumi Bangunan (PBB),” ungkapnya dengan nada kesal.
Sebagai masyarakat, kami sudah sering mengusulkan kepada pemerintah, namun, sampai hari ini aspirasi kami tidak didengarkan, oleh karena itu, semoga dengan adanya kehadiran pak mereka disini, bisa bantu kami untuk menyampaikan keluhan kami pak. Dan semoga para Penjabat di daerah bisa tergugah untuk bisa turun langsing, pintanya.
“Lebih lanjut, Damianus juga menuturkan bahwa di kedua kampung ini ada Sekolah Dasar yakni SD Negeri Besin, setiap tahun memasuki musim hujan seperti saat ini, kami selalu menderita karena jalan yang berlumpur, yang menyebabkan licin pak, jadi jujur sebagai masyarakat kami sangat merasa iba dengan para guru-guru yang selama ini menggunakan jasa para ojek.
Apa lagi memasuki musim hujan seperti ini para guru harus berjalan kaki dengan menempuh jarak 10 Kilo Meter, karena tidak ada ojek, jelasnya.
Sementara itu lanjut Yosep Kano salah satu toko adat di daerah itu juga menyatakan hal yang sama, katanya, pak, kami ini sudah merasakan jalan begini dari sejak Indonesia baru merdeka, dan kami ini adalah korban janji saja dari para pihak yang hanya menginginkan hak suara dari kami dimana disaat mereka butuh, namun sehabis itu kami di tinggal pergi begitu saja, ujarnya penuh kritik.
“Kondisi jalan ini sudah bertahun-tahun kondisinya rusak tapi tidak ada perhatian dari pemerintah daerah padahal sering pejabat kabupaten melewati jalan tersebut.”
Dengan kondisi jalan yang berlubang – lubang banyak pengguna jalan jatuh, dan akibat jalan yang berlubang dan digenangi air, jelasnya.
Apabila kondisi jalannya masih seperti ini banyak pelaku usaha yang tidak mau datang membeli hasil bumi pak, bahkan ternak sepertinya Sapi, Kerbau, Kambing, Ayam, dan hasil Bumi seperti Kemiri, Asam, jambu mente, Siri, dan lain-lain, itu orang tidak bisa masuk karena jalan tidak bisa lagi digunakan.
Apa dengan kondisi jalan yang rusak begini, akan membantu memberdayakan masyarakat kecil supaya perputaran ekonomi masyarakat berjalan bagus, atau seperti apa, jadi kami masyarakat minta pemerintah setempat untuk kalau bisa bantu kami membangun jalan penghubung antar Dua Desa ini biar kami juga turut merasakan kemerdekaan juga, tuturnya dengan penuh harapan.
Charles Usfunan / SN.