Spiritnesia.com, Kupang – Direktur PT. Jamkrida (Jaminan Kredit Daerah) Nusa Tenggara Timur, Ibrahim Imang, menilai bahwa program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) dengan sistem kredit dalam upaya peningkatan produksi petani sampai saat ini masih berjalan baik.
Ibrahim Imang, belum lama ini kepada media di ruang kerjanya menyampaikan bahwa kredit TJPS bagi petani tersebut, semua penjaminan kreditnya ada pada PT. Jamkrida NTT.
“Sudah setahun kita jamin kredit TJPS ini dan belum ada masalah klaim kredit, ini artinya program ini lagi bagus. Kalau program ini sedang tidak bagus maka akan ada kredit macet dan Jamkrida akan banyak membayar klaim,” ungkap Ibrahim
Ibrahim menjelaskan dalam pelaksanaan program ini, selain Jamkrida ada banyak stakeholder yang terlibat untuk ikut membahas program ini kurang lebih setahun dari awal perencanaan hingga pelaksanaannya.
“Kita ikut pembahasan masalah kredit pertanian jagung ini dari awal dari awal dan cukup lama, mungkin satu tahun membahas hal ini. Baik dengan banknya sendiri, dinas pertaniannya dan semua stakeholder yang terlibat di dalam pertanian ini, termasuk juga beberapa kali langsung dipimpin oleh Bapak Gubernur,” ujarnya
Sehingga, lanjutnya, Jamkrida begitu yakin memberikan jaminan kredit ini, hal ini tak terlepas dari konsepnya bahwa di sana ada offtaker yang menjamin akan membeli hasil petani dalam kondisi apapun hasil.
“Kita sangat yakin terutama ya salah satunya juga ini adalah program pemerintah yang harus kita dukung karena kami ini kan BUMD milik Pemerintah Provinsi sehingga kita harus dukung semua program pemerintah apalagi dalam upaya mensejahterakan rakyat, ” tegasnya
Untuk diketahui, Program Kredit Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) yang digaungkan oleh Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat adalah program untuk meningkatkan hasil produksi pertanian memakai pola kemitraan guna menyelesaikan persoalan pembiayaan.
TJPS saat ini mulai menerapkan pola kemitraan. Dimanan TJPS pola kemitraan itu adalah satu instrumen yang sifatnya ekosistem yang dibangun untuk menyelesaikan persoalan pembiayaan pembangunan pertanian dan persoalan hasil produksi dari wira usaha mandiri.
Cara menyelesaikan permasalahan itu adalah para petani mengajukan kredit kepada Bank NTT dengan bunga yang rendah agar masyarakat dimudahkan dalam melaksanakan program TJPS. Selanjutnya, dari segi pemasaran, Pemerintah Provinsi NTT bermitra dengan offtaker yang akan langsung membeli hasil panenan jagung dari petani. (Do)