
Spiritnesia.com, Kupang – Kematian tragis MSB (33), warga RT 20 RW 9, Kelurahan Naioni, Kecamatan Alak, Kota Kupang, yang menghembuskan napas terakhir di RS Boromeus, memicu dugaan adanya tindak pidana pembunuhan berencana. Pihak keluarga mendesak penegak hukum untuk mengusut tuntas kasus tersebut, terutama karena suami korban, berinisial JS, diduga kuat terlibat dalam kematian MSB.
Wadu Yohanis Timuli, salah satu anggota keluarga korban, menyampaikan kecurigaan tersebut saat ditemui wartawan pada Selasa, 29 Juli 2025. “Kejadian ini sudah beberapa hari lalu. Dokter juga menyampaikan hal-hal yang sesuai dengan apa yang kami lihat pada tubuh almarhumah. Banyak sekali kejanggalan. Karena itu kami sebagai keluarga merasa tidak puas,” ujar Yohanis, sedih.
Menurut Yohanis, keterangan suami korban yang menyebut istrinya jatuh di kamar mandi di rumah tidak sesuai dengan temuan fisik pada jenazah. Pihak keluarga bahkan mendapatkan informasi yang menimbulkan dugaan adanya tindak kekerasan yang mengarah pada pembunuhan. “Tanda-tanda fisik di tubuh korban sangat mencurigakan. Ada memar di pipi, bibir pecah dan pembengkakan berwarna kehitaman di leher bagian kiri dan kanan. Ini bukan luka karena jatuh biasa,” tegasnya.
Keluarga juga mempertanyakan sikap JS yang dinilai tidak terbuka. Diketahui MSB dilarikan ke RS Boromeus tanpa sepengetahuan keluarga, bahkan hingga meninggal dunia pun, informasi tersebut tidak disampaikan langsung oleh suaminya. “Yang paling menyakitkan, dua anggota keluarga yang datang ke RS pada 25 Juli juga tidak diizinkan masuk. Ini makin menguatkan dugaan kami bahwa ada yang disembunyikan,” tambah Yohanis.
Pihak keluarga pun berharap agar aparat penegak hukum tidak tinggal diam dalam kasus ini. Mereka mendesak agar proses penyelidikan dilakukan secara transparan demi keadilan bagi korban. “Kami sudah kehilangan, anak-anak juga sudah tidak punya ibu. Kami hanya ingin proses hukum berjalan sebagaimana mestinya. Kami ingin keadilan ditegakkan,” tandasnya.
Seorang anggota Polsek Alak yang ditemui media membenarkan adanya indikasi tidak wajar dalam kematian MSB. “Keterangan dokter memang menyebutkan bahwa korban meninggal secara tidak wajar. Kalau keluarga ingin melapor secara resmi untuk diproses, kita siap saja (menindaklanjuti),” ujarnya singkat.
Kasus ini tengah menjadi perhatian publik, mengingat adanya indikasi kekerasan dalam rumah tangga yang berujung maut. Pihak keluarga pun berharap penyelidikan dapat membuka fakta sebenarnya di balik kematian MSB.