Spiritnesia.com, Kupang – Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) telah meluncurkan program inovatif bertajuk “Eu Manne Gir Hi’ang,” yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan perlindungan bagi perempuan dan anak di wilayah tersebut.
Mengingat tingginya angka kekerasan yang berdampak negatif pada kesehatan mental dan perekonomian keluarga, program ini diharapkan menjadi solusi yang efektif. Program ini dirancang sebagai terobosan inovatif untuk mengatasi tantangan rendahnya kesadaran masyarakat tentang perlindungan perempuan dan anak. Salah satu strateginya adalah meningkatkan kesadaran masyarakat melalui kampanye edukasi di berbagai komunitas, yang bertujuan menyebarkan informasi mengenai hak-hak perempuan dan anak.
UPTD PPA kini telah menyiapkan buku saku dan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang jelas untuk mendukung pencapaian milestone jangka pendek. Hal ini bertujuan untuk memberikan panduan yang efektif bagi tim kerja dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab mereka.
Untuk mencapai milestone jangka menengah, UPTD PPA telah melakukan sosialisasi melalui RRI dan membuat berita online terkait program-program yang dijalankan. Selain itu, data mengenai kekerasan terhadap perempuan dan anak telah dimasukkan ke dalam website Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, yang kini dapat diakses oleh masyarakat, sehingga informasi tersebut lebih mudah disebarluaskan dan dipahami.
“Kami percaya bahwa dengan meningkatkan kesadaran masyarakat melalui kampanye edukasi, kami dapat memberikan informasi yang lebih baik mengenai hak-hak perempuan dan anak, serta mengurangi angka kekerasan yang terjadi di komunitas kita. Dengan keterlibatan semua pihak, baik pemerintah, organisasi masyarakat, maupun individu, kami berharap dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman dan mendukung bagi perempuan dan anak,” jelas Margaritha Mauweni, ST, MM, selaku Kepala Seksi Tindak Lanjut UPTD PPA DP3AP2KB Provinsi NTT.
Ia menambahkan, “Program ini merupakan langkah awal yang penting untuk menanamkan nilai-nilai keadilan dan perlindungan, sehingga perempuan dan anak merasa dihargai dan terlindungi,” pungkas Margaritha Mauweni.
Sosialisasi program ini dilakukan di kantor UPTD PPA DP3AP2KB Provinsi NTT pada tanggal 18 September 2024. Untuk menjangkau masyarakat lebih luas, sosialisasi juga telah dilaksanakan pada 24 September 2024 melalui siaran acara dialog pagi di Radio Republik Indonesia (RRI) Kupang, dengan tema “Peran Penting Keluarga dalam Menangani Stunting.”
Selain itu, program ini telah diperkenalkan kepada Ibu Penjabat Gubernur NTT, Santi Ambarwati, S.E, yang juga menjabat sebagai Penjabat Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) NTT dalam kunjungan kerja ke kantor UPTD PPA pada tanggal 16 Oktober 2024.
Dalam kesempatan tersebut, Santi Ambarwati mengungkapkan, “Keluarga memiliki peranan yang sangat krusial dalam mendukung program ini. Kami berharap melalui kolaborasi yang solid, kami bisa meminimalisir angka kekerasan dan meningkatkan kesejahteraan perempuan dan anak di NTT,” tutur Santi Ambarwati, S.E.
Setelah sosialisasi ini, UPTD PPA DP3AP2KB Provinsi NTT berkomitmen untuk terus memperluas jangkauan program “Eu Manne Gir Hi’ang” melalui berbagai inisiatif lainnya. Tim akan melakukan pendekatan langsung ke komunitas-komunitas, mengadakan pelatihan keterampilan untuk perempuan korban kekerasan, dan mengoptimalkan layanan hotline Sapa 129 agar lebih banyak korban yang dapat mengakses bantuan dengan mudah.
“Kami juga akan bekerja sama dengan organisasi non-pemerintah dan pihak-pihak terkait lainnya untuk memastikan bahwa setiap langkah yang diambil dapat memberikan dampak nyata dan berkelanjutan,” tambah Margaritha Mauweni, menegaskan pentingnya kolaborasi dalam mencapai tujuan program.
Margaritha menegaskan, “Kami ingin memastikan bahwa semua anggota tim memiliki acuan yang tepat dalam menjalankan tugas mereka, sehingga penanganan kasus dapat dilakukan dengan cepat dan efektif. Kami juga berkomitmen untuk terus memantau dan mengevaluasi setiap langkah yang diambil.” Program ini menjadi bagian dari kegiatan proyek perubahan PKP angkatan IX tahun 2024, yang menitikberatkan pada penguatan jaringan dukungan bagi perempuan korban kekerasan di NTT. Dalam konteks ini, UPTD PPA berkolaborasi dengan pemerhati perempuan untuk membantu pemulihan ekonomi korban kekerasan, yang meliputi pemberian modal untuk pengembangan usaha kecil yang diharapkan dapat mengembalikan kemandirian finansial para korban.
Rencana ke depan adalah menyiapkan desain anggaran untuk pemulihan korban kekerasan pada tahun 2025, dengan tujuan menjadikan pemulihan ekonomi sebagai inovasi UPTD PPA. “Dengan berbagai inisiatif ini, kami berharap perlindungan dan pemulihan bagi perempuan dan anak di NTT dapat meningkat secara signifikan, menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera dan berkeadilan,” tutup Margaritha.
Melalui langkah-langkah konkret dan komprehensif ini, “Eu Manne Gir Hi’ang” diharapkan dapat memberikan dampak positif yang nyata dalam meningkatkan kesadaran, perlindungan, dan pemulihan bagi perempuan dan anak di NTT.