Spiritnesia.com, Kupang – Debat Publik Terakhir Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) 2024 yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) NTT pada Rabu malam menghadirkan adu gagasan dengan tema “Meningkatkan Daya Saing Daerah Berperspektif Gender Equality Disability and Social Inclusion (GEDSI), Resiliensi, dan Berkelanjutan.”
Pasangan calon nomor urut satu, Yohanis Fransiskus Lema (Ansy Lema) dan Jane Natalia Suryanto, tampil menonjol dengan pemaparan berbasis data dan strategi inovatif untuk menjawab tantangan rendahnya daya saing NTT.
Berdasarkan data Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), Indeks Daya Saing Daerah (IDSD) NTT pada tahun 2023 tercatat sebesar 3,42%, angka yang menjadi tantangan besar bagi provinsi ini.
“Daya saing daerah adalah kunci kemajuan. Jika daya saing kita rendah, NTT akan terus tertinggal. Kami membawa visi besar dengan solusi konkret untuk meningkatkan daya saing di segala lini,” tegas Ansy Lema, mantan anggota DPR RI sekaligus calon gubernur dari PDI Perjuangan.
Empat Tantangan Utama dan Solusi Revolusioner
1. Kemiskinan di Desa
Kemiskinan di NTT masih berada di angka 19,48%, dengan sebagian besar masyarakat desa bekerja sebagai petani, peternak, dan nelayan.
Solusi Ansy-Jane: Program Desa Manyala yang berfokus pada pemberdayaan ekonomi masyarakat desa, terutama perempuan, petani, peternak, dan nelayan.
“Semua permasalahan ada di desa. Jika desa maju, NTT akan bangkit,” ujar Ansy optimis.
2. Kualitas SDM Rendah
Dengan angka stunting tertinggi di Indonesia (37,9% pada 2023) dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) hanya 66,68%, NTT menghadapi tantangan besar dalam mencetak SDM unggul.
Solusi Ansy-Jane: Program NTT Sehat Cerdas Berkarakter, termasuk alokasi Rp 1 juta per bulan per posyandu untuk Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dan distribusi 1.000 laptop per tahun bagi siswa miskin di SMA/SMK.
“Kesehatan dan pendidikan adalah kunci meningkatkan SDM. Ini investasi jangka panjang untuk NTT,” jelas Ansy.
3. Korupsi dan Tata Kelola Pemerintahan
Korupsi dan inefisiensi anggaran menjadi penghambat pembangunan.
Solusi Ansy-Jane: Program NTT Bersih Melayani dengan digitalisasi pemerintahan untuk transparansi dan efisiensi. Selain itu, mereka akan menyisir anggaran APBD untuk memastikan alokasi yang produktif.
“Pemerintahan yang bersih adalah fondasi pembangunan. Kami akan pastikan tidak ada kebocoran anggaran,” tegas Ansy.
4. Maladministrasi dan Iklim Investasi
Birokrasi yang tidak ramah investasi menghambat masuknya modal untuk pembangunan.
Solusi Ansy-Jane: Menciptakan new growth center berbasis potensi wilayah serta memberikan insentif fiskal bagi investor yang ingin berinvestasi di NTT.
Jane Natalia: Pembangunan Harus Inklusif
Jane Natalia Suryanto, satu-satunya calon wakil gubernur perempuan, menegaskan pentingnya pembangunan yang inklusif dengan melibatkan perempuan, kaum disabilitas, dan masyarakat adat.
“NTT memiliki 2,8 juta perempuan, 64.000 kaum disabilitas, dan ratusan kelompok adat. Potensi mereka adalah kekuatan besar yang harus diberdayakan untuk meningkatkan daya saing daerah,” ujarnya.
Jane juga menyoroti pentingnya partisipasi aktif dari semua kelompok masyarakat tanpa diskriminasi.
“Pembangunan manusia harus menjadi inti dari setiap kebijakan. Jika semua elemen masyarakat bergerak bersama, NTT akan lebih kuat dan berdaya saing,” tutupnya.
Pariwisata Sebagai Lokomotif Ekonomi
Pasangan Ansy-Jane sepakat menjadikan pariwisata sebagai penggerak utama ekonomi NTT. Sektor ini diibaratkan sebagai lokomotif yang menarik gerbong ekonomi lainnya seperti pertanian, peternakan, perikanan, dan UMKM.
“Potensi pariwisata kita luar biasa. Dengan manajemen yang baik, pariwisata bisa menggerakkan seluruh sektor ekonomi,” kata Ansy penuh optimisme.
Paparan pasangan Ansy-Jane dalam debat berorientasi pada solusi konkret dan inklusif. Dengan fokus pada pemberdayaan masyarakat desa, peningkatan kualitas SDM, tata kelola pemerintahan yang bersih, dan pembangunan infrastruktur berbasis potensi wilayah, mereka menawarkan harapan baru bagi NTT untuk keluar dari ketertinggalan.
“Kami hadir untuk membawa perubahan nyata. Bersama, kita bangun NTT yang lebih kompetitif, inklusif, dan berkelanjutan,” pungkas Ansy. (**)