Spiritnesia.Com, KUPANG – Simpatisan Jefri Riwu Kore (Jeriko) mengancam akan memboikot semua kegiatan Partai Demokrat di Nusa Tenggara Timur (NTT), sebelum ada penjelasan atau klarifikasi yang jelas dari Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengapa Leonardus Lelo (yang meraih dukungan 11 suara) bisa menang dan jadi Ketua DPD Demokrat NTT dari Jeriko yang menang satu suara yakni 12 suara dari Leonardus Lelo.
Demikian penggalan bunyi orasi Simpatisan Jeriko di halaman Markas Kepolisian Daerah (Mapolda) NTT pada Kamis (03/02/2022), terkait SK DPP Demokrat yang dinilai mengangkangi nilai demokrasi Partai Demokrat di NTT.
“Kami minta Polda NTT untuk sementara ini tidak memberikan izin kepada Partai Demokrat untuk melakukan kegiatan apapun di wilayah NTT, sebelum ada klarifikasi yang jelas dari Ketua Umum Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengapa angka 11 bisa menang angka 12. Jika sampai ada izin dan ada kegiatan Demokrat di NTT, kami akan datang dengan masa yang lebih besar dan memboikot kegiatan Partai Demokrat apapun itu,” ungkap Koordinator Simpatisan Jeriko, Herison Aryanto Korea.
Menurut Herison, Anak SD saja tahu angka 12 itu lebih besar dari angka 11. Dalam Musda DPD Partai Demokrat pada 2021lalu, Jeriko menang karena meraih 12 suara dukungan DPC, sedangkan Leo Lelo raih 11 dukungan suara, tetapi malah AHY mengeluarkan SK (Surat Keputusan) atas nama Leo Lelo menjadi Ketua DPD Demokrat NTT.
“Masa seorang AHY yang Ketua Umum Partai Demokrat dan Calon Presiden tidak tahu 11 dan 12 itu mana yang lebih besar?,” kritik Koordinator Simpatisan Jeriko dalam orasinya.
Keputusan AHY memenangkan Leo Lelo sebagai Ketua DPD Demokrat NTT, kata Herison, sangat mencederai Demokrasi dalam Partai yang bernama Demokrat. “Nama Partai Demokrat tetapi prakteknya tidak demokratis. DPD Demokrat NTT hari ini pimpinan Leo Lelo tidak sah, karena mencederai Demokrasi dalam hasil Musda DPD Demokrat pada 2022 lalu dan melanggar AD/ART Partai,” ujarnya.
Senada dengan Herison, Sekretaris Simpatisan Jeriko, Jonathan Gah meminta agar untuk sementara ini, jangan ada kegiatan apa pun dari DPD Demokrat NTT sebelum ada klarifikasi dari Ketum Demokrat, AHY. Jika DPD Demokrat NTT memaksa adakan kegiatan, maka simpatisan Jeriko akan datang dengan masa besar dan memboikot.
“Kegiatan ini tidak berhenti disini, tapi akan berlanjut ke semua daerah di Nusa Tenggara Timur. Ketua DPD Demokrat NTT sekarang tidak sah, karena hasil Musda, 12 suara dimenangkan Jeriko dan 11 suara dimenangkan Leonardus Lelo. Sedangkan DPP memiliki satu suara. Jika Ketua DPP menerapkan suaranya ke Leonardus Lelo, maka hasilnya sama 12 dan 12. Anak SD pun tau, 12 sama ya pemilihan ulang dong,” tegasnya.
“Selama ini AHY dan Demokrat men-cap Jokowi sebagai presiden yang otoriter, padahal AHY sendiri lebih brengsek (lebih otoriter, red)!” ucap suara orator dengan lantang.
Para simpatisan Jeriko yang berdemonstrasi di depan Mapolda NTT juga membawaserta sejumlah spanduk bertuliskan aneka sindiran dan kritik terhadap AHY.
Beberapa diantaranya sebagai berikut:
“Hanya di Demokrat, angka 12 kalah dengan angka 11”
“AHY tidak pantas jadi pemimpin, tidak punya etika, pengecut,”
“AHY bukan Panglima, tapi mayor bau kencur,”
“Katanya Jokowi otoriter, ternyata AHY lebih brengsek,”
“AHY masih bocil, belum pantas jadi pemimpin,”
“AHY Karbitan,”
“AHY cocok belajar jadi Ketua Kelas,” (melki/tim)