Spiritnesia com, Mbay – Kontraktor Pelaksana Pekerjaan Rehabilitasi Jalan Pantai Utara (Pantura) Flores, Ruas Aeramo – Kaburea (Batas kabupten) senilai Rp 12,9 Milyar, PT. Surya Agung Kencana (SAK) menggunakan Urukan Pilihan (Urpil) berlumpur (kandungan lumpur tinggi, red) dan tanpa memasang papan proyek.
Berdasarkan pantauan Tim Media ini di lokasi pelaksanaan proyek rehabilitasi ruas jalan Aeramo – Kaburea (Bts.Kab) pinjaman daerah melalui PT. Sarana Multi Infrastruktur (SMI) Tahun Anggaran 2021 senilai Rp 12.985.385.000,- pada awal Desember 2021, proyek tersebut dikerjakan dengan menggunakan urpil yang berlumpur di beberapa titik. Selain itu, PT. SAK juga tidak memasang papan proyek yang berisi informasi tentang pekerjaan tersebut untuk diketahui masyarakat.
Kondisi tersebut menuai kritikan dari masyarakat setempat akbiat dari kelalaian dari pihak rekanan. Kanisius, warga Kaburea yang ditemui di lokasi proyek menuturkan proyek rehabilitasi ruas jalan Aeramo – Kaburea menyesalkan tingkah kontraktor pelaksana proyek dengan nilai miliran tersebut yang tidak memasang papan proyek. “Kami sebagai masyarakat juga perlu dapat informasi yang benar tentang proyek ini. Kontraktornya siapa? Nilainya proyek berapa? Kalau tidak ada papan proyek, kami mau tahu dari mana?” ujarnya dengan logat khas setempat.
Dengan memasang papan proyek, lanjut Kanisius, masyarakat setempat juga bisa ikut mengawasai pelaksanaan proyek. “Kalau orang dinas PU datang ke lokasi proyek hanya 1-2 kali selama pelaksanaan proyek, tapi kalau kami setiap hari ada di sini jadi bisa bantu awasi. Tapi kalau sembunyi-sembunyi begini? Yah hasilnya akan sembunyi-sembunyi juga karena mutu pekerjaan asal-asalan,” kritiknya.
Oleh karena itu, Kanisius meminta pihak Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR, red) Propinsi NTT untuk memberikan teguran serius kepada kontraktor pelaksana, konsultan pengawas dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) agar tidak mengabaikan pemasangan papan proyek. “ini bukan kemauan seorang Kanisius atau warga Kaburea, tetapi ini aturan yang wajib dilaksanakan oleh setiap rekanan, sehingga masyarakat mudah melakukan pengawasan,“ paparnya.
Seperti yang disaksikan tim media ini, perkembangan pekerjaan tersebut masih berjalan di tempat. Seperti disaksi tim media ini, di Watuapi, pada Selasa (30/11/21) tidak ada papan proyek yang dipasang. Tampak ada pekerjaan pembersihan jalan dan material bekas garukan badan jalan yang dibuang disisi kiri dan kanan jalan.
Tampak beberapa gundukan meterial berupa agregat yang belum dihampar. Namun dibeberapa titik, agregat telah dihampar tapi tergerus oleh air hujan pada jalan yang menanjak.
Galian drainase sudah dikerjakan sepanjang ratusan meter. Material berupa batu dan pasir untuk pasangan drainase telah di dropping di beberapa titik. Tampak pula 3 kelompok tukang yang sedang mengerjakan pekerjaan saluran/drainase disisi kanan jalan. Namun pekerjaan pasangan tersebut baru sekitar puluhan meter.
Sementara itu, terlihat satu unit exavator sedang membersihkan badan jalan dan menggaruk aspal lama. Ada pula satu unit Greder yang sudah standby di lapangan untuk melakukan pekerjaan penghamparan agregat.
Perjalanan tim media ini sempat menemui kesulitan pada salah satu tanjakan di daerah hutan Sogolaba, Desa Totumalak, Kecamatan Wolowai, Kabupaten Nagekeo karena material berupa urpil telah tergerus air hujan. Ban mobil tim media ini bergerak ke kiri-kanan saat mendaki tanjakan tersebut akibat agregat yang buruk dan agregat yang bertebaran/terlepas di badan jalan.
Diduga Urpil yang diambil dari sekitar lokasi tersebut juga tidak memenuhi sesuai spesifikasi teknis karena berlumpur sehingga tak mampu menahan gerusan air hujan dan tidak mampu mengikat agregat yang telah dihampar. Lokasi tersebut telah dihampar agregat A, namun tampak ikut tergerus oleh air hujan yang mengalir dari atas bukit tersebut. Tampak lubang panjang akibat gerusan air hujan.
Akibat jalan licin dan berlumpur sehingga membahayakan para pengguna jalan baik roda empat maupun kendaraan roda dua, sejumlah warga yang melintas dari Maukaro – Kaburea menuju Mbay Ibukota Kabupaten Nagekeo ataupun sebaliknya mengeluhkan kondisi jalan yang licin dan berlumpur.
Berdasarkan informasi yang dihimpun tim media ini, proyek Rehabilitasi ruas jalan Aeramo – Kaburea (batas kabupaten) dibiayai dari Pinjaman daerah melalui PT. SMI. Proyek tersebut dikerjakan oleh PT. SAK dengan Nomor Kontrak :PUPR.BM.05.04/502/PPK-10/AERM-KBR/08/IX/2021, tertanggal 1 Oktober 2021. Nilai kontraknya sebesar Rp.12.985.385.000.00,- dengan waktu pelaksanaan selama 240 hari kalender. Proyek ini dibawah pengawasan CV. Disen Konsultan sebagai konsultan pengawasanya. (at/tim)