Spiritnesia.com, SOE – Progress Pengerjaan Proyek Bendungan Temef Di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) oleh Balai Sungai Nusa Tenggara II Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI per pertengahan Agustus 2024 ini sudah mencapai 98 persen. Jika tidak ada aral melintang, proyek tersebut dipastikan akan selesai di September 2024.
Demikian disampaikan salah satu Pelaksana Proyek tersebut dari PT. Waskita Karya (WK), Tri Nurcahyono saat ditemui awak media di lokasi proyek Bendungan Temef pada Senin, 12 Agustus 2024.
“Progres hingga sampai saat ini sudah 98 persen. Sisa pengerjaan saat ini pengaspalan jalan, pekerjaan retrikal yang nanti pasangan pipa. Tapi itu tergantung dari pemindahan makam masyarakat,” jelas Tri.
Menurut Tri Nurcahyono, jika sisa makam masyarakat dipidahkan dalam waktu dekat, maka pengerjaan proyek tersebut dipastikan juga akan selesai tepat waktu.
Saat ini Sebagian besar sudah melakukan pemindahan, karena sudah dibayarkan kompensasi kehormatan. Sementara sisa beberapa yang lain keberatan.
“Pada intinya Sebagian besar sudah oke, tinggal pemindahan makam. Mudah-mudahan secepatnya diselesaikan dalam minggu ini atau minggu depan. Itu mudah-mudahan September sudah bisa selesai,” harapnya.
Terkait hal ini, Tri meminta dukungan masyarakat (yang kompensasinya sudah disalurkan, red), untuk segera mempercepat proses pemindahan makam keluarga, sehingga pekerjaan proyek bendungan bernilai Rp. 2,7 triliun itu bisa secepatnya dirampungkan.
Ia juga menyampaikan terima kasih kepada pemerintah yang sudah melaksanakan kewajibannya memenuhi hak masyarakat. Ia juga menyampaikan terima kasih atas dukungan masyarakat terhadap proses penyelesaikan pengerjaan proyek tersebut.
Manfaat atau kegunaan dari bendungan tersebut, kata Tri yaitu untuk irigasi (sawah, ladang, kebun masyarakat, red), pariwisata, dan perikanan, bahkan air minum.
Hal itu karena bendungan tersebut memiliki kapasitas tampung sebesar 45,78 juta m3, akan bermanfaat mengairi irigasi seluas 4.500 ha, mereduksi banjir 230 m3/dt dan menyediakan air baku dengan debit 0,13 m3/dt serta menjadi potensi listrik mencapai 1 MW.
Proyek nasional itu dikerjakan sejak tahun 2017 dengan total biaya sekitar Rp 2,7 triliun. Proyek ini dibagi menjadi empat paket pekerjaan, dintaranya yaitu paket 1 (satu) dikerjakan PT Waskita Karya-PT Bahagia Bangun Nusa, KSO dan paket 4 oleh PT Waskita Karya-Bahagia-Guntur, KSO meliputi pekerjaan bangunan pengelak, bendungan utama, hidromekanikal dan bangunan fasilitas.
Seperti disaksikan tim media ini, titik area penampungan air bendungan tersebut yang luasnya kurang lebih 297,78 itu tampak sudah ada genangan air, yang diempang dari sejumlah aliran Sungai/kali kecil dari arah barat lokasi tersebut.
Tampak pintu pembuangan dari bibir genangan air di titik penampungan bendungan tersebut sedang dibuka, sehingga air mengalir keluar agar memudahkan para pekerja dapat beraktifitas. Sementara di bagian ujung Selatan dari ketinggian lokasi tersebut, tampak pula ada bekas aktivitas galian dan penghamparan sirtu.
Menurut informasi pelaksana, sementara ini terhenti karena sebagian masyarakat belum menggali makam keluarganya, yang masih berada di bagian area tersebut. Pekerjaan akan dilanjutkan, setelah semua makam keluarga mereka dipindahkan dari lokasi tersebut.
Pantauan awak tim media ini, pagar pembatas menuju titik genangan air dan area pembuangan serta tiga lokasi helipet di bendungan tersebut tampak telah selesai dikerjakan dengan rapi. Dan jalan yang memisahkan area tampungan air dan pembuangan serta lokasi helipet juga sudah diaspal hotmix (kurang lebih 1,5 km), hingga perempatan menuju pintu keluar dan masuk pos penjagaan.
Pada bagian kanan pos penjagaan (bagian dalam, red), tampak sejumlah pekerja sedang melakukan aktivitas las beton pada area pendopo, yang tampak dibangun sebagai rest area untuk para pengunjung.
Diperkirakan proyek tersebut di kemudian hari selain memenuhi kebutuhan irigasi dan air bersih masyarakat, juga akan menjadi lokasi wisata yang menarik para wisatawan untuk datang berkunjung ke lokasi tersebut. (**)