Kisah Misionaris SVD Timor, Pater Guido Naikofi, di Semenanjung Korea “Korea Penninsula”

Oleh: Ferdinandus Naitio, Mahasiswa di Park Chung Hee Schour of Policy and Sasmaul (PSPS), Yeungnam University, Republic of Korea.

Spiritnesia.Com, Korea Penninsula – Awal Perjalanan menjadi Misionaris hingga terpanggil ke tanah misi, semenjak 30 Oktober 2006, sesosok muda penuh semangat tiba di Bandara Internasional Incheon, Seoul, Korea Selatan untuk memulai kisah pelayanan sebagai seorang misionaris. Mengenang peristiwa ini, seakan mengingatkan kita akan beberapa kisah misionaris eropa yang tiba di Tanah Misi Indonesia sekitar tahun 1950an (Pater Paul Gootee). Sosok muda penuh semangat itu tidak lain ialah Pater Guido Naikofi. Ya benar, pria kelahiran Oeliurai, 3 Juni 1976, menamatkan Pendidikan dasar di SD Negeri Oeliurai (tahun 1982-1988), SMP Katolik St. Paulus Oelolok (tahun 1989-1991) kemudian melanjutkan pendidikan di Seminari Menengah Lalian (1992 1996). Kemudian, Pater Guido menjalani masa Tahun Orientasi Rohaniwan di Novisiat Sang Sabda Ruteng. Pater Guido menyelesaikan pendidikan filsafat pada tahun (2002) dan teologinya pada tahun (2004) di Seminari Tinggi Santo Paulus Ledalero. Pater Guido Naikofi akhirnya menerima tabisan Imamat yang diberikan oleh oleh Mgr. Anton Pain Ratu, SVD pada 21 September 2005 di Dekenat Betun.

Setelah menerima tabisan imamat tahun 2005, Pater Guido menjalani kehidupan awal sebagai seorang misionaris di Paroki Hokeng, Keuskupan Larantuka selama kurang lebih setahun. Akhirnya panggilan untuk menjalani tugas di tanah misi datang juga. Para misionaris muda yang telah ditabiskan mendapatkan kesempatan untuk mengusulkan (tiga) tempat tujuan misi sesuai dengan daftar permintaan yang telah disediakan oleh Kongregasi. Pater Guido pada kesempatan itu mengajukan pilihan untuk melaksanakan misi di Rumania, Meksiko dan juga Indonesia bagian barat. Namun ternyata pada saat itu, permintaan dari Korea Selatan terlambat disampaikan ke Kongregasi. Singkat kata, Pater Guido akhirnya diminta untuk mengisi permintaan untuk pelayanan di Korea Selatan dan tanpa ragu Pater Guido menerima permintaan tersebut. Pilihan tersebut akhirnya membawa Pater Guido tiba di Korea pada akhir tahun 2006.

Pilihan Pater Guido untuk bergabung dalam Kongregasi SVD (Serikat Sabda Allah) atau dalam Bahasa latin Societas Verbi Divini diawali dengan sebuah alasan yang menurut beliau cukup kekanak-kanankan pada waktu itu. Pater Guido terinspirasi untuk melayani di luar negeri sehingga ia lebih memilih bergabung dengan Kongregasi SVD. Akhirnya pilihan tersebut membawa beliau untuk berkarya di Tanah Misi Korea Selatan. Awal perjalanan karya di Korea Selatan, Pater Guido mengawalinya dengan belajar Bahasa Korea di Pusat Bahasa yang di kelola oleh Kongregasi SVD selama kurang lebih 2 tahun.

Seketika setelah menyelesaikan pendidikan Bahasa tersebut, Pater Guido bersama 2 rekan lainnya yang merupakan imam baru di Kongregasi SVD di Korea Selatan memulai pelayanannya. Berdasarkan Report SVD Mission 2018, Serikat Sabda Allah (SVD) atau Societas Verbi Divini di Korea Selatan memiliki

beberapa pelayanan diantaranya: 1) Pelayanan untuk Para Pencari Kerja (Kaum Imigran), 2) Pelayanan Retret/Konsultasi, 3) Pelayanan di Paroki. Adapun beberapa fokus pelayanan dari Serikat Sabda Allah/SVD di Korea Selatan sebagai berikut: 1) Pelayanan Keluarga dan Orang Muda, 2) Pelayanan pada (orang Katolik) yang Foreigners (orang asing), 3) Layanan Bantuan Hukum dan Penanggulangan Kemiskinan.

Dari beberapa pelayanan tersebut, Pater Guido saat memulai pelayanan dengan pelayanan pada orang-orang Katolik yang Warga Negara Asing (WNA) atau (Foreigners) dalam bidang kesehatan, pendidikan, serta pelayanan kerohanian. lainnya. Pater Guido saat ini melayani 5 Keuskupan diantaranya: Keuskupan Agung Daegu, Keuskupan Busan, Keuskupan Andong, Keuskupan Masan, dan Keuskupan Jeonju. Pelayanan pada beberapa keuskupan ini lebih fokus pada Pelayanan kerohanian, kesehatan serta bantuan hukum pada pekerja dan pelajar dari luar negeri atau orang Katolik yang berasal dari luar negeri yang saat ini sedang berada di Korea Selatan.

Luas wilayah pelayanan yang dimiliki oleh Pater Guido menjadi sebuah tantangan tersendiri, sebab jangkauan pelayanan yang luas ini disebabkan karena komunikas Katolik yang berada terpisah-pisah di hampir seluruh wilayah Selatan bagian Korea. Pusat Komunitas SVD tempat Pater Guido saat ini menetap berada di Keuskupan Agung Gwangju tepatnya di Biara SVD Komunitas Gyangju. Pelayanan yang diberikan oleh Pater Guido pada seluruh keuskupan ini diantaranya pelayanan rohani (Perayaan Ekaristi Kudus, serta Sakramen lainnya), Pelayanan Kesehatan (pemeriksaan kesehatan ibu dan anak umat katolik WNA, serta beberapa pelayanan lain yang melekat pada fokus pelayanan dari Serikat Sabda Allah di Korea Selatan.

Pelayanan yang dimulai dari tahun 2006 hingga saat ini memberikan begitu banyak pengalaman yang menarik bagi seorang misionaris yang terpanggil untuk melayani di Tanah Misi Korea Selatan. Bagi Pater Guido, salah satu pengalaman yang paling mengesankan bagi perjalanan karyanya sebagai seorang misionaris di Tanah Korea adalah memberikan sakramen baptis bagi orang asli Korea untuk pertama kali. Hal ini bagi Pater Guido sangat berkesan, karena sejak bertugas di Korea sejak tahun 2006 sampai dengan saat ini, belum pernah memberikan Sakramen Baptis lagi bagi orang asli Korea. Hal ini dikarenakan, para misionaris dari Kongregasi Serikat Sabda Allah yang bertugas di Korea tidak bertugas secara langsung di paroki-paroki, sehingga kesempatan untuk memberikan sakramen pembaptisan sangatlah minim, oleh karena itu, bagi Pater Guido, hal ini merupakan salah satu pengalaman yang begitu mengesankan.

Selain itu, terdapat begitu banyak pengalaman menarik seperti ketika memberikan khotbah dalam Bahasa Korea, terdapat beberapa umat akan mencatat kosakata yang dianggap membingungkan (salah pengucapan) sehingga umat akan menanyakan kembali kosakata tersebut kepada Pater setelah sehabis misa. Ini terjadi berulang-ulang kali dikarenakan Bahasa Korea yang memiliki ciri khas tersendiri (dalam hal pengucapan). Bagi Pater Guido, ini merupakan sebuah masukan positif untuk terus meningkatkan kemampuan berbahasa Koreanya. Pater Guido juga dengan wilayan pelayanan yang luas tersebut terdapat beberapa pengalaman seperti, dalam seminggu harus memimpin perayaan ekaristi dalam beberapa Bahasa seperti Bahasa Tetun, Bahasa Inggris (Filipina), Bahasa Korea, Bahasa Indonesia serta beberapa bahasa lain tergantung pada Komunitas Katolik yang dilayani. Hal ini merupakan tantangan tersendiri bagi Pater Guido dikarenakan perlu mengembangkan diri untuk mempelajari beberapa bahasa.

Perkembangan dunia saat ini tentunya perlu dibarengi dengan persiapan yang matang dalam menyongsong masa depan yang lebih baik. Pada kesempatan ini, P Pater Guido juga menyampaikan sebuah pesan bagi generasi muda Tanah Korea bahwa “Kristus telah Bangkit, sehingga marilah kita bangkit dari segala tidur kita, tidur kemalasan, tidur kemunafikan dan segala macam tidur yang merugikan hidup kita, sehingga marilah kita bangkit bersama Kristus yang sudah mengalahkan kematian”. Generasi Muda perlu mengambil semangat Kebangkitan Kristus dalam menyiapkan segala sesuatu dalam menyongsong masa depan yang lebih cerah. Semoga pesan ini mampu memberikan warna baru dalam keseharian hidup generasi Muda. Juga Pater Guido menambahkan bahwa “Hidup kita adalah untuk esok, hidup kita bukan untuk hari ini, sehingga mari kita bentuk hidup kita hari ini untuk kebutuhan hidup kita hari esok”. Oleh sebab itu, bagi semua generasi muda yang saat ini sedang berjuang menggapai cita-cita perlu menyiapkan diri dengan baik sehingga di hari esok, ketika kesempatan tersebut datang, kita telah siap menyongsong kesempatan tersebut sebab sebuah cita-cita hanya dapat dicapai ketika kesempatan bertemu dengan kesiapan. Demikian makna dari motivasi singkat Pater Guido Naikofi yang saat ini berada di Korea Selatan.

“Salam Hangat dari Korea Selatan” (SN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *