Diduga Ketua KPU Tidak Mau Dikonfirmasi Wartawan

Spiritnesia.com, TTS – Gabungan Jurnalis yang tergabung dalam Forum Wartawan (Forwan) TTS dan Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Kabupaten TTS, menduga Ketua KPU Kabupaten TTS tidak mau dikonfirmasi wartawan.

Hal ini disampaikan Sekretaris Forum Wartawan Kabupaten TTS, Paulus Papa Resi, SH, kepada tim media ini melalui rilisnya pada, 25/10/2025.

“Suasana yang dilakukan oleh pihak KPU ini kurang menyenangkan kepada para jurnalis,” tulis Paulus Papa Resi.

Ia menjelaskan, pada saat debat pilkada di GOR Nekmese, Kabupaten TTS. Sejumlah wartawan diminta pihak KPU untuk meninggalkan tempat duduk mereka demi memberikan ruang bagi tamu penting.

“Kita sudah berusaha mengonfirmasi Ketua KPU TTS, namun upaya tersebut tidak berhasil karena alasan Ketua KPU masih ‘tarik napas’ sambil merokok. Kaka dong sabar e, nanti ketemu tapi ketua masih ambil napas, masih tarik ambil satu batang dolo baru kaka dong ketemu,” ujarnya sambil meniru ucapan salah satu pegawai KPU.

Padahal, lanjutnya, wartawan disuruh menunggu, tetapi tampaknya hal tersebut tidak dihiraukan oleh Ketua KPU, yang terpantau malah sibuk berpose di depan panggung debat.

Seperti diberitakan sebelumnya, suasana kurang menyenangkan tercipta di Gedung Olahraga (GOR) Nekmese Soe, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), pada Jumat (25/10/2024). Saat itu, sejumlah wartawan yang meliput acara debat pertama calon pasangan Bupati dan Wakil Bupati TTS mendadak diminta untuk meninggalkan kursi yang telah mereka tempati. Insiden ini terjadi di tengah agenda yang diselenggarakan oleh KPU TTS, di mana wartawan yang hadir diarahkan untuk duduk di area khusus yang disediakan oleh panitia KPU.

Awalnya, para wartawan sudah menempati kursi di bagian depan sesuai dengan arahan awal dari pihak KPU. Namun, setelah beberapa menit berlalu, seorang pegawai KPU mendatangi mereka dan meminta untuk segera pindah ke kursi di bagian belakang. Permintaan ini disampaikan dengan alasan untuk memberikan ruang bagi tamu penting dari Bank NTT yang baru saja datang.

Keputusan mendadak ini mengejutkan para wartawan. Salah seorang dari mereka mengungkapkan rasa kecewanya.

“Kami diarahkan duduk di sana oleh pihak KPU sendiri, namun tiba-tiba kami diusir dan diminta pindah ke bagian belakang karena ada tamu dari Bank NTT. Seharusnya ada koordinasi yang lebih baik agar hal seperti ini tidak terjadi,” ujar wartawan tersebut dengan nada kecewa.

Menurutnya, insiden ini menunjukkan kurangnya penghargaan terhadap wartawan yang hadir untuk meliput dan menyebarkan informasi kepada masyarakat. Beberapa wartawan merasa tidak diperlakukan secara adil, terutama karena mereka datang atas undangan resmi dan melaksanakan tugas jurnalistik. “Ini seperti merendahkan peran media. Kami di sini untuk melaporkan kegiatan penting bagi publik, tapi kami malah diminta pindah begitu saja,” tambahnya.

Insiden tersebut menarik perhatian tamu undangan lainnya yang menyayangkan ketidaknyamanan yang terjadi. Sejumlah tamu menyebut bahwa seharusnya pihak panitia dapat lebih menghargai kehadiran wartawan dan melakukan koordinasi yang lebih baik untuk memastikan kenyamanan semua pihak yang hadir, terutama mereka yang berperan sebagai penyampai informasi kepada masyarakat.

Beberapa wartawan yang merasa tidak dihargai akhirnya memilih untuk meninggalkan lokasi acara sebagai bentuk protes.

Salah satu wartawan mengungkapkan bahwa insiden ini menjadi cerminan pentingnya profesionalisme dalam pengelolaan acara agar seluruh pihak, termasuk media, dapat menjalankan tugas dengan baik.

Hingga berita ini diturunkan, pihak KPU belum berhasil dikonfirmasi. (**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *