Spiritnesia.com, BELU – Penyerangan di Komplek LP3T, Dusun Webutak, Desa Leuntolu, Kecamatan Raimanuk, Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), mengakibatkan Dua buah rumah rusak berat dan separuhnya terbakar. Kejadian tersebut berlangsung pada Selasa, 12 November pukul 19:00 wita. Dalam keterangan salah seorang saksi menyebut bahwa ada oknum Guru yang diduga ikut terlibat bersama sekelompok pemuda lainnya.
Demikian disampaikan Abilio yang adalah salah satu korban dari aksi brutal tersebut, menyebut bahwa penyerangan itu berlangsung secara membabi buta. Dan Akibat dari aksi brutal tersebut mengakibatkan 2 buah rumah rusak berat dan separuh terbakar.
“Tidak ada korban jiwa pada saat kejadian, karena kami sedang tidak berada di rumah pada saat kejadian. Kami sedang berada di acara resepsi pernikahan sepupu hanya rumah yang hancur,” ungkap Abilio.
Lanjut Abilio bercerita bahwa, pada saat kejadian dirinya sedang mengikuti acara resepsi pernikahan sepupunya di Desa Aubulak dan Desa Tasaen, kemudian Ia diberitahu oleh teman dan tetangga bahwa ada penyerangan di kompleks dan rumahnya sudah hancur akibat dari penyerangan tersebut.
“Saya sedang berada di acara resepsi pernikahan sepupu, dan saya mendapatkan informasi dari teman bahwa ada serangan di kompleks. Ketika mendengar itu saya balik ke rumah dan ketika tiba di rumah tersebut sudah hancur akibat dari serang itu,” jelas Abilio.
Sementara Tyson salah satu korban juga menuturkan bahwa saat kejadian dirinya sedang berada di rumahnya. Namun, tiba-tiba saja mendengar suara teriak disertai lemparan batu ke rumahnya, Ia lalu bergegas membawa istri dan anaknya pergi dari rumah.
“Saya sedang baring sama anak saya dan istri, tiba-tiba ada suara teriakan orang banyak di luar sambil melempar rumah saya, akhirnya saya cepat-cepat membawa anak dan istri pergi ke rumah ipar saya, kemudian saya balik lagi dan rumah saya sudah hancur,” ungkap Tyson ketika ditemui di lokasi kejadian.
Berdasarkan pantauan tim media ini, hingga saat ini pihak korban telah melakukan laporan terhadap kejadian tersebut di Polres Belu dengan beberapa pelaku yang sempat dikenal warga pada saat melakukan penyerangan.
“Kami telah melaporkan kejadian malam tadi di Polres Belu, dengan beberapa pelaku yang sempat kami kenal antara lain Rendy, Emes, Asengko, Ary, Hans, Dus Laka, Frans, Rio, Dodi, mereka ini kebetulan masih satu desa, dan itu yang kami lihat malam tadi,” jelas beberapa orang saksi yang enggan menyebutkan nama mereka.
Sementara itu satu orang saksi lainnya juga menjelaskan bahwa dari sekian pelaku yang telah dilaporkan itu, ada juga yang berprofesi Guru yang ikut dalam aksi brutal tersebut.
“Dari semua yang terlibat dalam aksi tersebut ada salah yang berprofesi Guru dan saat ini sedang mengajar di salah satu Sekolah Dasar (SD) di sekitaran Desa Rafae,” katanya.