
Ket: Pelatihan Penguatan Kapasitas Tanggap Darurat Bencana relawan jaringan Caritas dari Regio Nusra di Aula Hotel Romytha, Kupang. (Dok. Istimewa)
Spritnesia.com, Kupang – Caritas Indonesia menyelenggarakan Pelatihan Penguatan Kapasitas Tanggap Darurat Bencana bagi relawan jaringan Caritas dari Regio Nusa Tenggara (Nusra). Kegiatan ini berlangsung selama empat hari, mulai Sabtu (28/6) hingga Selasa (1/7), bertempat di Aula Hotel Romytha, Kupang.
Pelatihan dibuka dengan perayaan Ekaristi dan seremoni pembukaan yang dipimpin oleh Uskup Agung Kupang, Mgr. Hironimus Pakaenoni. Hadir pula Direktur Caritas Indonesia, Rm. Fredy Rante Taruk, Pr., serta Ketua Komite DRR Regio Nusra sekaligus Direktur PSE Caritas Keuskupan Agung Kupang, Rm. Marselinus Seludin, Pr.
Sebanyak 60 relawan dari empat keuskupan-Keuskupan Agung Kupang, Keuskupan Atambua, Keuskupan Weetebula, dan Keuskupan Denpasar-turut serta dalam pelatihan ini. Mereka didampingi oleh para direktur Caritas dari masing-masing keuskupan.
Dalam kotbahnya, Mgr. Roni menyampaikan makna khusus dari pembukaan pelatihan yang bertepatan dengan peringatan Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria. Ia menekankan bahwa hati Maria adalah hati yang terluka karena cinta—cinta kepada Yesus dan kepada sesama. “Sebagai relawan, kita diajak untuk menimba inspirasi dari Maria: memiliki hati yang peduli dan ikut terluka karena cinta, untuk bersolider dengan mereka yang menderita akibat bencana,” ujar Mgr. Roni.
Sementara itu, Rm. Fredy dalam sambutannya menyatakan harapannya agar ke depan, setiap paroki memiliki relawan tanggap bencana, tidak hanya terbatas pada level nasional atau keuskupan. “Regio Nusra perlu terlibat aktif dalam langkah gereja universal untuk mewujudkan belaskasih Allah. Kesiapsiagaan jauh lebih penting dari sekadar tanggap darurat. Karena itu, pelatihan seperti ini sangat dibutuhkan,” tegasnya.
Pelatihan ini bawakan oleh Tim dari Divisi Tanggap Darurat Caritas Indonesia yang dimotori oleh Rudi Raka, mencakup berbagai materi penting seperti identitas Caritas, prinsip dasar manajemen bencana, koordinasi dalam situasi darurat, serta simulasi respon cepat penanganan bencana. Kegiatan ini menjadi bagian dari komitmen Caritas Indonesia untuk membangun jaringan relawan yang tangguh, terlatih, dan siap sedia dalam menghadapi berbagai potensi bencana di wilayah Nusa Tenggara. (**)