Kategori
Berita Daerah

BMKG NTT: Musim Hujan di NTT Diperkirakan Terjadi di Bulan Januari

Spiritnesia.com, Kupang- Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Stasiun Klimatologi Kelas II Nusa Tenggara Timur memprediksi Puncak Musim Hujan 2024/2025 di wilayah Nusa Tenggara Timur diperkirakan umumnya terjadi pada bulan Januari 2025 sebanyak 16 ZOM (57%).

Hal ini disampaikan Rahmattullo Adji Kepala BMKG NTT pada saat jumpa pers di Aula Gubernur pada Jumat, 27/09/2024.

“Pada umumnya Musim Hujan 2024/2025 wilayah Nusa Tenggara Timur akan datang lebih awal hingga sama dengan normalnya, dengan sifat hujan yang lebih basah dari kondisi Musim Hujan biasanya,” jelas Rahmattullo Adji.

Ia menghimbau, kepada seluruh masyarakat untuk lebih siap dan antisipatif terhadap potensi terjadinya bencana hidrometeorologi selama periode musim hujan, terutama di wilayah yang mengalami Sifat Musim Hujan Atas Normal (lebih basah dibanding biasanya) sebanyak 79%. Wilayah tersebut berpotensi mengalami peningkatan risiko bencana banjir dan tanah longsor.

“Oleh karena itu, kami minta Pemerintah Daerah untuk dapat lebih optimal dalam mengedukasi masyarakat tentang cara menghadapi risiko bencana yang berpotensi terjadi selama periode musim hujan serta pentingnya memperhatikan peringatan dini,” pintanya.

Di sisi lain, BMKG mengimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan guna mencegah penyebaran penyakit yang rawan terjadi pada periode musim hujan, seperti demam berdarah.

Sementara Kepala Pelaksana Tugas (Plt) Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT, Joaz Billy Oemboe Wanda mengatakan pengaruh El Nino menyebabkan perubahan pola cuaca global yang dapat berdampak signifikan pada iklim di berbagai wilayah tidak hanya di Indonesia tetapi juga di seluruh dunia.

“Dampak dari El Nino ini menyebabkan kekeringan, gangguan musim tanam, penyakit dan hama, penurunan kualitas tanaman, ancaman gagal panen dan ketidakstabilan pasar,” kata Joaz Billy.

Untuk NTT sendiri dampak dari El Nino menyebabkan kekeringan dan ancaman gagal panen. Berdasarkan data yang ada sampai bulan Juni 2024, dimana luas kerusakan tanaman jagung akibat Dampak Perubahan Iklim (DPI) terjadi di Kabupaten Sikka seluas 1.652,55 hektare (ha). (Gusty)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *