Aprianus Yunus Benu, Menduga ada Penyelewengan Data, di PKBM Kabupaten TTS

Spiritnesia.Com, TTS – Aprianus Yunus Benu, Salah satu Tokoh Pemuda Asal Boking, menilai Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), yang sebagai lembaga Pendidikan Non Formal dalam pelayanan Pendidikan Kesetaraan (Paket), Paket A setara SD, Paket B setara SMP, dan Paket C setara SMA, Pendidikan Keterampilan Fungsional (KF) dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), yang di kelola Agustinus Benu, S. Pd, diduga ada Penyelewengan atau manipulasi data.

Demikian disampaikan Aprianus Yunus Benu, kepada media ini di kediamannya beberapa waktu yang lalu, Sabtu, 21/05/2022, Pukul 13.35 WITA.

“Berdasarkan nama-nama yang ada dalam data, itu termasuk orang-orang yang tidak pernah daftarkan diri untuk ikut kegiatan PKBM, dan ini adalah momen untuk memperkaya diri dalam hal program pendidikan,” ungkapnya.

Seperti, ungkap Tokoh pemuda itu,  Yanpiter Ena, dan Bastian Kase, yang nama masuk dalam data, padahal mereka sendiri pun menolak untuk didata.

Sementara itu Yanpiter Ena, kepada tim media ini juga membenarkan bahwa “Agustinus Benu, S. Pd,” pernah datang ke rumah untuk mintanya untuk mendaftarkan diri di kegiatan PKBM, tetapi saya tidak mau untuk daftar. Demikian disampaikan Yanpiter Ena, pada Sabtu, 21/05/2022 Pukul 13.35 WITA.

Lanjut Ena, daftar saja, saya tidak daftar, apalagi mau ikut kegiatan PKBM tetapi kenapa nama saya ada dalam data? Tanya Ena.

Lebih lanjut Ena juga mengharapkan agar Dinas terkait untuk melihat hal-hal seperti ini, jangan sampai didalam kegiatan ini ada kepentingan lain, sehingga ada cara seperti ini, ungkapnya.

Kesempatan yang sama, Bastian Kase juga menyatakan hal yang sama kepada tim media ini bahwa “saya tidak pernah daftarkan diri, dan saya juga tidak pernah dengar dan tidak pernah tau apa itu Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM),” ujar Kase.

Lebih lanjut ia menegaskan bahwa saya tidak terima kalau nama saya ada dalam data ini, dan cara seperti ini harus dilaporkan untuk ditindak lanjut, supaya kita tahu kebenarannya, ungkapnya dengan tegas.

Lebih lanjut salah satu aktivis Pendidikan Luar Sekolah (PLS), Maksi Liunokas, juga memberikan pandangan dalam pengelolaan lembaga PKBM harus adanya proses belajar mengajar namun kenyataannya bahwa masih terdapat lembaga-lembaga yang tidak berjalan sesuai apa yang di harapkan.

“Menurutnya Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), itu merupakan salah satu Lembaga Pendidikan Non Formal yang mempunyai peran penting dalam dunia pendidikan, yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan masyarakat putus sekolah, agar mampu meningkatkan kualitas hidupnya,” ujar Maksi.

Oleh karena itu lanjut Makasi, seorang pengelola dan Tutor PKBM harus memiliki kemampuan manajerial yang baik sehingga pengelolaan program PKBM harus memenuhi standar operasional prosedur, mulai dari perencanaan program, pelaksanaan, maupun evaluasi.

Lanjut maksi, Sebagai pegiat ilmu pendidikan luar sekolah, saya melihat bahwa banyak lembaga PKBM di TTS, namun tidak ada proses belajar mengajar, tetapi setiap tahun itu ada output dari pendidikan kesetaraan baik itu paket A, B dan C semakin bertambah, ini menjadi salah satu pertanyaan bagi kita, dari mana para output dari pendidikan kesetaraan tersebut. Oleh karena itu harapan kita kepada Pemda TTS khusus bidang pendidikan harus punya perhatian serius terhadap lembaga-lembaga pendidikan Non Formal agar bisa berjalan sesuai standar operasional.

Sementara Pengelola kegiatan PKBM Agustinus Benu, S. Pd, saat ditemui media ini di dekat Lokasi PAUD Nunoni (depan Gereja Musafir Nifu’Ue) Sabtu, 21/05/2022, dirinya menyatakan bahwa, waktu itu saya sudah kasih masuk data dan waktu mau ujian dan saya paksa berapa orang untuk ikut ujian karena waktu itu adalah ujian komputer, bebernya.

Sementara ketika tim media mewawancarai terkait dugaan penyelewengan data di PKBM yang dikelola sendri Ia pun tidak berkomentar. (SN/Tim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *