Spiritnesia.com, JAKARTA – Adopsi teknologi digital di sektor pendidikan bertujuan untuk menciptakan pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan, terutama dalam situasi pandemi Covid-19 yang berdampak pada sistem pendidikan Nasional. Bangsa Indonesia ditantang untuk dapat beradaptasi dengan sistem pendidikan baru yang mengandalkan teknologi.
Demikian disampaikan Direktur Ekonomi Digital Kemenkominfo RI, I Nyoman Adhiarna dalam Webinar Nasional bertajuk “Teknologi Digital untuk Pendidikan” yang merupakan salah satu dari rangkaian program Adopsi Teknologi Digital di Sektor Pendidikan pada Sabtu (18/12/2021).
“Kami telah melaksanakan adopsi teknologi digital sektor pendidikan di 10 kawasan dari jenjang SD, SMP, SMA dan jumlah ini akan terus kami tingkatkan tentunya,” jelasnya.
Menurut I Nyoman Adriarna, Kemenkominfo telah melakukan adopsi teknologi digital untuk 6 sektor strategis termasuk sektor pendidikan.
“Kami berharap teknologi yang diadopsi dapat diimbaskan dan diadopsi dengan cepat kepada sekolah – sekolah di sekitar kawasan tersebut,” imbuhnya.
Sementara itu, Dr. Yaswardi, M.Si. selaku Direktur GTK Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus Kemendikbudristek, pada kesempatan bicaranya mengatakan, bahwa pandemi Covid-19 memang telah memaksa dunia pendidikan untuk bisa sesegera mungkin melakukan transformasi digital. Begitu pun dengan pelakunya, baik guru dan murid dituntut untuk bisa cepat beradaptasi dengan sistem belajar dan mengajar yang baru.
“Kegiatan pembelajaran dapat dilakukan secara daring maupun secara blended learning. Peningkatan kompetensi bagi guru dapat dilakukan melalui bimtek maupun secara blended learning, guru belajar dan berbagi pelatihan/Bimtek yang dilakukan secara full daring,” paparnya.
Selanjutnya, Irfana Steviano dari Pusat Data dan Informasi Kemdikbudristek menambahkan bahwa, “Rumah Belajar sudah bertransformasi dari 2003, dikenal dahulunya sebagai edukasi.net awalnya merupakan penguat atau enhancement pembelajaran di kelas. Kami menyediakan learning resources atau materials. Dari situ, kita bertransformasi menjadi platform nomor 1 di Indonesia yang digarap oleh pemerintah. Kami juga mendapatkan juara 3 dalam kategori influencer marketing dalam bidang pendidikan. Banyak sekali penghargaan diberikan kepada Rumah Belajar sebagai platform penyedia learning resources.”
Menurut data dari Kemendikbudristek, hingga saat ini 1.062.342 pendidik dan tenaga kependidikan yang berasal dari 224.377 sekolah telah mengikuti pelatihan atau bimtek.
Google Master Trainer, kolaborasi antara Kemendikbudristek dengan google for education dan REFO peserta secara terpilih akan dilatih secara intensif terkait dasar-dasar keahlian Penggunaan Google suite for education dan di persiapkan untuk pengambilan sertifikasi Internasional Google Certified educator (Sertifikat Pendidik Google) Level 1.
Menjawab Dampak COVID-19 pada Sektor Pendidikan
Pandemi Covid-19 telah menjadi teror untuk berbagai aspek di dunia selama hampir dua tahun. Banyak perubahan dampak dari badai pandemi termasuk salah satunya sistem pendidikan.
Tentunya kondisi tersebut menjadi sebuah tantangan bagi bangsa Indonesia untuk bisa beradaptasi dengan sistem pendidikan baru yang mengandalkan teknologi.
Kementerian Komunikasi dan Informatika bersinergi dengan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi tentunya tidak tinggal diam melihat situasi yang ada. Kegiatan adopsi teknologi digital di sektor pendidikan dilaksanakan untuk menciptakan pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan di seluruh pelosok Indonesia dari Sabang sampai Merauke.
Sinergi dua kementerian ini diwujudkan melalui kegiatan Webinar Nasional bertajuk “Teknologi Digital untuk Pendidikan” yang merupakan salah satu dari rangkaian program Adopsi Teknologi Digital di Sektor Pendidikan pada Sabtu (18/12).
Webinar ini turut menghadirkan, Edria Albert (CTO/Co-Founder Pahamify), Sugiyanto Yonnatan (Education Lead Google Cloud Indonesia), Andes Rizky (Leader of Indonesia VR/Arassociation), sebagai narasumber. (Dit Ekonomi Digital/**)